APAKAH BLOG INI PERLU DIHAPUS?

APAKAH BLOG INI PERLU DIHAPUS?


Kehadiran blog ini terus terang terkadang membuat saya bersedih. Kayaknya, sudah tergolong blog sesat. Dan apakah blog ini perlu dihapus?

Seperti yang terjadi barusan. Saya mengupload beberapa naskah artikel kiriman pembaca. Namun yang terjadi malah hujan kritik dan protes dari pembaca lain karena dianggap meniru/plagiat. Dan setelah saya baca blog tetangga, eh ternyata naskah kiriman pembaca tersebut sama dengan yang dimuat di blog tetangga tersebut. Kalau seperti ini, maka saya simpulkan blog http://www.wongalus.wordpress.com adalah blog yang sudah sesat. Sesat artinya sudah melenceng dari khittah awal membuat blog.

Setiap ucapan, laku perbuatan dan pikiran akan dimintai pertanggungjawaban. Demikianlah yang saya percayai. Sejak awal mendaftarkan di wordpress, tujuan awal dan niatnya hanya sekedar ingin berbagi ketidaktahuan. Lho kenapa kok berbagi ketidaktahuan dan tidak berbagi “pengetahuan”? Menurut saya, terlalu naïf bila kita merasa sudah memiliki “pengetahuan”. Pengetahuan itu bukan barang baku dan jadi. Padahal “Pengetahuan” adalah sebuah proses yang terus menerus bisa dipertanyakan kebenarannya, dicari kesalahannya sekaligus terbuka untuk dikritik, didebat dan juga disetujui.

Karena merupakan sebuah proses, maka proses mendapatkan pengetahuan ada patrapnya, ada tingkatan dan tahapnya. Tahap pertama proses pengetahuan adalah tidak tahu, selanjutnya ragu-ragu dan bertanya, selanjutnya berpikir hingga mendapatkan jawaban sementara dan mendapatkan kesimpulan, selanjutnya mengkritik kesimpulan dan mendapatkan jawaban kesimpulan akhir hingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan ini sudah benar-benar diyakini (Haqqul Yakin). Sebuah keyakinan yang benar-benar sudah tidak bisa lagi terbantahkan karena faktanya memang sudah seperti itu. Bisa dijelaskan secara obyektif, rasional dan akarnya adalah pengalaman yang sangat kuat.

Maka titik pijak pengetahuan adalah ketidaktahuan. Di sinilah asal mula pengetahuan. Pengakuan bahwa kita tidak tahu adalah sebuah kejujuran yang memiliki dasar yang kuat. Mustahil seorang mengaku tidak tahu kalau dirinya tidak berpikir. Maka prinsip berpikir inilah yang menjadikan kita nantinya akan berbuah pada pengetahuan. Pengetahuan akan membuat orang mencintai kebijaksanaan.

Saya bukan orang yang serba tahu. Malah sebaliknya, jujur saya ini orang yang serba tidak tahu dan ingin selalu tidak sok tahu apapun yang terjadi maupun yang belum terjadi. Sehingga bila banyak dari rekan-rekan pembaca blog yang kebetulan bertanya sesuatu namun banyak mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan dari saya, maka saya mohon maaf. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba mendatangi handphone saya, dan kebanyakan berada di luar kompetensi saya untuk menjawabnya. Ya minta diterawang, minta dicek apakah amalannya sudah masuk ke tubuh, minta amalan ini dan itu. Padahal, terus terang saya ini orang yang tidak tahu apa-apa. Jujur saya enggan menjawabnya karena memang saya tidak mampu menjawab. Kalaupun menjawab, biasanya hanya karena saya ingin membesarkan hati penanya dan mengajak untuk selalu berpikir positif, termasuk mengajak untuk mensyukuri kebesaran Allah SWT.

Namun terus terang hati saya gelisah dengan banyaknya pertanyaan semacam ini. Saya hanya manusia biasa seperti Anda yang kebetulan sedikit diberikan Tuhan sebuah maqam spiritual yang rendah dan tingginya hanya DIA yang tahu. Dari sedikit maqam spiritual itulah saya ingin mengabdikan diri agar membawa manfaat ke pembaca. Itulah yang melatarbelakangi saya membuat blog ini. Sederhana. Tetapi saya yakin bahwa yang sederhana bisa menjadi pemicu agar kita mendapatkan sedikit cara untuk membuat sebuah dasar pijakan.

Sangat jauh dari keinginan agar nama “wongalus” populer. Kalau ingin populer dan mendapatkan keuntungan pribadi, kenapa saya merahasiakan identitas dan jati diri saya sebenarnya? Siapakah nama “wongalus” yang sebenarnya? Dimana alamatnya? Berapa usianya sekarang, apa profesinya sehari-hari? Apa karyanya yang sudah diabdikan untuk bangsa, negara, masyarakat dan agama? Apa judul buku-buku karyanya? Benarnya “wongalus” seperti kelebat-kelebat bayangan samar yang selama ini terkadang muncul tidak terduga?

Mohon maaf para pembaca yang dimuliakan Allah SWT, ijinkanlah pada kesempatan kali ini saya memaparkan bahwa kritikan dan cibiran menyakitkan setiap hari mampir ke handphone saya. Hidup saya seperti dikejar-kejar bayangan gelap yang setiap saat hadir. Tidak terhitung berapa niat dan energi negatif yang sudah dikirimkan kepada saya dari berbagai penjuru di tanah air. Namun alhamdulillah, kuasa-NYA begitu hebat sehingga hingga saat ini saya masih bisa hadir mengecap anugerahnya berupa kesempatan untuk hidup dan berbahagia dengan kecukupan barokah dan perlindungan-NYA.

Energi negatif yang datang kepada saya itu pasti tidak kami kembalikan lagi ke pengirimnya. Bukannya saya orang baik yang mengikhlaskan saya diserang energi negatif. Bukan itu. Namun karena saya memang tidak tahu (dengan kata lain karena saking bodohnya saya) bagaimana membalikkan energi negatif hingga kembali ke penyerangnya. Maka yang bisa saya lakukan hanya pasrah saja. Seperti sebuah rumah yang tidak ada dindingnya sehingga bila diserang maka serangannya akan bablas saja entah kemana. Ilmu pasrah/sumarah/sumeleh/petruk kantong bolong dan berserah diri hanya pada Allah SWT ini bisa jadi senjata ampuh sehingga saya masih selamat hingga sekarang ini. Saya tidak punya amalan, ajian, hizib, ilmu-ilmu gaib kekebalan badan dan ilmu untuk menyerang.

Kalau Anda kebetulan ingin punya amalan ilmu gaib kekebalan apakah anda siap untuk dites? Pasti Tuhan akan mendekatkan kita pada amalan yang kita lakukan. Itu prinsip. Itu adalah hukum tarik menarik yang merupakan kunci rahasia kejadian alam. Bila Anda siap untuk dites dan didatangkan musuh, maka silahkan memiliki ilmu kebal. Kalau saya pribadi, mohon maaf, pasti memilih tidak punya ilmu kebal namun dijauhkan dari segala mara bahaya dan niat jahat orang lain. Tidak ada orang yang sungguh-sungguh sakti kalau masih bisa mati. Sejarah kita dipenuhi oleh orang-orang yang mengaku sakti dan bisa membuktikan dirinya mampu mengatasi hukum-hukum alam. Mengangkasa tanpa sayap, menghilang tanpa tabir penutup, kebal semua senjata dan apa yang diharapkan bisa terkabul tiba-tiba. Namun mereka ternyata masih bisa mati. Bisa dikalahkan dan diluluhlantakkan oleh sebuah kekuatan baru. Kekuatan baru itupun akan kalah oleh kekuatan yang lain. Ya, memang tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan. Ini sudah merupakan hukum alam yang tidak bisa dilawan oleh alam. Kenapa alam begitu sakti dan lebih sakti dari manusia? Itu karena alam lebih tua dari manusia. Alam lebih dulu ada sebelum kita ada.

Kunci kesaktian sejati adalah bagaimana kita mengolah sesuatu yan normal dan biasa menjadi luar biasa tanpa keluar dari hukum alam. Jadi kita tidak melawan alam, namun kita bersahabat dengan alam dan berada di dalam alam dengan hubungan pertemanan yang akrab. Leburkan dirimu dengan kekuatan-kekuatan “khodam” alam dan kuasailah rumus-rumusnya, metodenya, mantranya, paswordnya. Sebuah bangsa unggul bukan mereka mampu menundukkan alam, mengeksploitasi dan kemudian memeras keringat alam. Namun keunggulan sebuah bangsa nyata terjadi karena mereka gigih meneliti pola-pola kejadian alam dan mengembangkan bagaimana pola-pola itu kemudian dijadikan rujukan bagi kehidupan yang penuh perkembangan.

Rasa-rasanya Tuhan tidak menyuruh dan memerintahkan kita untuk menjadi orang-orang yang picik, bodoh, malas dan bermental ‘tempe’. Namun Tuhan memerintahkan kita untuk menjadi orang-orang yang gigih berjuang menemukan diri yang paling sejati. Diri yang orisinal yang diinstalkan ke dalam tubuh, jasad dalam diri kita. Mengalahkan diri sendiri, nafsu-nafsu dan ego yang cenderung untuk menguasai dunia. Lakunya adalah “puasa” yaitu sejenis alat untuk mengerem kehendak-kehendak liar yang merupakan markas iblis di dalam diri manusia. Berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian. Di akhir kita ada kebahagiaan setelah kita bekerja ekstra keras.

Pembaca yang budiman, kita telah memilih jalur “metafisik”, “gaib”, “olah rasa” sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran. Itu sebabnya kita memilih nama http://www.wongalus.wordpress yang bermakna manusia yang halus. Artinya, kita pilih bagian yang paling halus ada pada diri manusia. Bukan bagian yang kasar, yang wujud benda yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Jadi kita sengaja memilih wacana-wacana yang diluar syariat dan memasuki alam kebatinan. Soal apakah baju-baju syariat yang kita gunakan, apakah agamanya dan seterusnya kita serahkan pada pribadi masing-masing. Maka di blog ini kita tidak “mengurus” agama A, B atau C dan lebih mengkhususkan diri untuk menggarap ladang batin manusia. Karena menggarap ladang batin, maka agama apapun diharapkan bisa menerima karena setiap agama dan jalan kebatinan juga tidak ada pertentangan sama sekali. Hanya tekanan dan lingkup urusannya berbeda-beda.

Bolehlah awalnya, kita menitikberatkan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman gaib yang meneguhkan kekuatan diri sebagai manusia, bersifat klenik dan orientasinya kepada kesaktian diri. Sebab ini adalah tahap saat seseorang itu masih berusia muda. Namun seiring berjalannya waktu, kita diharapkan mampu terus berjalan menuju keyakinan terhadap kesadaran. Dari tekad menuju welas asih menuju pasrah dan bersujud. Dari kesadaran Ego—menuju kesadaran kolektif—menuju kesadaran universal. Kemajuan mental spiritual ini adalah sebuah proses yang evolutif. Maksudnya, secara bertahap kita diharapkan untuk terus mengalami kemajuan spiritual dari tahap terendah ke taraf tertinggi. Seperti pengaktifan pusat-pusat psikis dari wilayah tulang ekor menuju ubun-ubun. Yaitu bila titik bagian bawah tubuh diaktifkan, maka kesadaran akan kuasa menjadi kuat. Jika energi difokuskan ke bagian qalbu maka akan membuat keyakinan dan welas asih teraktifkan. Tahap selanjutnya, apabila titik di bagian kepala diaktifkan maka akan membuat kesadaran tentang kesatuan menjadi tumbuh mekar.

Dalam tradisi Yoga, titik di bagian bawah tubuh (genital) disebut muladra chakra atau terrainian plexus (pleksus bumi), titik di bagian dada (qalbu) disebut anahata chakra atau solar plexus (plexus matahari), dan titik di bagian kepala disebut ajna chakra atau lunar plexus (plexus bulan). Sebetulnya masih ada beberapa plexus lain, namun inilah yang mirip dengan terminologi Jawa yaitu triloka atau di dalam tasawuf disebut janaloka/bait al muqodas yaitu di bagian bawah, hendraloka/bait al muharam yang berada di tengah dan guruloka/bait al makmur (bagian atas). Bila kesadaran kita sudah sampai kepada kesadaran yang tinggi yang adanya di “kepala” maka kita sudah berada di dalam kemajuan spiritual yang berakhir dengan tersibaknya hijab yang tidak lain adalah ego itu sendiri.

Tersibaknya hijab-hijab ego itu sesungguhnya yang ingin kita capai. Bagaimana rasanya bila ego yang terhijab ini kemudian terbuka? Jelas kita akan merasa berada di dalam sebuah jagad yang berbeda dengan kesadaran diri yang palsu. Di sana hanya ada surga diri yang penuh rahmat, permakluman dan ampunan. Namun sebenarnya susah didefinisikan hanya mampu dirasakan oleh mereka yang sudah mencapainya….

“Ana pandhita akarya wangsit
Pindha kumbang angajabing tawang
Susuh angin ngendi nggone
Lawan galihing kangkung
Wekasane langit jaladri
Isine wuluh wungwang
Myang gigiring punglu
Tapaking kuntul anglayang
Peksi mabur uluke ngingkuli langit
Kusuma njrah ing tawang”

…. di dalam alam kekosongan, jadikanlah diri kita ini terbang ke angkasa melebihi langit dunia yang dalam perjalanan tersebut senantiasa menebarkan harumnya amalan … kusuma njrah ing tawang.. Kita satukan diri dengan semua wujud ini menjadi PANUNGGAL: YAKNI MANUNGGALNYA AF’AL, SIFAT DAN ASMA-NYA, dengan senantiasa taat pada-NYA, amar makruf nahi munkar, yaitu tatkala diri kita yang sejati telah menyatu dengan elemen-elemen diri makrokosmos/alam semesta yang sesuai dengan prinsip ikhlas.

Jadi, apakah blog ini perlu dihapus atau diteruskan ya? Mohon pendapatnya para sedulurku semua. Nuwun…

@Wongalus,2010

Categories: APAKAH BLOG INI PERLU DIHAPUS? | 287 Komentar