==ALLAHU RABBI LAA USYRIKU BIHI SYAI`AN==


“Allah adalah Rabbku yang aku tidak sekutukan dengan apapun.”



Doa keramat pendek ini adalah ijazah yang kuterima dari seorang sahabatku seorang Gus IN, dari Ponpes Darul Ulum Tangkil Blitar.

Fadhilahnya untuk menghilangkan kesulitan apapun yang menghimpit diri kita. Cara bacanya dilantunkan sebanyak-banyaknya tanpa hitungan. Dalam kondisi terdesak, insya allah kesulitan akan menghilang dalam sekejap karena tiba-tiba ada solusi yang tidak terduga.

Aku mengenal Gus ini pertama kali saat beliau datang ke acara yang kubuat. Silaturahim Nasioal blog KWA di pantai Parangkusumo Yogyakarta April 2009. Blog yang awalnya sepi tiba-tiba ramai oleh para guru ahli hikmah yang berlomba-lomba memberi ijazah kepada masyarakat umum.

Doa, wirid, dzikir yang awalnya beredar di kalangan tertentu di pondok-pondok pesantren, tiba-tiba dibuka untuk masyarakat umum. Orang Aceh tiba-tiba memberi ijazah doa ilmu kebal. Orang badui tiba-tiba memberi ijazah ilmu rengkah gunung. Orang Madura mengijazahkan asmak sunge rajeh. Orang Riau mengijazahkan inti besi qursani dan sebagainya.

Efek media baru, berupa blog mengawali lahirnya media sosial yang kini kita kenal. Sekat tembok ekskusivitas pondok pesantren tiba-tiba jebol. Ilmu-ilmu hikmah tidak lagi diperjualbelikan dan berganti dengan penggratisan. Mahar yang awalnya sebagai akad untuk pengijazah diganti dengan sedekah kepada fakir miskin.

Ada yang hilang memang dadi keberadaan media sosial. Yaitu, pertama keakraban dan berkah dari guru pengijazah ilmu hikmah kepada para murid. Sebab guru tidak bisa mengawasi perkembangan mental spiritual para murid. Kedua, murid yang belajarnya tidak diawasi menjadi bingung. Apakah ilmu yang telah dipelajari dan diriyadhoinya bisa maksimal. Muncullah kebingungan dan kebimbangan.

Setelah sekian lama masyarakat dibanjiri informasi yang tidak relevan bahkan terkadang hoax dan menyesatkan diiringi pula fenomena munculnya guru spiritual karbitan dengan berbagai trik dan tipuan maka muncul lagi kerinduan untuk mencari dan menemukan guru hikmah yang benar-benar bisa dijadikan suri tauladan.

Guru hikmah sejati pasti beda dengan yang karbitan. Yang sejati memiliki kekeramatan khusus karena amal soleh yang telah dilakukannya sejak lama. Niatnya memberi ilmu bukan mencari popularitas dunia, tapi hanya melaksanakan perintah Allah SWT. Soal populer atau menjadi viral jelas tidak penting.

“Yang penting ada dan Tuhan menyaksikannya. Entah dimana adanya. Kehadiran kita, tidak penting makhluk mengetahuinya atau tidak,” jelas mbah JR, guru ilmu hikmah dari Cirebon yang punya kebiasaan hadir di setiap acara silaturahim KWA namun tidak mau memperkenalkan diri kepada khalayak.

“Tuhan hanya meninggalkan jejak, tidak penting apakah makhluk mencarinya atau tidak,” jelasnya sambil terkekeh.

Ki wongalus (tengah)

@wongalus 2023

(*)

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 3 Komentar

Navigasi pos

3 thoughts on “==ALLAHU RABBI LAA USYRIKU BIHI SYAI`AN==

  1. Anonim

    Hati hati mengunakan ilmu, atau doa, semua ilmu itu baik dan doa itu baik, tapi satu dengan yang lainnya bisa berlawanan , seperti hizib Syamsi dengan kalimah tiga itu berlawanan , bukannya baik rezeki tapi malah seret rezeki, itu pengalaman saya, semua ilmu itu baik, saran saya doa itu yang cocok dengan kita yang mana, kita tekuni, seperti kata KH Abdul Gofur Lamongan, semua ilmu itu baik tapi tidak semua cocok dengan kita,

  2. Anonim

    Qobiltu

  3. Anonim

    Ijin mengamalkan.

Tinggalkan komentar