Monthly Archives: Mei 2018

IJAZAH ASMAK IDRISIYA KE-5


ARTIKEL KIRIMAN NUN DIN

nun.din01@gmail.com

 

 Bismillahirrohmaanirrohiim….
 *Yaa Hayyu hiina laa hayya fi daymuumati mulkihi wa baqo-ihi yaa hayyu*
Asma’ ini Alloh berikan ke Nabi Khidir A.S
Khasiat :
– Dilaksanakan semua hajat
– menghidupkan hati yg mati
– menyehatkan orang yg sakit
Asma’ ini dibaca selama 7 hari, setiap harinya 1041 x,tapi sebelumnya tulis dulu rajahnya menggunakan tinta za’faron di campur misik lalu masukkan pada air campuran gula areng yg telah di lebur.
setiap sampai pada hitungan 100x tiupkan ke rajah yg ada dalam wadah tadi,jadi 100×10,+ 41 pada hitungan terakhir.
Pada hari terakhir minum air rajahan itu tampa sisa dan rajahnya anda tanam di bawah pohon yang berbuah
– begitu juga untuk membuka urusan urusan agama dan dunia,
– Dan apabila ada orang sakit yg sangat berat tetapi penyakitnya tidak diketahui baik oleh medis ataupun orang pintar,
 maka tulislah rajahnya menggunakan tinta za’ faron yg telah dicampur dgn misik, kemudian masukkan rajah tersebut pad air gula,bacakan asmanya 41x dan diminumkan pada sisakit maka dgn izin Alloh SWT. Sisakit akan sembuh seketika.
Rajahnya simpang di bawah kasur/bantal si pasien.
– Jika isim ke 5 ini dibaca dgn hati yg benar benar ikhlas, mk sipembacanya tidak akan mengalami kefakiran selamanya,
Dipanjangkan umurnya dgn izin Alloh SWT.
( kitab khofiyyul asror )
Usman bin hasan bin ahmad as- syakir al khoubuwi
Categories: IJAZAH ASMAK IDRISIYA KE-5 | 13 Komentar

YAASIIN KHUSUS KEREZKIAN DAN MEMESRAHKAN NUR MUHAMMAD PADA DIRI


artikel kiriman email
nun.din01@gmail.com
AL-IKHLAS,11x
SURAH YAASIIN,1x.DENGAN KAEDAH PEMBACAAN SEPRTI INI :
_ AYAT PERTAMA DI ULANG 70x,LALU BACA INI ( ASSHALATU WASSALAAMU ALAIKA YAA SAYYIDI YAA ROSULALLAH KHUDZ BIYADI QOLLAT HIILATI ADRIKNI,16x )
_SESUDAH AYAT KE-4 BACA INI ( ANA FII JAHI ROSULALLAH SHOLLAAHU ALAIHI WASALLAM,16x )
_SESUDAH AYAT KE-34 BACA INI ( YAA KAAFII YAA MUGHNI YAA FATTAHU YAA RAZZAQ,16x )
_SESUDAH AYAT KE-83 ATAU AYAT TERAKHIR BACA INI ( ALLAHUMMAH HABIIBNI ILAA NABIYYIKA MUHAMMADIN SHOLLALLAAHU ALAIHI WASALLAM,10x )
AL-FATIHAH,17x
DIAMALKAN SEBELUM SHOLAT SUBUH,SAYA SENDIRI MENGAMALKANNYA SEBELUM BERANGKAT KE MASJID UNTUK SHOLAT SUBUH.
INI PASANGAN SIIR YAASIN YANG PERNAH DI POSTING SEBELUMNYA,SIIR YAASIIN NYA DIAMALKAN SESUDAH SHOLAT MAGHRIB DAN YAASIIN KHUSUS KEREZKIIAN DAN MEMESRAHKAN NUR MUHAMMAD PADA DIRI SEBELUM SHOLAT SUBUH.
@2018
Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 25 Komentar

*IJAZAH UANG GOIB* Amalan eksklusif menjelang Ramadhan, Dulur….


Fadhilah: rejeki lancar, datangnya rezeki dari arah goib setiap hari.

Caranya: dilakukan setiap tengah malam sampai berhasil. Tidak ada ketentuan berapa hari. Apabila niatnya benar-benar ikhlas maka khodam asmak HASBUNALLOHU WA NI’MAL WAKIIL akan datang membawakan nafkah (uang) yang lebih. Kadang-kadang nafkah (uang) itu ditemukan setiap pagi di bawah bantal. Kalau tidak demikian, insyaallah, setidaknya pengamal rutin (istiqomah) wirid ini akan takjub dengan lancarnya rezeki yang mengalir.

Amalannya:

Tawassul  kirim alfatihah kepada Nabi Muhammad SAW, Syekh Abu Hasan Asy Syadzili, dan khodam asmak Hasbunallah.

Selanjutnya baca:

HASBUNALLOHU WA NI’MAL WAKIIL 4500  x

 Lanjutkan dengan membaca doa di bawah ini 313 x:

ALLOOHUMMA YAA KAAFII IKFINII NAWAAIBAD DUNYAA WA MASHOOIBAD DAHRI WA DZULLAL FAQRI. ALLOOHUMMA YAA GHONIYYU AGHNINII BI GHINAAKA ‘AMMANG SIWAAKA WA BIJUUDIKA WA FADHLIKA ‘AN KHOLQIKA.

FA INNAKA QULTA WA QOWLUKAL HAQQUL MUBIIN: UD’UUNII ASTAJIB LAKUM. DA’AWNAAKA KA MAA AMARTANAA. FASTAJIB MINNAA KA MAA WA’ATTANAA.

ALLOOHUMMA YAA MUGHNIYYU AS ALUKA GHINAD DAHRI ILAL ABADI.

ALLOOHUMMA YAA FATTAAHU IFTAH LII BAABA ROHMATIKA, WASBUL ‘ALAYYA SATRO ‘INAAYATIKA, WA SAKHKHIR LII KHOODIMA HAADZIHIL ASMAAAAA I BI SYAI IN ASTA’IINU BI HII ‘ALAA MA’AAYISYII WA AMRI DIINII WA DUNYAAYA WA AAKHIROTII WA ‘AAQIBATI AMRII. WA SAKHKHIRHU LII KA MAA SAKHKHORTAR-RIIHA WAL-INGSA WAL-JINNA WAL-WAHSYA WATH-THOIRO LI NABIYYIKA SULAIMAANAB-NI DAAWUUDA ‘ALAIHIMAS-SALAAM.

WA BI AHYAA SYAROOHIYAA ADUUNAAYA ASHBAAWUTA AALA SYADAAYA.

YAA MAN AMRUHUU BAINAL KAAFI WAN-NUUNI. INNA MAA AMRUHUU IDZAA AROODA SYAI AN AY-YAQUULA LAHUU KUN FA YAKUUN. FA SUBHAANAL-LADZII BI YADIHII MALAKUUTU KULLI SYAI IW-WA ILAIHI TURJA’UUN.

Usai melakukan riyadhoh, maka print/tulis dan simpan rajah ini di dompet/kotak uang.

Rajahnya:

rajah sirul jalil

 

 *Setelah memiliki rajah, riyadhoh di atas bisa dilakukan berulang-ulang sesering mungkin. 

Mudah-mudahan amalan ini bermanfa’at dan barokah bagi kita semua dengan izin dan ridho ALLAH SWT. Amin.

Ijasah selesai sempurna

=======================================================

BONUS:

  1. silahkan di klik IJAZAH SHOLAWAT INDUK UANG (KWA OKE)
  2. AMALAN JALBUR REJEKI dibawah ini:

JALBUR REZEKI

FADHILAH:  lancar rejeki dan pesugihan yang sangat kuat

CARANYA: dilakukan setiap hari dan pengamal rutin (istiqomah) dianjurkan. Tidak ada jumlah berapa hari dalam pengamalannya. Semakin banyak maka akan semakin kuat power rejeki yang ditarik.

AMALANNYA:

Tawassul  kirim alfatihah kepada Nabi Muhammad SAW, Syekh Abu Hasan Asy Syadzili, dan khodam asmak Hasbunallah.

Selanjutnya baca 313 x:

HASBUNALLOHU WA NI’MAL WAKIIL  313  x

Lanjutkan dengan membaca doa di bawah ini 10 x.

QULILLAAHUMMA MAALIKAL MULKI TU’TIL MULKA MIMMAN TASYAA’UWATANZI’UL MULKA MIMMAN TASYAA’U WATU’ZZU MAN TASYAA’U WATUDZILLU MAN TASYAA’U BIYADIKAL KHOIRU INNAKA ‘ALAA KULLI SYA’INQODIIRUN. TUULIJULLAILA FINNAHAARI WATUULIJUNNAHAARO FILLAILIWATUKHRIJUL HAYYA MINAL MAYYITI WATUKHRIJUL MAYYITA MINALHAYYI WATARZUQU MAN TASYAA’U BIGHOIRI HISABBIN. 10 x

 Lanjutkan dengan membaca wirid 1900 X :

 YA ROZZAQ  YA WAHHAAB YA FATTAAH YA GHONIYY YA  MU’THII 1900 x

Setiap sampai 100 x selingi dengan membaca:

QOOLA ‘IISABNU MARYAMALLOHUMMA ROBBANAA ANZIL ‘ALAINAAMAA’IDATAMMINASSAMAA’I TAKUUNU LAANAA ‘IIDALLI AWWALINAA WAAAKHIRINAA WA AAYATAMMIKA WARZUQNAA WA ANTAKHOIRUROOZIQIINA

Mudah-mudahan amalan ini bermanfa’at dan barokah bagi kita semua dengan izin dan ridho ALLAH SWT. Amin.

terakhir saya berpesan kepada pembaca KWA:

KUNCI MENGAMALKAN ILMU HIKMAH itu BUKANNYA DOANYA, TAPI ADA DUA HAL :

  1. MENATA HATI DENGAN BERSYUKUR, IKHLAS, BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH SWT DAN PASRAH KEHENDAK/IRADAT ALLAH SWT.

  2. MENATA PERBUATAN YANG MULIA, SUKA MEMBERI, SUKA MENOLONG, TIDAK PELIT DAN TIDAK HANYA MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI. PIKIRKAN ORANG LAIN, BERBUATLAH AGAR ORANG LAIN MENDAPATKAN MANFAAT DARI PERBUATANMU. TIDAK HANYA TEORI, TEORI, TEORI… TAPI PRAKTEKNYA.

     

    Terima kasih dan ayo kita hormati para guru. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

    #wongalus,2018

Categories: *IJAZAH UANG GOIB* | 83 Komentar

PIWULANG SEJATINING URIP


PADA SUATU KETIKA SESEORANG AKAN MENYADARI BAHWA RUMAH, MOBIL, PACAR, KELUARGA, ILMU PENGETAHUANNYA, KEKAYAANNYA BAHKAN DIRINYA SENDIRI YANG SELAMA INI DIBANGGAKANNYA ITU TERNYATA TIDAK BERARTI APA-APA BAGI KEHIDUPAN ABADINYA. PADA SEBUAH PERISTIWA YANG MENGHANTAM KESADARANNYA, DIA DIPAKSA UNTUK MENGAKUI BAHWA HIDUPNYA GAGAL DAN SIA-SIA. APA YANG DIMILIKINYA, APA YANG DICINTAINYA DAN APA YANG DIHARAPKANNYA BISA MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN DAN KESELAMATAN TERNYATA NOL BESAR. SESEORANG MERASA TERASING, SEPI DAN TERSINGKIR MESKIPUN DI SANA BANYAK SAHABAT DAN KELUARGA YANG MENGHIBURNYA. HATINYA KOSONG, MERANA DAN KETAKUTAN.

Kita berteduh di bawah sebuah dunia benda-benda dan diri jasmani yang sesungguhnya tidak kekal. Yang kekal justeru adalah apa yang selama ini kita anggap sebagai hal yang gaib. Hal yang menakutkan dan hal yang bersifat mitos dan klenik. Kita enggan memasuki wilayah-wilayah tersebut karena kita merasa tidak senang dan nyaman. Padahal, senang dan nyaman yang bisa merasakan adalah jasad, tubuh dan fisik yang nantinya akan mengalami sakit, renta dan sirna ditelan kematian. Jasad kita akan dikubur atau dibakar… Musnah dimakan cacing tanah atau diterbangkan angin.

Tidak ada sesuatu yang abadi kecuali perubahan. Akhirat adalah sebuah zona metafisik dan gaib yang senantiasa berubah sesuai dengan garis kodrat yang diciptakan oleh manusia sendiri. Yang bisa merasakan yang abadi ini adalah RUH kita. Ruh adalah bagian yang paling hakiki, paling esensial, paling substansial, paling sejati pada diri kira. RUH senantiasa bermeditasi dalam keheningan dan berada di sebuah tempat tersuci di dalam diri manusia. Karena tidak pernah bohong, tidak mengalami kematian, senantiasa menyuarakan kebenaran maka RUH disebut dengan GURU SEJATI atau AKU SEJATI.

Meskipun jasad berada di dunia sekarang ini, namun RUH senantiasa berada di dalam genggaman-Nya dan beradanya RUH melampaui ruang dan waktu dunia. Jadi RUH senantiasa dalam kondisi tetap hidup abadi sepanjang masa. Setelah ditiupkannya RUH dan kemudian “menjadi” manusia maka RUH ini tidak pernah mati lagi untuk selama-lamanya. RUH menikmati dunia dan akhirat, mengalami berbagai macam baju kesadaran akal dan hati manusia. RUH tidak mengenal pintar dan bodoh, berilmu maupun tidak berilmu, tidak mengerti cinta dan benci, tidak merasakan susah dan senang. RUH kita senantiasa ADA karena sesungguhnya RUH adalah bagian emanasi dari Dzat Tuhan Yang Maha Abadi.

 Kalau kita menggunakan alat Elektro Encepalograph (EEG) untuk mengukur gelombang otak manusia maka kita tetap tidak akan mendapati kesadaran ruh. KESADARAN RUH akan terbangun saat semua aktivitas otak kita berhenti total, yaitu saat kita mengalami KEMATIAN. MATINYA JASAD FISIK DAN OTAK TIDAK BERARTI MATINYA RUH. Kesadaran Ruh(ani) akan terjaga dan bangun secara otomatis saat kita tidak lagi berpikir apa-apa. Saat kita tidak merasakan perasaan apa-apa. Kesadaran Ruh tidak akan bisa dilatih dengan hanya melakukan aktivitas olah raga, olah pikir maupun olah rasa. Kesadaran ruh adalah kesadaran berketuhanan yang bisa diusahakan dengan upaya yang sungguh-sungguh bertentangan dengan apa yang kita pikirkan, apa yang kira rasakan dan apa yang kita harapkan. Sebab ruh tidak berpikir, ruh tidak merasakan apa-apa dan ruh tidak berharap apa-apa.

Energi ruh kita berasal dari mana? Energi ruh kita berasal dari ENERGI TUHAN. Yang tidak pernah akan habis sekian triliun tahun, yang tidak akan pudar meskipun sudah menyinari sekian milyar batin manusia. Energi ruh abadi selama-lamanya karena selalu terpancar dari Dzat-Nya yang Maha Sempurna. Karena sifatnya yang abadi, maka ruh tidak mengenal surga dan neraka. Surga dan neraka adalah Ciptaan Tuhan, sementara RUH adalah bagian dari Dzat Tuhan. Tidak mungkin Tuhan menempatkan diri-Nya sendiri di dalam tempat surga dan neraka. Sehingga benar bila nanti setelah alam semesta ini digulung, maka Ruh kita akan kembali di dalam Diri-Nya. Surga dan neraka “diciptakan” sendiri oleh manusia, untuk mereka yang masih berkeinginan untuk melanjutkan kehidupannya setelah kehidupan nyata di bumi ini berakhir. Ini wilayah gaib yang tercipta bagi mereka yang BELUM PUAS DENGAN KEHIDUPAN DUNIA ini. Bagi mereka yang sudah puas dan bersyukur diperkenankan Tuhan untuk hidup di dunia ini saja, maka tempat tinggal mereka selanjutnya tidak di surga atau neraka. Mereka akan MENJADI TUHAN sebagaimana AWALNYA DULU SEBELUM SEMUANYA ADA KECUALI DZAT-NYA.

Maka cermatilah apa sebenarnya keinginan kita sekarang? Apa ingin keadilan, kesamaan, kesetaraan dengan yang lain karena merasa bahwa di dunia ini dia merasa diperlakukan secara semena-mena, tidak setara dan sederajat dan masih merasa bahwa kebahagiaan dan kenyamanan patut diperjuangkan. Orang yang masih berkeinginan melanjutkan perjuangan menuntut keadilan, Tuhan akan mengganjarnya dan membalasnya dengan SURGA atau NERAKA. Dia akan mendapatkan hukum sebab dan akibat dari buah niat, perbuatan dan amalnya. Keinginan adalah zona pikiran, perasaan dan hati. Sehingga masih bersifat “JASAD FISIK” BUKAN LAHIR DARI KESADARAN RUH. Coba tanya pada orang-orang yang sudah mati dan kesadaran ruhnya sudah hidup, apa yang diinginkannya? Jawabannya PASTI BUKAN INGIN MASIH SURGA LAGI… RUH PASTI TIDAK INGIN APA-APA LAGI KARENA SUDAH MENYATU DENGAN TUHAN.

Maka nanti di Surga atau neraka adalah tempat bagi DIRI-DIRI MANUSIA YANG MASIH MEMILIKI KEINGINAN-KEINGINAN. Keinginan akan terpuaskan sesaat, namun kemudian akan bosan dan tidak kekal. Sehingga surga dan neraka adalah tempat yang akan mengalami kehancuran dan tidak abadi. Satu-satunya Yang Abadi adalah Dzat Tuhan. Yang lain tidak akan pernah abadi dan akan mengalami penyusutan dan pemudaran sebagaimana hukum keinginan. Lihatlah, bacalah dan hayati maknanya secara mendalam apa yang ada di surga dan neraka menurut Kitab Suci: di surga ada wanita tercantik yang siap ditiduri setiap saat, di surga ada istana megah dan membahagiakan: Maka bisa disimpulkan DI SURGA MASIH ADA KEINGINAN DAN KEINGINAN ADALAH WUJUD FISIK MANUSIA YANG SIFATNYA SEMENTARA.

Bertanyalah kepada Para Nabi dan Rasul sepanjang masa mulai Adam AS, Musa AS, Ibrahim AS, Isa AS hingga Muhammad SAW dulu, apa yang Anda inginkan dalam hidup ini… Masuk Surga dan Hidup Bahagia atau ingin yang lain? Saya berani bertaruh mereka tidak akan menjawab apa-apa. kenapa demikian? Sebab dia tidak akan menggadaikan hidup demi jasadnya untuk memperturutkan keinginannya. Keinginan selalu bersifat FISIK sehingga tidak mungkin para rasul yang suci itu ingin masuk surga atau neraka. Coba tawarkan kepada mereka satu ton emas dan kekuasaan dunia agar mereka meninggalkan keyakinan TAUHID, mereka pasti akan menolaknya mentah-mentah, sebagaimana pernah dikatakan MUHAMMAD SAW: “SEKIRANYA KAU LETAKKAN MATAHARI DI TANGAN KANANKU DAN BULAN DI TANGAN KIRIKU AGAR AKU MENINGGALKAN KEYAKINANKU, MAKA AKU TIDAK AKAN MELAKUKANNYA. AKU MEMILIH MATI TERBAKAR HABIS DEMI KEYAKINANKU.

Para nabi dan rasul itu adalah MANUSIA yang berjalan TANPA KEINGINAN sebab KEINGINAN ADALAH PENDERITAAN dan ketidakkekalan. MEREKA berjalan dengan KESADARAN RUH-NYA. Mereka adalah manusia seperti kita juga. Bila mereka bisa, kenapa kita tidak mencoba?

CARA RAHASIA

Bagaimana membangunkan kesadaran ruh? Jawabnya adalah selalu mengingat Tuhan (Dzikir). Dzikir adalah cara rahasia yang mampu menembus kesadaran jasad dan fisik untuk masuk ke ruang KESADARAN RUH. Dzikir adalah tombak yang mampu menembus berbagai hijab/tirai pembungkus jati diri manusia yang palsu. Dzikir itu bukan sekedar mengawal syariat manusia itu agar betul dan bergerak di atas Tauhid kepada Allah SWT semata-mata. Tetapi ia juga bertujuan untuk memaastikan kita agar senantiasa mengingati dan berikhtiar untuk melekatkan diri kita dengan sifat-sifat yang ada kepada Allah.

Dzikir juga penawar untuk mengobati batin, pembersih batin, mensucikan batin sekaligus dan membuka CAHAYA KALBU serta menghancurkan darah kotor di ujung jantung, yang dinamakan ”Istana Setan”. Apabila seluruh batin kita sudah terselimuti dengan Dzat-Nya, maka seluruh batin kita akan cerah dan dapat berfungsi dengan baik seperti malam hari diterangi bulan purnama. Orang yang dzikir mata dan telinga batinnya akan terbuka dengan terang.

Apabila hati sudah disuluhi cahaya-NYA, maka setiap saat kita mengalami makrifat. Proses pemancaran (wujud) cahaya dzikir itu seperti proses pemancaran cahaya matahari yang tertimpa ke atas bulan dan memancarkan cahaya yang nyaman ke bumi. Apabila sampai ke tahap ini, seseorang dapat mengetahui sesuatu dengan mata batinnya yang tidak dapat ditangkap mata, dapat ditangkap oleh telinga. Dia mendengar dan faham segala gerak-gerik alam, hewan, serangga, daun, kayu, ombak, hembusan angin, jin, malaikat. Dirinya dapat mengetahui sesuatu yang terjadi meskipun dia berada di alam tidur. Dia juga tahu apa yang akan terjadi. Pendeknya segala rahasia akan terbaca dengan jelas!

Mereka dapat bertahan lapar, haus dan menahan sakit dan penderitaan-penderitaan fisik yang lain. Tubuh mereka menjadi KEBAL dari duka, sakit dan pedih. Kita sering mendengar para para manusia yang sampai di tahap perjalanan spiritual ini mampu tidak makan bertahun-tahun dan tidak sakit bertahun-tahun. Tuhan tidak sembarangan memaparkan bagaimana kekuatan para Pemuda Ashabul Khafi: tujuh orang pemuda yang semuanya anak raja tidur selama 309 tahun karena amal sucinya. Mereka adalah utusan Tuhan, yang merupakan ahli dzikir. Logika awam, puluhan hari tanpa makan dan minum akan mengakibatkan manusia mati. Tetapi mereka berada dalam gua yang pintunya tertutup rapat dan tanpa memakan apa-apa.

Apakah rahasia mereka dapat bertahan dan hidup begitu lama. Apakah yang mereka makan utk meneruskan hayat hidup mereka? Jawabnya tidak lain dan tidak bukan ialah dzikir. Mereka ingat kepada Allah dan menjadikan dzikir sebagai santapan ruh. Kita hanya akan ingat Tuhan saja, tanpa yang lain, termasuk melupakan penderitaan fisik seperti lapar, haus, sakit, takut atau bimbang. Dengan tidak putus mengingat-Nya maka Dia juga tidak putus mengingat kita. ”JIKA ENGKAU INGAT AKU, AKU INGAT ENGKAU.”….”DAN HANYA PADA TUHANLAH HENDAKNYA KAMU BERHARAP..”

Kelebihan dan keistimewaan memang milik kita semua. Milik mereka yang tidak lagi punya KEINGINAN FISIK atau JASAD. Yang terjadi kepada para Nabi, Rasul dan Manusia Suci lain membuktikan walaupun dibakar api, IBRAHIM AS tidak hancur. Ia kebal karena dia selalu mengingat-NYA. NUH AS juga aman meski tsunami besar menghanyutkan isi bumi saat itu. MUSA AS juga selamat melintasi laut dari kejaran Fir’aun. ”Kekeramatan atau kemuliaan itu datang tanpa disadari. Karamah seseorang itu sangat biasa… dan hanya orang lain yang berada di luar kehidupannya yang menganggapnya demikian.”

TALI SIMPUL

HIDUPKAN KESADARAN RUH DALAM DIRI KITA. RUH ADALAH DIRI SEJATI, AKU SEJATI, INGSUN SEJATI, GURU SEJATI KITA. RUH ADALAH SEMAR YANG HAKEKATNYA TETAP HIDUP. MENGHAYATI HAKEKAT HIDUP ADALAH MENGHAYATI HIDUPNYA RUH DALAM DIRI MANUSIA.

Ajaran Jawa yang membahas adanya RUH sebagai limpahan dan pancaran emanasi Dzat Tuhan, ada dalam aksara makna HANACARAKA:

 HA : HANANIRA SEJATINING WAHANANING HYANG.

NA : NADYAN NORA KASAT MATA PASTI ANA.
CA : CAREMING HYANG YEKTI TAN CETHA WINECA.
RA : RASAKENA RAKETE LAN ANGGANIRA.
KA : KAWRUHANA JIWANIRA KONGSI KURANG WEWEKA.
DA : DADI SASAR YEN SIRA NORA WASPADA.
TA : TAMATNA PRABANING HYANG SUNG SASMITA.
SA : SASMITANE KANG KONGSI BISA KARASA.
WA : WASPADAKNA WEWADI KANG SIRA GAWA.
LA : LALEKNA YEN SIRA TUMEKENG LALIS.
PA : PATI SASAR TAN WUN MANGGYA PAPA.
DHA : DHASAR BEDA KANG WUS KALIS ING GODHA.
JA : JANGKANE MUNG JENAK JENJEMING JIWARAGA.
YA : YATNANA LIYEP LUYUTING PRALAYA.
NYA : NYATA SONYA NYENYET LABETING KADONYAN.
MA : MADYENG NGALAM PANGRANTUNAN AYWA SAMAR.
GA : GAYUHANING TANNA LIYAN JUNG SARWA ARGA.
BA : BALI MURBA MISESA ING NJERO NJABA.
THA : THAKULANE WIDADARJA TEBAH NISTHA.
NGA : NGARAH ING REH MARDI-MARDININGRAT

 RUH ADALAH GURU SEJATI YANG SETIA MEMBERIKAN ‘PIWULANG SEJATINING URIP’.

@wongalus,2009

Categories: PIWULANG SEJATINING URIP | 4 Komentar

Selamat Berpuasa


Keluarga Besar Kampus Wong Alus (KWA) mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 H / 2018 M. Semoga Allah meridhoi ibadah kita. Amin YRA.

 

@kwa, 2018

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 1 Komentar

KH Sholeh Qosim Dipanggil Allah SWT.


Innalillahi wainna ilaihi rajiun, Keluarga Besar KWA turut berduka yang mendalam atas wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Bahauddin Sepanjang, Sidoarjo, KH Sholeh Qosim, di kediamannya, Kamis (10/3).  KH Sholeh Qosim wafat saat sujud shalat maghrib. Kiai yang lahir pada 1930 ini adalah salah seorang pejuang kemerdekaan NKRI. 

Pengasuh Pondok Pesantren Bahauddin Al-Islami, Sidoarjo itu ikut mengangkat senjata menjadi anggota laskar Hizbullah tahun 1943 pimpinan KH Masykur dalam perang merebut kemerdekaan. 

Kyai Qosim sebelum wafat masih aktif berdakwah. Sesepuh NU Sidoarjo ini masih sering berceramah dalam berbagai pengajian dengan bahasa Jawa halus maupun bahasa Indonesia. Suaranya masih begitu jelas dan tegas. Bahkan terkait Laskar Hizbullah, Kiai Qosim masih hafal mars laskar tersebut, . Mars yang dapat membangkitkan semangat juang pasukan Barisan Hizbullah dan Laskar Sabilillah di jaman revolusi kemerdekaan.

“Yaa lal wathon, yaa lal wathon
hubbul wathon minal iiman
walaa takun minal hirman
inhadlu ‘alal wathon
Indonesia biladi
anta ‘unwanul fakhoma
kullu mayya’tika yauma
thomihayyalqo himama”.

Tak bisa dipungkiri, Barisan Hizbullah dan Laskar Sabilillah adalah milisi santri yang begitu hebat. Sangat ditakuti Belanda dan Jepang karena keberaniannya. Keberanian yang dilambari dengan hasil tirakat dibawah bimbingan para ulama auliya.  KH. Sholeh Qosim adalah salah-satu dari semakin sedikitnya ulama sepuh pejuang NKRI.  Semoga diampuni segala dosa dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin. Allahummaghfirlu warhamhu waafihi wa’fuanhu. Al fatihah.

Amalan Kyai Sholeh Qosim

Kyai Sholeh memaparkan, bahwa Nabi Muhammad SAW kalau bersedekah diberikan menjelang Ramadhan. Karena menyedekahkan menjelang Ramadhan lebih bermanfaat.

“Budaya Nabi Muhammad SAW menyambut bulan Suci Ramadhan, disamping berpuasa Sya’ban, silaturahmi dan bersedekah, Nabi selalu membebaskan orang yang mempunyai hutang. Sehingga ketika orang tersebut menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tidak terganggu, bisa kosentrasi dan khusyuk,” ujar beliau.

Dengan menyedekahkan makanan, pakaian yang diberikan menjelang Ramadhan, kata Kiai Sholeh, fadhilahnya 700 lipat. Yang lebih penting lagi, datang ke guru dan ulama meminta doa supaya lebih mantap dan berkah. Nilainya sangat positif, dan harus dibudayakan lagi.

“Sehingga rukun Islam yang ke 4 itu menjadi fokus ketika orang melakukan ibadah. Berbeda kalau diberikan menjelang Idul Fitri. Sebab kalau diberikan sebelum Ramadhan, pahalanya 700 tingkat, sedangkan setelah Ramadhan pahalanya 1 derajat/tingkat,” tegasnya.

Dalam taushiyahnya di acara peringatan Harlah NU ke-93 di Surabaya, Kiai Sholeh menceritakan, ulama-ulama pesantren pada jaman itu adalah manusia-manusia luar biasa dalam soal ke’aliman dan karomahnya. Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Syaikhona Kholil, dan banyak lagi ulama yang beliau sebut adalah sosok dengan maqom derajat yang tinggi.

“Para kiai pesantren berinisiatif mendirikan NU dan berkiprah besar untuk kemerdekaan RI. Mereka adalah min auliyaa-illah, kesayangan Allah. Jika ada yang macam-macam dengan NU dan Indonesia, Gusti Allah tentu tidak akan membiarkannya”, tegas Kiai Sholeh, Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim kala itu. Ingatan beliau dan intonasi-aksentuasi suara beliau yang begitu bernas melafalkan ayat Qur-an, hadits Rosulillah, atsar para Sahabat, dan qoul ulama salaf, tentang arti pentingnya berjuang untuk agama dan negara, membuat kagum mengingat usia beliau yang sudah sangat sepuh. 

Mendengar cerita Kiai Sholeh Qosim tentang ulama jaman dahulu kala, setidaknya bisa melahirkan keteladanan akan tiga hal, tawadhu dalam sikap, tekun dalam ibadah dan riyadhoh, serta teguh dalam memperjuangkan hal yang benar menurut Allah, Rasulullah dan para ulama.

Pertama, Tawadhu Dalam Sikap. Bersikap rendah hati adalah salah satu prilaku kesatria yang tinggi tingkatannya. Kesombongan hanya akan menjerumuskan kaum santri ke lembah yang nista dalam hidup di dunia dan akhirat. Sebuah mahfuzhot yang sangat populer di kalangan Nahdliyin : “laa tahtaqir man duunaka falikulli syai-in maziyah”, jangan hanya dijadikan pemanis lisan ketika berinteraksi dengan masyarakat pada umumnya. Sikap meremehkan orang lain bukanlah sikap yang menjadi fitrah bagi kaum Nahdliyin.

Kedua, Tekun Dalam Riyadhoh. Sementara tekun dalam hal ibadah dan riyadhoh adalah sebuah keniscayaan bagi seorang mukmin. Teringat akan sebuah maqolah : “i’mal lii akhiirotika ka-annaka tamuutu ghodaa”. Dalam soal ukhrowi dan ibadah mahdhoh karena ridho Allah, hendaknya ditumbuhkan sikap rakus dan merasa kurang dalam tiap amalan-amalannya, karena ajal senantiasa mengintai kita. Para ulama mengajarkan hal itu kepada santri-santrinya untuk membiasakan riyadhoh dalam melatih jiwa dan meraih ridho Allah. Cerminan itu ada dalam hidup kiai-kiai khos akan pentingnya munajat melibatkan Allah dalam tiap keputusan menjalani kehidupan.

Ketiga, Teguh Dalam Mujahadah. “Man saaro ‘alad darbi washoola”. Berketetapan teguh dalam mengamalkan kebajikan, akan menghantarkan kepada tujuan yang baik pula. Para sesepuh, alias founding father bangsa Indonesia dan Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di Nusantara waktu lampau, telah mencontohkan itu semua. Pengajaran keteladanan itu jelas mengalahkan kalimat-kalimat sakti para Inspirator dan Motivator jaman sekarang. Teladan dari tetua, yaitu para auliya dan ulama kuno, hendaknya mengilhami kita banyak-banyak soal keikhlasan berjuang di jalan Allah. Tidakkah kita menyadari, nikmatnya beragama dan berbangsa yang sekarang kita rasakan, adalah buah dari keberhasilan mujahadah mereka di waktu lampau.

Banyak kenangan dari Kiai Qosim yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup. Saat peringatan HUT ke-72 TNI 5 Oktober 2017 lalu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta Presiden Joko Widodo untuk menyerahkan tumpeng kepada tiga orang terpilih. Mereka adalah Paimin (yang sudah berusia 92 tahun), Kiai Sholeh Qosim. Keduanya adalah pejuang bersenjata di masa lalu, dan terakhir Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, sebagai wakil TNI masa kini.

Diketahui, sesepuh NU Sidoarjo tersebut datang ke peringatan HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten, atas undangan Gatot Nurmantyo.

“Saya ditelepon Pak Gatot Nurmantyo untuk datang ke dalam perayaan HUT TNI. Panglima bilang, saya harus hadir di Cilegon pada tanggal 5 Oktober. Nanti akan ada orang yang menjemput. Semua sudah dipersiapkan,” cerita pria yang lahir di Sidoarjo tahun 1930 ini.

Kehadiran Kiai Qosim waktu itu sempat membuat publik kaget. Pasalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberi potongan tumpeng langsung menyalami Kiai Qosim dan dengan takzim mencium tangan beliau. Kejadian itu pun menjadi viral di dunia maya.

Presiden Jokowi mencium tangan Kiai Qosim usai memberi potongan tumpeng dalam peringatan HUT ke-72 TNI di Cilegon, Banten, 5 Oktober 2017.

Presiden Jokowi mencium tangan Kiai Qosim usai memberi potongan tumpeng dalam peringatan HUT ke-72 TNI di Cilegon, Banten, 5 Oktober 2017.

“Saya ditelepon Imam Nachrowi. Dia cerita, ditanya banyak orang setelah acara itu (HUT ke-72 TNI). Dia tanya, kok bisa sampai begitu. Ya, saya jawab, tidak tahu. Saya cuma diundang saja,” kata Kiai Qosim saat itu kepada redaksi di kediamannya.

Saat itu kedekatan Kiai Qosim dengan Jenderal Gatot sempat menjadi tanda tanya. Rupanya Jenderal Gatot tidak hanya mengenal Kiai Qosim sebagai anggota laskar Sabilillah di era kemerdekaan, namun Kiai Qosim pernah dua kali dilibatkan Jenderal Gatot untuk menyelesaikan urusan bangsa.

Semasa hidup, Kiai Qosim memang enggan menceritakan “urusan bangsa” yang dimaksud. Maklum beliau sangat ingin menjauhi sifat-sifat riya’.

Kiai Qosim juga mewanti-wanti redaksi agar tidak menceritakan dua “urusan bangsa” itu selama beliau masih hidup. Bahkan beliau menyarankan agar menanyakan langsung ke Jenderal Gatot perihal tersebut. “Alangkah baiknya beliau (Panglima TNI) yang cerita. Itu bukan ranah saya menjawabnya,” jelas sang kiai.

Namun setelah beliau wafat, redaksi merasa perlu untuk mengabarkan dua “urusan bangsa” yang sangat penting tersebut sebagai pengingat bagi rakyat Indonesia.

Ada dua urusan antara Kiai Qosim dan Jenderal Gatot di mana hal itu menjadi penentu arah perdamaian dan persatuan bangsa.

Pertama, kasus intoleran pembakaran masjid di Tolikara, Papua pada 2015 lalu. Kasus ini berpotensi memecah belah umat. Saat itu Jenderal Gatot meminta kepada Kiai Qosim untuk menjadi penengah antara komunitas Muslim dan komunitas Nasrani di Tolikara. Peran Kiai Qosim dalam perdamaian umat beragama di Tolikara sangat vital. Namun beliau menolak disebut perdamaian itu atas jasanya, melainkan semua pihak turut berperan dalam menjaga perdamaian Tolikara. “Saya cuma penengah saja,” kata Kiai Qosim kepada redaksi yang kemudian mewanti-wanti untuk tidak menceritakan kepada publik.

Dalam perdamaian di Tolikara menghasilkan kesepakatan yang dilakukan penyelesaian secara adat. Ada tiga butir kesepakatan yang dihasilkan. Selain penyelesaian masalah secara adat, kesepakatan lainnya, memberikan kebebasan beribadah kepada umat Islam Tolikara, termasuk proses pembangunan masjidnya.
Semua pihak siap menjaga kondisi kehidupan yang harmonis, penuh persaudaraan dan toleransi.

Pasca Tolikara, Jenderal Gatot kembali menghubungi Kiai Qosim. Sejumlah ulama se-Indonesia diundang berkumpul ke Linggarjati, Jawa Barat.

Seperti diketahui Islam yang terus berubah seiiring dengan kemajuan jaman. Pondasi Islam memang sudah kokoh, namun sengkarut di Islam masih kerap terjadi. Sementara itu, gerakan-gerakan revivalisme Islam mulai tumbuh dan langsung mengambil jalur politik-kekuasaan. Polarisasi dalam Islam tidak dapat dihindari lagi, yang berpotensi memecah belah umat Islam. Sehingga butuh gagasan dan ide untuk kembali mempekokoh umat. Di sinilah para ulama berkumpul untuk menentukan arah bangsa ini.

Satu persatu ulama menyampaikan ide dan gagasannya. Namun ketika sampai pada Kiai Qosim, beliau cukup simpel menyampaikan gagasannya. Di hadapan para ulama dan Jenderal Gatot, Kiai Qosim mengungkap konsep Islam Nusantara.

“Saya cuma bilang, sebelum Islam masuk, kita adalah Nusantara. Para wali sebelumnya syiar Islam ke seluruh penjuru Nusantara dengan ciri khas persentuhan, perpaduan dari ajaran, perilaku, budaya dan citarasa masing-masing daerah. Kenapa kita tidak menggunakan konsep Islam Nusantara,” ujar Kiai Qosim.

Konsep dan gagasan Kiai Qosim soal Islam Nusantara ini kemudian diterima oleh para ulama. Bahwa konsep tersebut merupakan yang ciri khas Islam di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan bertolak belakang dengan ‘Islam Arab’.

Istilah Islam Nusantara belakangan gencar dikampanyekan oleh ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).

Bahkan ulama dari 33 negara yang menjadi peserta International Summit of the Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) menyatakan akan mengembangkan Islam moderat ala Islam Nusantara di negara masing-masing.

Bahkan almarhum Kiai Hasyim Muzadi, sesepuh NU yang saat itu menjabat sebagai Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) sekaligus Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) berpidato di depan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang konsep Islam Nusantara. Secara cerdas Hasyim Muzadi menjawab sejumlah tuduhan PBB bahwa umat Islam Indonesia anti toleransi beragama. Pidato Hasyim Muzadi soal Islam Nusantara itu ‘menggetarkan’ negara-negara di seluruh dunia.

Tidak ketinggalan Presiden Jokowi menyatakan dukungannya secara terbuka atas model Islam Nusantara. Hal itu disampaikan dalam pidatonya saat membuka Munas alim ulama NU di Masjid Istiqlal.

“Islam kita adalah Islam Nusantara, Islam yang penuh sopan santun, Islam yang penuh tata krama, itulah Islam Nusantara, Islam yang penuh toleransi,” kata Presiden Jokowi.

Itulah sekelumit perjuangan Kiai Qosim yang membuatnya diakui oleh banyak orang. Meski beliau telah wafat, namun pemikirannya soal Islam Nusantara dibutuhkan masyarakat dunia karena ciri khasnya mengedepankan “jalan tengah”, bersifat tawasut (moderat), tidak ekstrim kanan dan kiri, selalu seimbang, inklusif, toleran dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain, serta bisa menerima demokrasi dengan baik.

@kwa,2018

 

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | Tinggalkan komentar

Negara mana yang paling banyak mengakses blog KWA?


Dari rata-rata 10.000 perhari pembaca blog KWA, pembaca di negara ini yang menduduki ranking 3 besar:

1. Indonesia

2. USA

3. India

Maka dengan membaca blog KWA, sedulur-sedulur pembaca adalah bagian dari masyarakat global yang tidak lagi tersekat dalam kotak negara. Inilah era globalisasi ketika jarak ruang dan waktu bisa “menyatu” menjadi satu.

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 1 Komentar

ASMAK EMBUN RAJEH versi SULAWESI


nun.din01@gmail.com
ASMAK EMBUN RAJEH versi SULAWESI
(khusus daya pesona dan mahabbah)
“ INNA QUWWATAH QUWWATIH JALALULLAH YAA KATSIIRU YAA MUNTAHA MA’ZATAIN NUUR AMINULLAH AINII“.
 Ambil embun yang ada di atas daun dengan kedua telapak tangan sekitar jam 05.30.
lalu bacakan asmanya 7x tampa nafas,sapukan ke wajah dengan cara memutar berlawanan arah jarum jam.
Ambil lagi air embun di atas daun dengan ibu jari tangan kanan lalu bacakan asmanya 7x tampa nafas,sapukan ke pusar dengan cara memutar berlawanan arah jarum jam.
Ambil lagi embun di atas daun dengan jari manis tangan kanan lalu bacakan asmanya 7x tampa nafas,sapukan ke tengkuk pada tulang menonjol dengan cara memutar berlawanan arah jarum jam.
Lakukan selama seminggu dan ulangi setiap seminggu sekali.
Fungsinya
Insha Allah untuk awet muda,memunculkan daya pesona,mahabba umum dan khusus.
Cara penggunaan
Untuk awet mudah dan daya pesona maka ulangi cara di atas minimal seminggu sekali.
Mahabbah Umum,baca saat bercermin,pandang diri anda sedalam-dalamnya lalu tarik nafas dan baca asmanya 3x/7x tampa nafas.
Mahabbah khusus jarak dekat,ketika bercermin maka yang anda lihat pada cermin itu bukan diri anda tapi target,setelah target sudah jelas di penglihatan anda pada cermin itu maka tarik nafas dan baca asmanya 3x/7x tampa nafas,silahkan temui target ataupun musuh.
Mahabbah khusus jarak jauh,embunkan air segelas sekitar pukul 05.30 ambil air itu,pandang air itu,makhrifatkan wajah target sejelas-jelasnya dalam air tadi,tarik nafas dan baca asmanya 3x/7x lalu minum airnya.
Lakukan minimal 3 hari.
@kwa,2018
Categories: ASMAK EMBUN RAJEH | 13 Komentar

Tahukah Anda, apa yang digunakan Pembaca KWA untuk mengakses blog?


Benar tebakan Anda, sedulur….gambar ini adalah grafik bahwa 90 persen lebih menggunakan smartphone.

Jika Pembaca KWA terbanyak menggunakan HP APA INI ARTINYA?

Karakter pembaca dengan menggunakan HP artinya kebanyakan pembaca berusia muda generasi milenial melek IT, berpikir pragmatis fungsional, tidak punya waktu lama berpikir dan merenung…( apalagi wiritan? ) lebih suka duduk berlama-lama di warung kopi ngobrol daripada meditasi.

Benarkah demikian?

Monggo kita diskusikan….

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 1 Komentar

Perjalanan Menuju Allah


RESENSI BUKU

Judul : The Road To Allah – Tahap-Tahap Perjalanan Ruhani Menuju Tuhan

Penulis : Jalaluddin Rahmat

Kategori : Non Fiksi, Islam, Indonesian Literature

Tebal : 335 halaman

ISBN : 978-979-4334-744

Diterbitkan Bersama Oleh : Mizan dan Muthahhari Press

Softcover, Cetakan Ketiga, Februari 2008

Buku ini menawarkan peta perjalanan menuju Tuhan melalui beberapa tahap; tahap persiapan, tahap setelah memulai perjalanan, dan tahap akhir. Di setiap tahap diuraikan amalan, akhlak, dan pengetahuan yang menyertainya.

Diuraikan dengan gaya bertutur yang enak dibaca, Jalaluddin Rakhmat mengajak pembaca merenungi etape-etape perjalanan panjang seorang manusia fana menuju Yang Mahaabadi.

Adapun Tema Utama di Buku ini adalah Cinta sebagai Agama, Keberagamaam yang Tulus, Keberagaman Sejati, Berdoa dengan Bisikan Cinta, Berlarilah Menuju Allah, Menempuh Jalan Kesucian, Diagnosis Penyakit Hati, Kendali Nafsu, Kendali Diri, Doa Memperoleh Hati yang Khusyuk, Membalas Kebencian dengan Kasih Sayang, Khidmat: Jalan Cepat Menuju Tuhan, Menjauhi Dosa demi Kesehatan Jiwa, Menghapus Akibat Dosa, Berlindung dari Akhir yang Buruk dan Mencintai Tuhan Tanpa Pamrih.

Terlepas dari keidentikan sang penulis, Jalaludin Rakhmat dengan Syiah, yang mungkin bagi sebagian orang keburu menarik diri sebelum membaca buku-buku karyanya, saya justru merasa tertarik ingin membacanya sampai selesai. Untuk sebuah buku, bagi saya, kadang tidak peduli siapa yang menulisnya, toh kalau memang dari apa yang dia tulis, dari apa yang menjadi gagasan-gagasan pemikirannya bisa kita ambil manfaatnya untuk sesuatu yang lebih baik lagi, mengapa tidak kita coba untuk membacanya, coba untuk menelaah pemikiran-pemikirannya. Dan untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan diri kita, buanglah jauh-jauh. Ini adalah untuk pertama kalinya saya membaca buku karya Jalaludin Rakhmat. Sebagai seseorang dengan kapasitas pemahaman Islam yang sangat terbatas, dengan membaca buku ini, sekali lagi, terlepas dari ke-syiah-annya, saya berharap bisa menemukan sesuatu yang baru yang bisa menambah wawasan saya, bisa bermanfaat bagi diri saya sendiri maupun bagi orang-orang disekitar saya.

Seperti yang tertulis pada bagian pengantar oleh Miftah F. Rakhmat, buku dengan judul The Road to Allah (Bahasa Indonesia ; Jalan Menuju Allah) ini merupakan kumpulan kajian keislaman penulis, Jalaluddin Rakhmat di mesjid Al-Munawwarah, yang kemudian di susun menjadi sebuah buku. Dimana buku ini terdiri atas lima bagian dimana setiap bagiannya sekaligus merupakan tahapan perjalanan ruhani menuju Allah SWT. Kelima bagian tersebut adalah Awal Perjalanan, Setelah memulai Perjalanan, Penghalang perjalanan, Penopang Perjalanan dan Akhir Perjalanan.

Awal Perjalanan

Perjalanan rohani (atau penyucian diri) menuju Allah SWT biasa diistilahkan dengan tasawuf. Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab: تصوف ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam.

Hanya dengan rasa cinta lah, ibadah dan pengabdian terhadap Allah SWT dilakukan dengan tulus dan hati yang bersih. Karena sesungguhnya kekuasaan Allah SWT yang meliputi segala sesuatu tidak membutuhkan ibadah dan pengabdian makhluknya. Rasa cinta, terlebih pada sesuatu yang abstrak dalam hal ini Allah SWT, tidaklah datang dengan sendirinya. Yang diperlukan adalah belajar mencintai. Mencintai sang Pencipta.

Pelajaran mencintai tahap dasar adalah belajar mencintai makhluk Allah yakni keluarga. Seperti dari sebuah hadis : “Cintailah Allah atas segala anugrah-Nya kepadamu, cintailah aku atas kecintaan Allah kepadaku, dan cintailah keluargaku atas kecintaanku kepada mereka.” Selanjutnya kita harus berusaha untuk belajar juga mencintai hal-hal yang bersifat abstrak.

Setelah Memulai Perjalanan

Selanjutnya, setelah safar rohani atau perjalanan rohani dimulai, tahap berikutnya adalah dengan mulai meninggalkan perbedaan. Contohnya adalah, perbedaan pendapat atau mazhab tak jarang memunculkan perselisihan. Masing-masing diantara kita bahwa pendapatnya lah atau pendapat mazhab nya lah yang benar. Padahal, sesungguhnya perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan harus diterima selama tafsirannya berasal dari rujukan yang sama Alqur’an dan sunnah Rasulullah SAW.

Pada bagian ini, mengenai keutamaan jihad, penulis berpendapat bahwa jihad yang paling utama adalah berbakti pada orang tua dan memenuhi hak pada keluarga terlebih dulu. Pendapatnya ini didasarkan pada QS Bani Israil (17) : 26). :

“Berikanlah hak pada keluarga yang dekat, lalu orang miskin, orang yang berada dalam perjalanan, dan janganlah kamu berbuat boros seboros-borosnya.”

Dimana pendapatnya ini, mungkin berbeda dengan banyak pendapat dari ulama-ulama.

Penghalang Perjalanan

Perjalanan manusia menuju Allah SWT adalah perjalanan kesucian, sebuah proses pembersihan diri yang dapat dilakukan melalui tiga hal; istighfar, taubat dan melakukan amal soleh.

Adanya kecenderungan diri merasa lebih baik dari orang lain, ujub, riya dan takabur, serta senantiasa melakukan ghibah merupakan hal-hal yang dapat menjadi penghalang proses pembersihan diri. Namun, pernghalang itu dapat dilalui jika kita bisa mengendalikan diri, mengendalikan nafsu, berdoa untuk memperoleh hati yang khusyuk, berzikir, membalas kebencian dengan kasih sayang berkhidmat dan membersihkan hati dari segala bentuk penyakit hati.

Penopang Perjalanan

Rasulullah SAW bersabda :

”Orang yang hebat itu bukanlah orang yang dengan mudah membantingkan kawannya. Orang kuat adalah orang yang mampu menguasai nafsunya ketika marah.”

Mengenai nafsu, dalam bahasa Arab, ada dua yakni ‘syahwat seks’ dan ‘syahwat perut’. Adapun yang dimaksud pada ‘syahwat perut’ ini tidak terbatas hanya pada makan dan minum saja, melainkan termasuk segala cara memuaskan kesenangan-kesenangan fisik dengan materi (uang), atau istilah lainnya perilaku konsumtif, boros, atau senang menghambur-hamburkan uang.

Selanjutnya, seseorang dengan hati yang khusyuk berarti mampu menghadirkan Allah SWT dalam setiap perbuatannya. Sehingga apapun yang kita lakukan didasari karena Allah dan hanya takut kepada Allah. Salah satu cara/ajaran kesucian yang mampu mendekatkan kita kepada Allah SWT adalah membalas kebencian yang diterima dengan kasih sayang. Dan cara lain untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT adalah selalu mengamalkan Zikir. Zikir adalah amalan yang tidak dibatasi waktunya, bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Jumuah (62) : 10,

“Setelah selesai menunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah, dan berzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya. Supaya kamu beruntung.”

Namun, manusia seringnya lebih mengorbankan kesehatannya, baik itu kesehatan tubuhnya maupun jiwanya demi harta. Maka dari itu, didalam Islam pengkhidmatan dengan harta didahulukan daripada pengkhidmatan dengan jiwa. Contoh pengkhidmatan dengan harta yang juga merupakan salah satu rukun Islam adalah dengan mengeluarkan zakat.

Selain itu, hasad atau kedengkian bisa menghancurkan seluruh amal saleh yang kita lakukan. Hasad dapat diartikan sebagai kebencian terhadap nikmat yang diperoleh orang lain dan keinginan agar nikmat itu lepas dari orang tersebut. Rasulullah SAW bersabda :

“Hasad memakan habis kebaikan seperti api memakan habis kayu bakar.”

Hasad hanya dapat dihilangkan dengan pengobatan melalui amal. Beramal melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perasaan dengki kita. Maka dari itu, mari berusahalah untuk mengurangi dan menghentikan kejelekan, lalu perbanyaklah kebaikan. Jangan sampai tanaman amal soleh kita rusak karena hama kesalahan kita sendiri. Inilah salah satu fungsi dari menjauhi kejelekan, yaitu meningkatkan kebaikan demi kesehatan jiwa.

Akhir Perjalanan

Sejatinya, penyucian diri adalah suatu perjalanan tanpa henti. Jika berhenti, sangat besar kemungkinan jatuh kembali ke tingkat awal bahkan ke tingkat yang lebih rendah dari sebelumnya.

Salah satu gangguan terbesar dan berbahaya yang bisa menjatuhkan seseorang ke tingkat awal atau bahkan ketingkat yang lebih rendah dari sebelumnya itu adalah ketika seseorang tengah berusaha mendekati Allah SWT, muncul dalam dirinya perasaan puas diri dan merasa kagum akan kesucian diri sendiri yang telah ia capai.

Dengan demikian, senantiasa kita dianjurkan agar selalu memohon kepada Allah SWT untuk diteguhkan setiap langkah kita agar kita selalu diberi jalan terbaik dan akhir yang baik (Khusnul khotimah) pula.

Usai membaca hingga halaman terakhirnya, buku ini mengingatkan saya tentang banyak hal mengenai Allah SWT, Islam dan hubungan dengan sesama tanpa terkesan menggurui. Seperti tentang bagaimana cara membalas kebencian atau iri dengki seseorang dengan kasih sayang. Sebagai seorang makhluk fana, melalui uraian-uraiannya, saya sebagai pembaca diajak penulis untuk merenungi tahapan-tahapan perjalanan menuju yang Mahaabadi.

Melalui buku ini pula, penulis dengan “santai” mencoba menyentuh hati pembacanya dengan menyampaikan bahwa jalan sufi tidak akan membebani seseorang yang ingin melaksanakannya dengan ritual-ritual yang rumit, panjang dan berat.

Peresensi  NASHARUDIN HASAN

@KWA,2018

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | Tinggalkan komentar

Betapa Beruntungnya Kita


Dhoharoddinul Mu’ayyad (Ya Hanana)

=============================

Yâ Hanânâ.. Yâ Hanânâ.. Yâ Hanânâ.. Yâ Hanânâ..

Betapa beruntungnya kami.. Betapa beruntungnya kami..

Dhoharod-dînul mu-ayyad Bidhuhûrin-Nabiy Ahmad Yâ Hanânâ bi Muhammad Dzâlikal fadl-lu minallâh

Telah muncul agama yang didukung, Telah muncul agama yang didukung,, dengan munculnya sang Nabi Ahmad, Betapa beruntungnya kami dengan Muhammad (Saw), itulah anugerah dari Allah.. (YâHanânâ) Betapa beruntungnya kami,

Khussho bissab’il matsânî Wa hawâ luthfal ma’ânî Mâ lahu fîl kholqi tsânî Wa ‘alaihi anzalallâh

Diistimewakan dengan as-Sab’ul Matsany (al-Fatihah), penghimpun rahasia setiap makna, tak ada yang senilai dengannya, dan Allah mewahyukannya kepadanya (Muhammad SAW), (YâHanânâ) Betapa beruntungnya kami,

Min Makkatin lammâ dhohar Li ajlihi-nsyaqqol qomar Waftakhorot âlu mudlor Bihi ‘alâ kullil anâmi

Ketika di Makkah bulan tampak terbelah deminya (Muhammad SAW), lalu kabilah Mudhar (kabilah Muhammad SAW) menjadi dibanggakan di atas seluruh manusia.. (YâHanânâ) Betapa beruntungnya kami,

Athyabun-nâsi kholqon Wa ajallun-nâsi khuluqon Dzikruhu ghorban wa syarqon Sâ-irun walhamdulillâh

Beliau adalah manusia yang terbaik ciptaanNya, dan teragung akhlaknya, Semua mengelu-elukannya di barat dan di timur. Segala puji bagi Allah, (YâHanânâ) Betapa beruntungnya kami,

Shollû ‘alâ khoiril anâmi Almushthofâ badrit-tamâmi Shollû ‘alaihi wa sallimû Yasyfa’ lanâ yaumaz-zihâmi

Bershalawatlah kepada sebaik-baik manusia, yang terpilih, Sang bulan purnama, Bershalawatlah dan sampaikan salam kepadanya, kelak ia akan memberi syafaat kita di hari kebangkitan.. (YâHanânâ… YâHanânâ) Betapa beruntungnya kami..

 

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | Tinggalkan komentar