*KERAMAT*


Suatu ketika KH Syarwani Abdan alias Guru Bangil diperintah gurunya Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf Pasuruan yang notabene Wali Qutub Jawa pada zamannya untuk menemui 40 wali ke makam Sunan Ampel.

Tanpa pikir panjang, Guru Bangil tiba di makam sesepuh walisongo itu. Sambil berjalan Guru Bangil melihat seseorang yang berjualan es. Tatap mata terjadi, si penjualan es bilang “Anaa wahid min arba’iin (aku salah satu dari yang empat puluh).”

Ada lagi seorang pedagang mainan datang dan berbisik dia juga salah satu dari yang empat puluh wali mastur yang dicarinya hingga genap 40 orang.

Semuanya berpakaian biasa, tidak bersurban, tidak nampak seperti gambaran wali. Semua mengagetkan Guru Bangil. Itu salah satu contoh fenomena keramat yang dialami gurunya Abah Guru Sekumpul itu.

Keramat, karomah, atau kejadian yang luar biasa di luar akal dan kemampuan manusia biasa akan terjadi pada seorang yang ditunjuk jadi “wali” oleh Allah.

Pertama kali kemuliaan/kehormatan (arti karomah) muncul tentu sumbernya langsung Rasulullah Muhammad SAW. Setiap detail perilakunya terbimbing langsung oleh mukjizat.

Generasi keramat selanjutnya adalah sahabat empat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, dan seterusnya hingga kita mengenal para sufi besar seperti Ibrahim bin Adham, Abu Yazid al Busthomi, Rabiah al Adawiyah, Asy Sybli, Syekh Abdul Qadir al Jailani, Syekh Hasan Syadzili, para Walisongo, para ulama habib nusantara yang terkenal kekeramatannya.

Setidaknya, dalam literatur ada tiga jalan kewalian: syariat, tarekat, dan hakikat seperti ungkapan “Fa syari’atun ka-safinatin wa thariqatun kal-bahri tsumma haqiqatun dzurrul ghala”. Syariat bagaikan perahu, tarekat seperti lautan, sedangkan hakikat laksana mutiara yang terdapat dalam lautan.

Jalan itu nanti akan bermuara makrifat, mengenal Allah SWT secara hakiki. Pada titik ini, tentu saja setiap perilaku sang wali akan terbimbing oleh energi Ilahi, dan otomatis keramat.

Namun para ulama mengingatkan agar keramat tidak jadi tujuan. “Al-Istiqomah khoirun min alfi karomah” yang artinya Istiqamah lebih baik daripada seribu karomah. Orang yang istiqamah adalah mereka yang konsisten dan terus-menerus melakukan ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Selamat berpuasa Romadhon, dulur KWA. Perjuangan belum berakhir sampai Idul Fithri. Amin Yra.

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 2 Komentar

Navigasi pos

2 thoughts on “*KERAMAT*

  1. Alhamdullillah pd Allah. Trima kasih pd sahabat kluarga besar be Wong Halus.

  2. Anonim

    Bacaan sholawat diri sdri.
    Sholawat utk sluruh nabi n rosul.

Tinggalkan komentar