RYANA

ALAM RUHANI DI DALAM DIRI MANUSIA


==RYAN==

ALAM RUHANI yang saya maksud dalam artikel kali ini bukan alam jin atau alam malaikat, tetapi alam-alam batin yang ada dalam jiwa manusia. Alam batin yang menyertai alam lahir manusia secara manusiawi. Dengan alam batin, manakala indera-indera yang ada di dalam alam batin itu hidup, maka manusia bisa mengadakan interaksi dengan makhluk batin dengan segala rahasia kehidupan yang ada di dalamnya sebagaimana dengan alam lahir manusia dapat mengadakan komunikasi dengan makhluk lahir dengan segala urusannya.

Untuk menghidupkan indera-indera yang ada di alam batin tersebut, manusia harus mampu mencapainya dengan jalan melaksanakan mujahadah dan riyadhoh di jalan Allah. Mengharapkan terbukanya matahati (futuh) dengan menempuh jalan ibadah (thoriqoh) dengan bimbingan seorang guru mursyid sejati. Perjalanan tersebut bukan menuju suatu tempat yang tersembunyi, melainkan menembus pembatas dua alam yang di dalamnya penuh mesteri.

Dengan itu supaya ia mencapai suatu keadaan yang ada dalam jiwa yang dilindungi, supaya dengan keadaan itu ia dapat menemukan rahasia jati diri yang terkadang orang harus mencari setengah mati. Itulah perjalanan tahap awal yang harus dicapai seorang salik dengan sungguh hati. Lalu, dengan mengenal jati diri itu, dengan izin Allah selanjutnya sang pengembara sejati dapat menemukan tujuan akhir yang hakiki, yakni menuju keridhoan Ilahi Rabbi.

 Terkait dengan tujuan ini, kita perlu mengenali beragam jenjang ruhani dalam diri manusia yaitu:

 RUH IDOFI (RUH ILOFI)

Ini ruh yang sangat utama bagi manusia. Ruh Idofi juga disebut SUBSTANSI/ESENSI MANUSIA, karena ruh inilah maka manusia dapat hidup. Bila ruh tersebut keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati. Ruh ini juga sering disebut NYAWA . Ruh Idofi merupakan sumber dari ruh-ruh lainnyapun akan turut serta. Tetapi sebaliknya kalau salah satu ruh yang keluar dari raga, maka ruh Idofi tetap akan tinggal didalam jasad. Dan manusia itu tetap hidup. Bagi mereka yang sudah sampai pada irodat allah atau kebatinan tinggi, tentu akan bisa menjumpai ruh ini dengan penglihatannya. Dan ujudnya mirip diri sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin. Meskipun ruh-ruh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan ruh yang satu ini.Alamnya ruh idofi beruoa nur terang benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin). Tentu saja kita dapat menjumpainya bila sudah mencapai tingkat INSAN KAMIL  — dalam martabat tujuh red.—

 RUH RABANI

Adalah Ruh yang dikuasai dan diperintah oleh ruh idofi. Alamnya ruh ini ada dalam cahaya kuning diam tak bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak mempunyai kehendak apa-apa. Hatipun terasa tenteram. Tubuh tak merasakan apa-apa.

 RUH RUHANI

Adalah Ruh inipun juga dikuasai oleh ruh idofi. Karena adanya ruh Ruhani ini, maka manusia memiliki kehendak dua rupa. Kadang-kadang suka sesuatu, tetapi di lain waktu ia tak menyukainya. Ruh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Ruh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, yaitu : Nafsu Luwamah (aluamah), Nafsu Amarah, Nafsu Supiyah dan Nafsu Mulamah (Mutmainah).

 Kalau manusia ditinggalkan oleh ruh ruhani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu ruh ruhani yang mengendalikannya. Maka, kalau manusia sudah bisa mengendalikan ruh ruhani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan. Ruh ruhani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Dimana pandangan kita tempatkan, disitu ruh ruhani berada. Sebelum kita dapt menjumpainya, terlebih dulu kita akan melihat bermacam-macam cahaya bagai kunang-kunang. Setelah cahaya-cahaya ini menghilang, barulah muncul ruh ruhani itu.

 RUH NURANI

Ruh ini di bawah pengaruh ruh-ruh Idofi. Ruh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang. Karena adanya ruh ini menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang  hatinya. Kalau Ruh Nurani meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya menjadi gelap dan gelap pikirannya.
Ruh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Ruh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya.  Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.

 RUH KUDUS (RUH SUCI)

Adalah Ruh yang di bawah kekuasaan Ruh Idofi juga. Ruh ini mempengaruhi orang yang bersangkutan mau memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi berbuat kebajikan dan mempengaruhi berbuat ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya.

 RUH RAHMANI

Adalah Ruh dibawah kekuasaan ruh idofi pula. Ruh ini juga disebut Ruh Pemurah. Karena diambil dari kata Rahman yang artinya pemurah. Ruh ini mempengaruhi manusia bersifat sosial, suka memberi.

 RUH JASMANI

Adalah Ruh yang juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi. Ruh ini menguasai seluruh darah dan urat syaraf manusia. Karena adanya ruh jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Bila Ruh ini keluar dari tubuh, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit. Kalau kita berhasil menjumpainya, maka ujudnya akan sama dengan kita, hanya berwarna merah.
Ruh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.

 RUH NABATI

Adalah ialah ruh yang mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan badan. Ruh ini juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi.

 RUH REWANI

Adalah ruh yang menjaga raga kita. Bila Ruh Rewani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan tidur. Bila masuk ke tubuh orang akan terjaga. Bila orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang, maka ruh rewani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainya. Jadi mimpi itu hasil kerja ruh rewani yang mengendalikan otak manusia. Ruh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi. Jadi kepergian Ruh Rewani dan kehadirannya kembali diatur oleh Ruh Idofi. Demikian juga ruh-ruh lainnya dalam tubuh, sangat dekat hubungannya dengan Ruh Idofi.

 Setelah kita mengenali ragam jenis ruh tadi, alangkah ideal bila pada akhirnya kita perlu mencari hakekat dari Nur Iman dan buah ilmu dan amal yang datangnya dari Allah SWT dan dipilihkan oleh Allah SWT. Ia diberikan khusus hanya kepada para kekasih-Nya dari para Nabi, ash-Shiddiq, Shuhada’ dan para Wali-wali-Nya. Bisikan yakin itu berupa ajakan yang selalu terbit dari dalam hati untuk mengikuti kebenaran walau seorang hamba itu sedang dalam lemah wiridnya.

Bisikan yakin itu tidak akan sampai kepada siapapun, kecuali terlebih dahulu manusia mendapatkan tiga hal:
(1) ILMU LADUNI;
(2) AHBARUL GHUYUB (KHABAR DARI YANG GAIB)
(3) ASRORUL UMUR (RAHASIA SEGALA URUSAN).

Bisikan yakin itu hanya diberikan oleh Allah Ta’ala kepada orang-orang yang dicintai-Nya, dikehendaki-Nya dan dipilih-Nya. Yaitu orang-orang yang telah mampu fana di hadapan-Nya. Yang telah mampu gaib dari lahirnya. Yang telah berhasil memindahkan ibadah lahir menjadi ibadah batin, baik terhadap ibadah fardhu maupun ibadah sunnah. Orang-orang yang telah berhasil menjaga batinnya untuk selama-lamanya. Allah SWT yang MENDIDIK / mentarbiyah mereka.

Orang tersebut dipelihara dan dicukupi dengan sebab-sebab yang dapat menyampaikan kepada keridlaan-Nya dan dijaga serta dilindungi dari sebab-sebab yang dapat menjebak kepada kemurkaan-Nya. Orang yang setiap saat ilmunya selalu bertambah. Yaitu ketika terjadi pengosongan alam fikir, maka yang masuk ke dalam bilik akalnya hanya yang datangnya dari Allah SWT. Seorang hamba yang ma’rifatnya semakin hari semakin kuat. Nurnya semakin memancar. Orang yang selalu dekat dengan yang dicintainya dan yang disembahnya. Dia berada di dalam kenikmatan yang tiada henti. Di dalam kesenangan yang tiada putus dan kebahagiaan tiada habis. Surga baginya adalah apa yang ada di dalam hatinya.

Ketika ketetapan ajal kematiaannya tiba, disebabkan karena masa baktinya di dunia fana telah purna, maka untuk dipindahkan ke dunia baqo’, mereka akan diberangkatkan dengan sebaik-baik perjalanan. Seperti perjalanan seorang pengantin dari kamar yang sempit ke rumah yang luas. Dari kehinaan kepada kemuliaan. Dunia baginya adalah surga dan akherat adalah cita-cita. Selama-lamanya mereka akan memandang wajah-Nya yang Mulia, secara langsung tanpa penghalang yang merintangi.

NAFSU dan RUH adalah dua tempat bagi setan dan malaikat. Keadaannya seperti pesawat penerima yang setiap saat siap menerima signal yang dipancarkan oleh dua makhluk tersebut. Malaikat menyampaikan dorongan ketakwaan di dalam ruh dan setan menyampaikan ajakan kefujuran di dalam nafsu. Oleh karena itu, nafsu selalu mengajak hati manusia untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan hina dan nista

Di antara keduanya ada Akal dan Hawa. Dengan keduanya supaya terjadi proses hikmah dari rahasia kehendak dan keputusan Allah yang azaliah. Yaitu supaya ada pertolongan bagi manusia untuk berbuat kebaikan dan dorongan untuk berbuat kejelekan. Kemudian akal menjalankan fungsinya, memilih menindaklanjuti pertolongan dan menghindari ajakan kejelekan, dengan itu supaya tidak terbuka peluang bagi hawa untuk menindaklanjuti kehendak nafsu dan setan.

 Sedangkan di dalam hati ada dua pancaran Nur, “NUR ILMU DAN NUR IMAN”. itulah yang dinamakan yakin. Kesemuanya indera tersebut merupakan alat-alat atau anggota masyarakat hati. Hati bagaikan seorang raja terhadap bala tentaranya, maka hati harus selalu mampu mengaturnya dengan aturan yang sebaik-baiknya. Demikian dipesankan Syekh Abdul Qodir al-Jailani dalam bukunya Al-Ghunyah. Terima kasih dan salam persaudaraan sejati.

 @kepulauan riau, 2013

Categories: RYANA | 23 Komentar