NGLURUK TANPA BALA, SUGIH TANPA BANDA, SAKTI TANPA AJI, MENANG TANPA NGASORAKE


c

“Bismillahirrohmaanirrohiim. Niat ingsun amatek Aji Pancasona, Ana wiyat jroning bumi, Surya murup ing bantala, Bumi sap pitu anelehi sabuwono, Rahina ta keno wengi, urip tan kenaning pati, Yo ingsun pangawak jagad, mati ora mati, Tlinceng geni tanpo kukus, Ceng-cleceng, Ceng-cleceng, Kasonggo ibu pertiwi, Mustiko lananging jaya, Yo aku si Pancasona, Ratune nyowo sekelir”

Mantra untuk matek Aji Pancasona ini hanyalah sekedar pintu pembuka artikel sederhana ini; kisah ringan subyektif ini adalah kenangan saat masih berusia remaja. Kebetulan, saya memiliki seorang paman seorang pendekar dari perguruan silat dari Cempaka Putih. Mas Entok nama si paman ini bertempat tinggal di Lereng Gunung Lawu, sisi paling barat Propinsi Jawa Timur. Tepatnya di Desa Kuniran, Kecamatan Sine, Ngawi.

Usia remaja adalah usia di mana keinginan untuk menjadi sakti, andalan, gagah-gagahan, tidak terkalahkan, pengen jadi jawara. Keinginan yang sangat manusiawi ini juga tiba-tiba menimpa saya. Pada suatu ketika, keinginan ini mendapat penyaluran setelah ketemu dengan Mas Entok. Singkatnya, saya pun diajari berbagai jurus silat dan ilmu-ilmu kanuragan dalam satu kurun waktu.

Salah satu dari berbagai amalan yang diberikan Mas Entok adalah Aji Brajamusti. Ini konon aji kebanggan para pendekar karena merupakan perisai badan yang ampuh. Menurut Mas Entok, orang yang mempunyai aji brajamusti mempunyai kekuatan badan dan kekuatan gaib yang pilih tanding. ”Tidak boleh digunakan sembarangan dik, karena bisa membahayakan nyawa lawan. Jangan gunakan kalau tidak terpaksa. Kamu bisa kebal berbagai senjata tajam. Senjata yang ampuh bagaimanapun kalau terkena aji brajamusti pasti akan tawar, tak bertuah,” ujarnya.

Terkagum-kagum akan penjelasan Mas Entok, saya pun nglakoni amalan-amalan yang berat untuk memperoleh ajian ini. Di antaranya adalah berpuasa tujuh hari dalam satu bulan selama satu tahun. Saat puasa, setiap usai sholat fardhu, mantera aji dibaca sebanyak banyaknya 41 kali. Setelah selesai puasa, mantera dibaca satu kali lalu dihembuskan pada kedua tangan sambil membaca “ya qawiyyu ya matiin” 1000 kali

Mantra untuk matek aji Brajamusti ini kalau tidak salah ingat sebagai berikut: ”Bismillahirrohmanirrohiim, Sun matek aji ajiku Brajamusti, Terap-terap, Awe-awe, Kuru-kuru, Griya gunting drijiku, Watu item ing tanganku, Sun tak antem, Laa ilaaha ilalloh Muhammadur rasululloh.”

Dasar tidak ada darah pendekar, berbagai ilmu kanuragan yang sudah saya kuasai tidak pernah sekalipun terpakai. Bahkan untuk menyakiti semut pun insya allah saya hindari. Lebih baik tidak menggunakan ajian-ajian apapun jika pada akhirnya hanya akan memperbanyak musuh. Atau malah lebih parah lagi, berurusan dengan aparat keamanan. Atau malah nyerimpeti laku saya untuk bertemu Gusti Allah.

Memang, harus saya akui bahwa ada kalanya emosi meletup-letup tak terduga. Karena ada stimulus dari luar yang merelakan saya untuk marah, bahkan sering sampai berkelahi. Tapi ya itu tadi, tidak ada nafsu untuk membunuh sesama, apalagi dengan menggunakan ilmu-ilmu kanuragan seperti yang saya amalkan.

Singkatnya, saya dan mungkin para pembaca yang budiman juga melewati fase yang sama. Yaitu fase dimana ego kita cenderung ingin mengalahkan ego yang lain dengan penaklukan dan hegemoni meskipun harus ditempuh melalui jalan dan cara-cara kekerasan. Namun ada kalanya, dan ini saya syukuri adalah datangnya fase dimana kita menyadari bahwa ego adalah iblis yang berasal dari naar (api): tempat sifat-sifat buruk dan menyesatkan. Sementara untuk memperoleh hidayah dari Gusti Kang Murbeng Jagad, konon manusia harus membersihkan diri sebelum akhirnya Malaikat yang berasal dari nuur (cahaya-Nya) datang kepada wadah yang sudah bersih.

Dulu saya adalah kolektor berbagai macam ajian, sikep, batu-batu akik, keris dan senjata-senjata lain. Barang-barang klangenan yang saya letakkan di kamar ini saya dapatkan dalam fase pencarian yang panjang dan tidak seketika. Paling banyak saya peroleh saat saya gemar berguru ke banyak paranormal sambil liputan untuk sebuah media mistik yang terbit di Jakarta. Karena terlalu sering bertemu dengan paranormal dari berbagai kalangan di berbagai daerah, saya juga sering mendapatkan ”oleh-oleh” yaitu beragam benda-benda bertuah tadi.

Bertemu dengan banyak paranormal dari berbagai aliran, bagi saya sungguh sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Mulai paranormal yang beraliran Jawa, Islam, Cina, Budha, Hindu dan lainnya. Salah satu paranormal yang cukup unik dan lebih mirip sufi adalah MBAH WALIJO. Si Mbah yang sudah bertapa sejak tahun 1960 ini tinggal di sebuah gubuk yang lebih mirip kandang kambing, di lereng perbukitan di dekat pantai Parangtritis Yogyakarta. Paranormal ini terkenal di seantero Kota Bantul DIY, dan beberapa kali pernah dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta karena pernah membantu mengangkat bus yang terperosok di pantai parangtritis. Konon saat itu bus itu dipegangi oleh Mbah Bledug, penunggu pantai yang tidak lain para punggawa Kerajaan Pantai Selatan.

Dari MBAH WALIJO saya mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara untuk bertemu dengan makhluk halus: ”Semedi tidak usah lama, sekitar sepuluh menit di malam hari di bawah grojokan le…” ujarnya santun. Apa yang saya dapat dari Mbah Walijo berbeda dengan yang saya dapat dari paranormal Bambang Yuwono, Suhu Acai, Ki Macan Putih, dan suhu-suhu yang lain….. . Itulah saat saya giat-giatnya getol mengolah diri, nyepi di kuburan-kuburan, tapa di sungai, dan berbagai olah batin lainnya.

Ada pula pengalaman saya bertemu orang tidak mau dikatakan paranormal. Dia hanyalah ingin nglakoni apa yang dia sendiri tidak tahu. Dia berada di wilayah pedalaman Kabupaten Sleman. Cara bertapanya sangat unik dan gila: duduk di bawah pohon sawo hingga bertahun-tahun, tidak masuk ke dalam rumah meskipun hujan dan angin ribut! ”Pohon ini tampak terang benderang kalau malam hari, dan saya merasa bahagia ada di bawahnya,” tegasnya memberi alasan tindakannya yang tidak masuk akal tersebut.

Pada suatu ketika, fase hidup yang saya jalani berubah total. Saya mengalami kebosanan dengan sang aku. ”Aku harus menjadi aku yang benar-benar baru. Yang mampu untuk meredam, memendam dan menguasai emosi yang sedalam dalamnya dan menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama dengan cara-cara yang santun, masuk akal dan sederhana.” Itulah tekad saya saat itu. Untuk mewujudkan semangat menjadi aku yang baru ini, tak pelak benda-benda klangenan ini pun saya berikan kepada orang-orang lain, sisanya ada yang saya bakar. Termasuk yang saya lakoni untuk bertobat ini adalah melanggar pantangan amalan ilmu-ilmu gaib tadi.

Niat saya saat itu sederhana: agar tidak ada lagi pagar gaib yang nantinya justeru membebani saya saat akan memasuki dimensi ruhaniah yang lebih halus. Entahlah, apakah tindakan saya ini benar atau salah. Yang jelas keyakinan saya bahwa benda-benda bertuah akan nyerimpeti perjalanan ruhani ini muncul setelah perenungan yang lama. Salah satunya kejadian yang menimpa nenek saya, seorang tokoh agama di Ngawi, Jawa Timur saat menjelang ajal tiba.

Mbah Dunainah, nama nenek saya ini semasa hidup terkenal kezuhudannya. Pada suatu ketika saat simbah berhaji di tanah suci ada makhluk halus yang ingin menjadi muridnya dan pulang ke tanah air. Dan ini yang akhirnya jadi pangkal perkara, saat menjelang ajal sang makhluk halus tidak rela nyawa simbah dicabut sehingga ajal simbah tidak segera datang. Tubuhnya yang semakin lemah dan lemah membuat mulutnya tidak bisa bergerak lagi untuk mengatakan apapun. Konon, nyawanya digondeli si makhluk halus tadi! Akhirnya pertolongan datang juga. Disarankan agar keluarga besar kami mengadakan selamatan dan dengan ritual khusus, dan memohon agar makhluk halus muridnya Mbah Dun tadi rela untuk pergi. Akhirnya ajal simbah benar-benar tiba. Alhamdulillah…

Kejadian kedua menimpa juga oleh Simbah Rin—begitu kami menyebut saudara Mbah Dun. Simbah ini akhirnya juga kesulitan untuk meninggal dunia hanya gara-gara memiliki ilmu kanuragan yang tidak bisa dilepasnya sendiri. Dan akhirnya setelah pengapesannya ditemukan: sebuah sabuk yang melingkar di perutnya dipotomng, nyawa Simbah Rin ini pun bisa menghadap Ilahi dengan tenang.

Kini, setelah saya tidak menggenggam satupun ilmu-ilmu gaib tadi,  insya allah,  Tuhan memberikan saya sifat lebih sabar dan ikhlas untuk urusan-urusan yang harus bergesekan dengan manusia atau makhluk lain. Jika bisa saya hindari, kenapa harus mencari-cari masalah? Lebih baik ngalah daripada harus menang di atas penderitaan orang lain. Lebih baik orang lain yang menang dari saya daripada saya yang mengalahkanya. Apa hebatnya jadi pemenang? Sekarang, saya lebih memegang filosofi Jawa yang sangat luhur dan tinggi nilainya: ”Ngluruk Tanpa Bala, Sugih Tanpa Banda, Sakti Tanpa Aji, Menang tanpa Ngasorake,….”

Sekarang bila kangen akan pertumpahan darah, saya sesekali hanya menonton film Jet Li di televisi. Ciatttttttt……..Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawan muda dan ngapunten bila ada yang tidak berkenan.

Wong Alus

Categories: SAKTI TANPA AJI | Tag: , , , , , , | 58 Komentar

Navigasi pos

58 thoughts on “NGLURUK TANPA BALA, SUGIH TANPA BANDA, SAKTI TANPA AJI, MENANG TANPA NGASORAKE

  1. kangBoed

    pertamaaaaaaaaaaaaaaaaaax… hehehe… asyiiiiiiiik… kisah sebuah perjalanan… indaaaah… semua adalah perjalanaaaaan yang harus ditempuuuuh… ada saatnya kita harus keluar diri… *kaweruh*… dan akan tiba masanyaaaaa… masuk kedalam diriiiiii… semua adalah jalan… semua harus seimbang… sehingga ketika masuuuuk sudah manstabs surantabs… salute… two thumbs upps… buat saudara sejatiku… Mas Wong Aluuuuus nyang baeeeeek… mudah mudahan… saya mendapatkan banyak pencerahan demi pencerahan… sebagai bekal untuk melangkah membawa botol kosong iniiiii… semoga dapat terisi… dengan seringnya berkunjung di rumah yang adeeem ini…
    Salam Sayang
    Salam Taklim
    Salam Hormat
    Salam Sejati

  2. wah wong alus sakti juga rupanya hehe,
    kalo gak salah ajian brajamusti itu ciptaan/gubahan sunan kalijogo, termasuk ajian gelap ngampar, ajian lembu sekilan dsb, memang sunan kalijogo konon bisa menciptakan ajian2 sakti setelah bertemu khidir as dan mengetahui rahasia2 gaib, kemudian mengajarkan ajian2 tsb ke murid2nya tapi pesan sang sunan adalah ilmu kejadukan/kanoman itu hendaknya disepuh dengan ilmu kasepuhan/makrifat sehingga kita bisa sampai pada sumber yg asli(ALLAH), sehingga gak nyrimpeti ketika sakaratul maut, orang yg menderita ketika sekarat itu menurut saya bukan karena diganduli jin, tapi karena hati kita masih terikat pada hal2 keduniaan(jimat, harta, keluarga dsb). tidak hanya sunan kalijogo tapi al ghazali juga mengajarkan ilmu2 gaib pada kitab al aufaq, jadi cara yg paling benar menurut saya ya ilmu kanoman tsb minta langsung ke Allah dan tidak bersekutu dgn jin, disepuh menjadi kasepuhan sehingga daya ilmu tsb menjadi lebih besar dan yg terpenting ketauhidan kita benar2 terjaga, karena segala aji2 dan atribut dunia lainnya hanyalah alat utk kembali kepadaNya, tapi kalo masih ragu2 ya ndak usah punya aji2 gitu cara amannya.

  3. wongalus

    Kang Boed, terima kasih atas syair-syair sufistiknya yang menerobos tembus hijab-hijab hingga menjadi botol kosong atau Suwung yang kemudian diisi oleh-Nya dengan ayat-ayat yang Nyata.

    Mas M4stono, panjenengan ternyata pendekar!!! Bila memahami asal muasal ilmu dan mampu mendudukkannya secara tepat bahkan mampu mendukung tauhid, saya yakin ilmu-ilmu tersebut malah sangat bermanfaat.

    Terkait dengan kasus saya yang tidak tahu-apa-apa tentang ilmu kanuragan, juga tidak memahami hakekatnya, saran panjenengan sangat pas. Llebih baik saya melupakannya daripada ngganjeli kaki untuk melangkah menuju pintu-Nya. Lak mekaten tho mas?

    Ngapunten kalau lepat, semoga panjenengan berdua dan juga kita semua selamat meniti jalan menuju YANG MAHA….

  4. wah saya bukan pendekar mas, saya gak punya cekelan aji2 apapun, bahkan ketemu gendruwo pun saya bisa lari ketakutan hehehe, wong saya cuma mbaca2 dari majalah lawas dan pengalaman temen2 yg lain, tapi kadang saya juga pengin belajar nelmu kanuragan kek njenengan tapi ya itu tadi , wong saya juga ragu apakah ngelmu tsb akan membawa saya kepadaNya, wong saya juga mung iso ngujar ora iso nglakoni 😀

  5. kangBoed

    hmm.. ngelirik ke atas.. hehehe.. demi masaaaa.. semua adalah perjalanan… kadang adalah modal dalam menembus dimensi… tetapi jika memulai perjalanan ke dalam… memang seperti saudaraku mas wong Aus ini sungguh langkah ruaaar biasaaaa.. dengan mengorbankan ajian dan sebagainya.. untuk mencapai fitrah diri kembali… hal ini jarang sekali mau dilakukan oleh teman teman kita yang sudah terlanjur mendapatkan gelar jawara.. dsb.. karena waaaaaaaah.. dulu saya ambilnya begini.. begono.. begitu.. akhirnya mereka bermain diluar terus… sampai umur kita habis… waktu yang tersedia ternyata tidaklah cukup untuk mengupas dimensi demi dimensi… sekali lagi sungguh mas wong Alus saudaraku yang harus di tiru…
    Salam Sayang
    Salam Kangen
    Salam Taklim
    Salam SEJATI.. dalam kesejatian RASA..

  6. Kalu baca pengalaman Ki Wong Alus saya jadi mesam mesem tertawa sendiri. Terus terang bikin ingat waktu remaja dulu. Saya dulu malah lebih ekstrim, Suka iseng menciptakan ilmu ilmu tadi. Bahkan tanpa guru sekalipun.Tapi yang aneh Ki, apa yang saya khayalkan dan kemudian saya rituali itu rata2 menjadi nyata.Pernah dulu , salah satu teman saya yang saya turuni ngelmu di keroyok orang, digebuki dsb, ternyata ndak apa2 bahkan lecet dikit pun tidak. Ada juga temen yang ditimblek batu ama lawan berkelahinya juga ga apa2, padahal dalam mencari ilmu saya cuma ngawur..
    Pernah juga saya nyolong ilmu dengan nguping, eee setelah saya praktekan bisa juga. Tapi ya itu tadi saya sendiri belum pernah memakainya untuk berantem dsb. Lha wong saya dulu pernah dibegal dibekasi malah tak suruh ngambil sendiri dompet saya yang ditas ha ha.
    Tapi semenjak tahun 2003 saya mulai melupakan semua itu, lha wong ga hobby berantem, ngapain juga nyimpen kanuragan banyak banyak, yang jelas memang hal begituan bisa nggondeli laku…
    Maturnuwun Ki postingannya sangat mencerahkan, agar supaya kita makin berhati2 dalam mengarungi hidup ini
    wasalam

  7. mbah jarwo

    Secuil kisah perjalanan hidup “dunia lain” dari wong alus dimasa lalu dimana saya pernah sangat dekat bahkan mengenal tempat dan tokoh pelaku sejarah semasa pengembaraan beliau. Fase hidup yang “unik” dari wong alus menjadikannya “kaya” pengalaman spiritual yang akhirnya bisa menemukan jalan kembali ke habitatnya. Wellcome to the real world.

  8. Yth kang Boed… Fitrah ternyata seperti bayi. Nggak punya apa-apa, tidak tahu apa-apa ya… Terima kasih. Salam sayang.

    Yth Ki Ngabehi, pengalaman panjenengan lebih dahsyat. dan akhirnya, kita semua sadar bahwa hanya DIA, Gusti Kang Murbeng Jagad, Tuhan tempat bergantung dan memberi pertolongan. Matur nuwun Ki… Salam sejahtera buat keluarga…

    Yth Mbah jarwo, terima kasih nggih… jalan hidup panjenengan sudah lurus sejak awal dan insya allah sampai akhir hayat. Kita bareng-bareng mengarungi dengan saling asah, asih dan asuh. Salam takzim

  9. kangBoed

    hehehe… yayaya.. beneeeeer kang Mas.. bermodalkan ilmu jempol.. itulah sang bayi.. tahunya menangis dan menangis.. wooooooooow.. ternyata tangis adalah modal.. sehingga seorang ibu pun dapat merasakan ketika sang bayi menangis dan bergegas datang dan hadir dan tergopoh gopoh berlari menghampiri.. hmm.. cinta dan kasih sayang seorang ibu.. apalagi cinta dan kasih sayang Sang Maha Pencinta.. begitu tangis itu terdengar dari seorang insan hina.. dalam sujud syukur penyerahan diri.. woooow.. DIA lansung menyapa kita… dalam alunan getaran.. desah nafas yang takkan kutukarkan dengan segala sesuatu yang ada disini.. indah nikmat sukar dikatakan.. hanya para pejalan CINTA yang tahu dan merasakan
    Salam Sayang
    Salam Kangen
    Salam Rindu untuk muuuu…..

  10. no body

    langit itu mendung berujar kata2 manis lan megah,mengais sukma mengisi jiwa di antara rasa dan cipta.
    angin itu bertumpu pada batu hitam mengalir di sela kebajikan dan kejahatan ,burcumbu dengan mata dan telinga.
    manusia itu lari membeli kehidupan tanpa memberi upah kata dan rasa padaNya,namu DIA tanpa raga berujud dalam alam mistik yang tak terjawab.
    akankah ada cipta rasa yang memuliakan cipta rasa itu sendiri?
    biarkan AKU hilang berganti AKU yang menangis di tengah keramaian dunia,tertawa d kesepian mata,bersujud sembah pada alam yang bersinergi dengaNNYA,memupuk tangan menjadi cipta dan jiwa menjadi rasa
    salam kenal
    salam rahayu
    eling lan waspodo

  11. wongalus

    Yth Mas/Mbak No Body..

    Salam kenal juga buat panjenengan. Puisi sufistik yang menggugah kesadaran dan mencerahkan akal budi. Terima kasih mas.

  12. no body

    salam sejahtera bagi kita semua yang memuja dan menyembah DIA yang ESA

    terima kasih atas sanjungan yang bagi say terlalu jauh he5x
    saya hanya insan yang belajar dengan panjenengan2 sedaya yang lebih jauh mengerti atau sudah mengalami sedikit banyak pencerahan dalm hidup,sedang saya hanya manusia yang ibarat pohon masih amat sangat mudah untuk di buat indah maupun di hancurkan oleh debu sekalipun
    matur nuwun salam kenal kagem kangmas2 sedantheng engkang kulo dadosaken guru kagem kulo,

  13. Kadang Kulo mas No body
    Panjenengan inilah sejatinya manusia yang sudah dikaruniai Tuhan pengetahuan yang benar. Manusia sesungguhnya adalah No Body, bukan siapa-siapa di hadapan-Nya. Secuil pun keakuan kita, hanya akan memetakan diri ke ordinat yang keliru dalam wilayah tauhid. Ya, sesungguhnya saya benar-benar ingin jadi No Body seperti panjenengan.

    Salam kasih!!!

  14. no body

    salam rahayu
    ha10x panjengan niku saged mawon ,semua manusia itu sejati bagi diri mereka masing2,wong panjenengan juga manusia sesungguhnya kok,yang membedakan kita hanyalah kadar ke AKUan kita dan kesadaran akan KEILAHIIANnya,la kalo saya di katakan panjenengan manusia sesungguhnya saya kok malah minder,karena saya merasa keAKUan saya masih begitu besar,olehkarena itu saya ikut nimbrung di blog panjenengan,bisa ngangsu kawruh yang belum saya temukan daqn tentunya berbagi dengan panjenengan dan kangmas2 kulo sanesipun ikngkang ugi nimbrung di blog ini.
    seperti biasa kata dan olah berguru pada waktu
    menyentuh kuku2 hari yang nyaris tersambar kilat evolusi kehidupan
    menyaring sabda tanpa rupa ,memendam asa berujar harap
    melalaikan mata ,memincingkan tangan yang berlumur kenikmatan
    lalu bergumul pada kesepian menarik benang hidup
    bersujud tak kala waktu tertutup oleh bias2 nafsu
    menusuk ulu,lalu terdiam……
    hening….
    terang…
    gelap….
    terhenti pada zamannya,dan merasuk dalam naluri hati

    salam kasih!!!!

  15. Kalau saya boleh melakukan pemaknaan ulang pepatah di atas menjadi :
    ngluruk tanpa bala maknanya jadi blogger
    sugih tanpa banda maknanya punya kartu ATM
    sakti tanpa aji maknanya ………………. ( yang ini belum tau maknanya, kalo diisi massaid, nanti Angelina Sondakh gimana? )
    menang tanpa ngasorake maknanya jadi golput

  16. rosan

    Puji syukur kagem Gusti Allah, saya bisa ketemu blog jenengan. salam kenal

  17. wongalus

    Yth Mas no body, indahnya berbagi ngangsu kawruh ya.. setiap individu belajar dari individu yang lain mas. Saya juga mendapatkan ilmu dari panjenengan.. yaitu tidak enggan untuk memulai sesuatu perjalanan dengan keterlibatan rasa bersama menggapai ilmu-ilmu Tuhan yang adiluhung.

    Yth Mas Segar, terima kasih atas interpretasinya yang khas panjenengan banget. Segar yang bersumber dari mata air yang bening. Salam dengan rasa yang bening…

    Yth Mas Rosan, salam kenal juga. terima kasih telah berkunjung ke gubuk ini. Gubuk untuk berbagi cinta kasih, persahabatan dan perdamaian antar sesama pencari… Salam damai juga di langit dan bumi

  18. Kalo boleh saya paparkan, perjalanan ilmu Wong Alus.
    Begini metamorfosisnya secara sederhana :
    BRAJAMUSTI – BLOGOMUSTI
    Karena itulah layak, kalo beliau mendapat gelar :
    Pendekar Jari Sakti

    Salam Brrrrr pencet-pencetan!

  19. adi

    mas boleh tahu alamat mbah walijo ngak yang ada di bantul itu?? makasih

  20. wongalus

    Alamat lengkapnya saya tidak tahu persis di wilayah padukuhan, RT/ RW mana lereng gunung dekat Pantai Parangkusumo sebelah barat Pantai Parangtritis Jogja itu termasuk ya. Bila mau berkunjung bisa tanya warga di sekitar sana kemawon mas, semoga ditunjukkan.

    Namun saya punya firasat, beliau sekarang sudah pergi ke alam lain. Semoga saja firasat ini tidak benar. Monggo dipun cek piyambak nggih. Salam damai.

  21. chandra

    setuju kang mas.
    aku juga pernah melaksanakan hal tersebut
    sakti bukan aku
    kuatnya bukan aku
    sakitnya bukan aku
    aku hanya wayang elmu
    bukan wayang allah

  22. jajsus

    mbah wong alus lan mbah2 lintune..wah kulo remen banget kalihan tulisan sampean…
    kulo kok pingin golek i wong sufi22 kok mboten pernah ketemu yo?

    kalu ndelok kyai2 ustad neng TV mboten sreg kalihan ati….
    kulo ndelog namung pados donyo kalihan tenar mawon..

    kalu pingin nemu guru ingkang saget nunjukan jalan menuju kepada NYA,

    lak wonten kulo di email teng jasjus.bwi@gmail.com

    salam

    jasjus

  23. Gendul

    Mas , panjenangane daleme ngawi to, kulo nembe niki buka blog wong alus, kulo remen kalihan tulisane panjengan , kulo pingin sinau mbok bilih angsal, matur sembah nuwun , salm knal mas

  24. muhammad

    saya seorang yg jg mempunyai hal yg sama,tapi saya tidak dapat mengendalikan emosi,apa anda bisa bantu saya buat itu?saya bgg semua jd enteng di hdpan saya

  25. riyanto hs

    Matur sembah nuwun mas, perjalanan hidup yang sangat indah……

  26. tommy_sasmita

    Maaf ki… nanya.. apakah tanpa tahapan seperti panjenengan kita yang awam bisa langsung belajar dan memahami semedi dari tingkat ning,nung,neng,nang dan laku” prihatin lainya yang dirasa berat dan tidak semua orang bisa menjalani seperti puasa mutih 40 hari ngebleng / pati geni Ki.. kalo bukan terbiasa dari kecil sungguh dirasa berat…
    memang ibaratnya untuk mencapai itu semua ga bisa instan.
    kalo Ki.. aja fasenya sangat oanjang dan penuh perjuangan
    apalagi kita Ki.. yang awam
    kalo pemahaman dan perkataan mungkin bisa dicerna..tapi untuk pemahaman batin yang belum terbiasa tersentuh apalagi belum terbuka mata batin,/mata ketiga tentulah sulit mensinkronisasikan jenis perubahan energi atau fase” dalam semedi Ki….
    mohon pencerahanya

  27. Setiap aktivitas/kegiatan, setiap peristiwa, setiap fakta, setiap apa yang kita lihat dan kita rasakan ini sebenarnya adalah sebuah pembelajaran lahir dan batin. Pembelajaran antar manusia yang satu dengan manusia yang lain pasti tidak pernah sama, sehingga tidak mungkin hanya dengan satu metode dan cara saja agar seseorang itu terbuka mata ketiga-nya. Satu agama pun juga tidak menjamin apakah seluruh manusia bisa sama-sama bertakwa, sehingga sangat wajar bila Tuhan memmberikan banyak pilihan jalan keyakinan yang dianggap paling sesuai dengan hidup seseorang. Maka untuk perjalanan batin khususnya membuka mata ketiga, ada banyak caranya. Ada yang memakai cara meditasi, ada yang memakai cara tanpa meditasi. Semua sah saja karena memang meditasi hanyalah cara dan bukan tujuan. Bila sudah terbuka mata batinnya/kesadaran ruhnya maka dia mungkin tidak perlu meditasi lagi sehingga dia sudah dari sono-nya sudah diberi Tuhan kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Namun secara umum, orang yang demikian sangat sedikit jumlahnya. Seiring bertambahnya usia, bila batin tidak dilatih maka dia akan menjadi tumpul dan mengeras. Akal (rasio, intelek) dan Pancaindera lebih dominan dari rasa/batin/budi. Jadi mari berlatih bersama-sama agar kita kembali lagi seperti bayi yang suci lahir dan batin. Berlatih untuk MEDITASI dengan cara kita masing-masing. Bila malas pun, tubuh kita sebenarnya sudah memerintahkan kita untuk meditasi otomatis dengan cara TIDUR YANG NIATNYA ADALAH UNTUK MEMBANGUNKAN KESADARAN RUH. nwn.

  28. rifky

    assalammualaikum.

    semoga Allah SWT berkenan memberikan hidayah dan bimbingannya kepada kita untuk menjadi rahmat semesta alam. aamin. merdeka!

  29. rohman

    rohman.HP 0817361046

  30. Wabil akhirotihim yuuqinun…..

    Dab pada akhirnya kita akan yaqin…..

  31. kapalapi

    TENG…TENG…TENG,

    Hmm inti judul artikelnya =PASRAH, sayang saya masih suka ‘ngaduk ngaduk kopi’ dan ‘campur campur kopi dg gula…’
    Mungkin bila waktunya tiba saya gantian jadi peminum kopi bukan tk kopi …. Hiks hiks

  32. Si Pendekar bodoh

    Saya ini yg bodoh tapi sok pintar, saya ini yg lemah tapi sok kuat, saya yg kosong tapi sok isi…itulah saya…sungguh suatu pencerahan yg sangat berharga bila memahami kata kata para sesepuh2/sedulur2/guru2 semua…trimakasih smoga Allah selalu melompahkan Rahmat dan Hidayah Nya kepada kita semua…

  33. gus santri

    la ini Ki Wong Alus, baru masuk ke apa yang disebut sebenarnya dg ajaran islam. Nggih ngoten niku tiyang islam. Tidak pernah bergantung kpd apapun kecuali hanya kepada ALLAH semata. Pun leres margi jenengan Ki.. Mugi2 tansah pinaringan ridhane ALLAH. Nilai2 yang Wong Alus pegang sdh selaras dg nilai islam.

  34. Nasrudin

    Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah, satu kenyataan , satu penerangan yg boleh diambil Iktibar dan renungan bagi saya, terima kasih

  35. Kulo ngih kagum kalean pengalaman urip sampean

  36. Aji S Manungso

    itu orang hidup yang ngerti hidup… dan yang ngerti sejatinya manusia…

    …..salam persaudaraan….

  37. itulah perjalanan hidup manusia dari fase 1 kefase berikutnya itulah tanda2 manusia yg bijak.apa yg dialami kisepuh kwa memang benar apa adanya saya pribadipun mengalamin dan merasakan seperti itu.karna tujuan hakiki manusia adalah berjumpa dengan tuhannya baik itu didunia maupun diakhirat.

  38. sungguh suatu pencerahan bg diriku
    aku takut mengatakan cinta
    karena takut tak spt para pecinta
    aq hanya manusia biasa
    yg butuh umtuk di sayang, jangan di marahi karena aq takut sekali
    ya…ROSUL …SALAM ALAIKA …YA NABI SALAM ALAIKA.. LAAILAAHAILLALLOH MUHAMMADURROSUULULLOH…

  39. DG Kidul

    Bismillaahirrah maanirrahiim. Allaahumma shalli’alaa sayyidinaa muhammadin ‘adada maa-fii ‘ilmillaahi shalaatan daa-imatan bidawaami mulkillaahi. (Shalawat Saadah ; Syekh Sayid Ahmad Asy Syaawi)

    Sedikit cerita kisah perjalanan hidup yg sungguh menarik untuk di renungkan.. apalgi dengan kata2 filosofi ”Ngluruk Tanpa Bala, Sugih Tanpa Banda, Sakti Tanpa Aji, Menang tanpa Ngasorake,….”

    Salam kenal dan Salam sejahtera kepada Senior2 wabil khusus Rektor di Kampus alus ini.. Mohon Maaf dlm beberapa hari ini Masuk Kampus tampa izin dari Rektor.. saya masih siswa dasar ms belum pantas menjadi mahasiswa disini,jadi minta izin hanya untuk menyimak.
    Sekali lagi saya Mohon maaf bila ada kata2 saya yg salah dan tidak berkenan.. semoga kita semua mendapat hidayah dari Allah Azza wa Jalla.. Amiiinnn ya rabbal’alamin.

  40. selamat ki,udah mencapai tahapan tingkat tinggi yang lang boleh kah saya belajar ama aki

  41. zulfikar

    hasbunallah wanikmal wakil….bergantung total kepada Allah..tidak merasa paling…..paling….. dan paling……karena yang paling hanyalah allah

  42. RG.Sudarjo sastro suwignyo

    Assalamualaikum Ki Alus,sesepuh yg yang hormati dan saudara kampus yg saya cintai.
    Mohoon maaf jika baru sekarang saya sedikit tergelitik untuk ikut nostalgia dan ngoyo woro disini.Mendengar kisah Ki Alus menjadikan saya ikut menerawang jauh ke masa puluhan tahun yg lalu.Seperti itu yg saya rasakan juga Ki? sama ternyata.Apalagi daerah yg Ki Alus ceritakan ada yang menjadi kenangan terindah dalam hidup saya.Sedikit menerawang masa lalu.
    Ki Alus: saya kenal dengan yg Aki sebutkan yaitu Mas Entok,saya masih ingat betul seperti apa beliau cuma beliau pasti lupa dengan saya.Karena saat beliau mengajar saat itu saya masih SMP di daerah sine,yg sekolahanya diatas bukit itu lho Ki?Setelah beliau mengelana ( entah dimana beliau sekarang) saya lanjut ngangsu kawruh dgn para Yuniornya al: Mas Nari,Mas Supri,Mas Supar,Mas Mukarno dll.Mungkin Aki masih ingat.Jika ketemu beliau semua, sampaikan salam saya dari lare Jagir.
    Memang benar Ki , masa muda itu penuh dengan semangat yang menyala-nyala untuk menjadi hebat,ditakuti orang dan lain-lain.Ilmu yang dipelajaripun yang serem-serem.Pernah saya kungkum di kali sawur demi sebuah ilmu.Salah satunya ini ki.DUKA’A WUKUHU LAKUM LAM YALID WALAM YULAD YULAMAT SAHULA AHAD DULA WAHUKUL. Ilmu ini intinya untuk kekebalan juga selain Brojomusti.Kalau brojomusti intinya untuk pukulan.tata lakunya Puasa mutih/biasa 3 hari,sehabis sholat dibaca 41 kali lalu setiap malam sholat hajat dibaca 1000 kali.Silahkan poro sedulur KWA jika mau ngamalin.Tetapi saya sendiri sdh tdk melakoni alias sudah saya lepas semua ilmu sejenis itu.Seperti Ki Alus lah? memilih ilmu kosong blong, pasrah sumarah saja lebih enteng.
    Saya sangat bersyukur Ki? semenjak ikut silat Cempaka Putih sampai detik ini sekalipun tidak pernah berantem liar atau jalanan.Tapi jika dikalangan atau di matras Alhamdulillah pernah juga jadi andalan Jakarta Pusat untuk atlet tarung bebas / sambung bebas.
    Bersamaan dengan bertambahnya umur yang kepala 4 semakin sadar bahwa ilmu yang enak nyaman,tenang adalah Ilmu yang Ki Alus jalani sekarang ini,sekarangpun saya sedang menggali lebih dalam lagi.Ki saya ubah sedikit ya? NGLURUK TANPO BOLO kalau saya sowan kanti tresno,Sugih dermawan suko,kosong mlompong koyo sapi ompong,ora menang ora kalah ( WIN-WIN SOLUTION ).
    Monggo poro sepuh nyuwun tulung di scan amalan diatas.Kira-kira bagaimana,jenis apa ilmu itu,bagus nggak jika diamalkan.Maklum dulu saya nglakoni cuma sami’na wa ato’na sama guru jadi nggak ngerti sesungguhnya ilmu itu.Maklum masih Smp.
    Akhirnya : LAHAULA WALA QUWATA ILLA BILLAH,ALHAMDULILLAH WA SYUKURILLAH.

    Salam damai penuh cinta
    Wassalamualaikum.

    RG.Sudarjo sastro suwignyo.

  43. achmad yani

    assalamualaikum.. ki.. salam hormat… saya sangat ingin sekali memiliki ajian/amalan2 yang bermanfaat di blog ini, tp terus terang saya bingung harus memulai dari mana? mohon penjelasanya ki? sekiranya ki alus memberikan ijin saya ucapkan banyak terima kasih.

  44. Ramlansakti

    MANTAP

  45. org biasa

    Ilmu sejati

  46. Nyuwun ijazahipun Aji “Sekti Tanpa aji” yai. qobiltu

  47. aq inagin di suka dan di syanq oranq lainn ..

  48. tolong jelas kan tentang doa la fatta illa ali wala saifa ila zulfikar DAN cara mengamalkan nya,,,,,,,from: aceh

  49. Fandy

    pertamax Ki,,,
    🙂

  50. wagiman

    semua yg berawal pasti ada akhirnya

  51. pangeran dimyati

    klo ngamalin tanpa guru itu bisa gila pa nggak siih??
    ngeri gila ngamalin tanpa guru

    pernah di ijazahkan abang saya sebuah pelet semar mesem dan ternyata bisa terjadi
    dan ada juga sya ngmbil ajian tanpa ijazah, apakah sya bisa mndapatkan ilmu itu ki? ataukah menjadi gila?

  52. Membaca kisah ki wongalus di atas, seakan saya pernah kenal si paman yang dari Kuniran, Sine, Ngawi, dulu saya waktu bujang pernah di ajak kakak ponakan saya yang namanya Gatot yang juga pendekar Cempaka Putih ke Kuniran, Sine, Ngawi nemui teman pendekarnya (bilangnya: pimpinan Cempaka Putih) waktu itu yang bernama mas NO CIK, tapi itu ada hubungannya ato tidak dengan kisah ki wongalus saya tidak tahu, kakak saya rumahnya di Bayemtaman, Jagir. sebelumnya di ajak ke sesepuh Cempaka Putih yang bernama NO WERU (maaf nama asli tidak tahu). Waktu di Kuniran, saya pernah di beri amalan Macan Putih, oleh teman Pendekarnya atas ijin mas NO CIK (maaf namanya asli gak tahu), tapi sampai sekarang tidak tahu masih apa tidak aji Macan Putih tersebut, Jika Ki Wongalus berkenan mohon diterawang masih tidaknya ajian tersebut, sebab waktu itu setelah di kasih ajian tersebut, waktu di terawang oleh 3 para pendekar Cempaka Putih ada 2 ekor macan putih di belakang saya 1 besar dan yang 1 sedang.
    mohon berkenannya ki wongalus menerang saya, masih tidaknya ajian macan putih tersebut serta amalan – amalan lain dari saudara pendekar Cempaka Putih berupa amalan kebal senjata sama amalan tenaga dalam.. matur nuwun

  53. rakha

    salut

  54. ABD QODIR HASYIM ASY'ARY.

    Sedulur2,,usahakan ijazah langsung berhadapan dg.gurunya kasih mahar biar punya khodam.

  55. Salam kagem poro sesepuh
    salam kenal salam kekeluarga’an
    saya hend di wk
    salammualaikum wwb ..

  56. assalamu alaikum trimaksih buat ki wong alus ,yg telah berbagi pengalaman ,yg tlah memaparkan pengalaman nya,trus trang sya banyak mngambil hikmah nya.salam hormat saya.semoga tmbah jaya.assalamualaikum.

  57. memang masa muda adalah masa mencari jati diri…
    setelah kita tahu jati diri kita rasa kerendahan hati itu akan muncul bagi mereka yang mau belajar

  58. Gus Indra

    Saya beberapa kali bertemu dg mbah walijo.. Benar kisah yg anda ceritakan.. Beliau jg cerita byk ttg ratu kidul dan tongkat nabi musa yg pernah beliau dptkan dr bertapanya dan di buktilan bisa belah laut… Itu kisaran tahun 96-97

Tinggalkan komentar