HAKIKAT SUWUNG


Suatu ketika, saya ingin membuat blog yang isinya tentang puncak-puncak pengetahuan metafisis tertinggi, ilmu-ilmu ketuhanan yang abstrak hasil kontemplasi (perenungan) dan juga hasil meditasi. Blog pun sudah jadi yaitu www.suwung.wordpress.com. Namun, anehnya untuk mengisi blog tersebut, jari tangan ini sangat berat untuk digerakkan. Otak pun terasa malas berpikir. Sampai akhirnya, saya memutuskan untuk menutup saja domain blog tersebut karena hingga akhir hidupnya, blog itu tidak ada isinya sama sekali alias benar-benar SUWUNG.

96714main_DiskPreBurst_lg_web

Hingga suatu ketika, ada salah seorang pengunjung blog wongalus, Ibu/Mbak Annie Soebardjo meminta untuk menulis tentang wacana SUWUNG ini. Saya pun menduga, pasti apa yang dialami oleh Ibu Annie sangat luar biasa sehingga memerlukan sebuah penjelasan yang gamblang. Sebab kondisi SUWUNG susah diungkapkan dengan kalimat-kalimat sederhana.

Biasanya banyak para ahli hidup yang sudah sampai ke tahap SUWUNG ini hanya menuliskan puncak pengalaman mistis spiritual ini dalam bentuk puisi. Kalau disampaikan dalam kalimat-kalimat, sebagaimana yang saya sampaikan kali ini pasti akan mengelami reduksi makna. Padahal, SUWUNG tidak bisa dibahasakan secara sederhana dalam beberapa larik kalimat. Tapi, apakah SUWUNG itu dengan begitu tidak bisa dikomunikasikan?

Hampir semua wacana tentang dunia mistik termasuk sulit dicerna. Kadar keilmiahannya pun terkadang terabaikan lantaran sudah berada ditaraf yang lebih tinggi daripada akal. MISTIK dalam pengertian ini bermakna sebuah perjalanan ruhaniah untuk menggapai kebenaran final total dan eternal. Itu sebabnya, pengalaman mistik seseorang yang sampai menerobos kebenaran mutlak hampir pasti akan melewati tahapan syariat, hukum atau aturan-aturan agama manapun. Para pejalan ruhani akan bertemu dalam satu titik meskipun di awal-awal perjalanan mereka menggunakan “jubah” Islam, Kristen, Protestan, Budha, Hindu, Kong Hu Cu, Taosime, kepercayaan lain-lain.

Mereka yang berjalan terus dalam perjalanan ruhani akan mengalami hal-hal yang mistis dan tidak terduga. Pasti masing-masing orang akan berbeda pengalaman mistisnya sesuai dengan sosio kultural tempat dia mengolah hidup. Pengalaman mistis Jalaluddin Rumi akan berbeda dengan Ronggowarsito, akan berbeda pula pengalaman mistis Al Ghazali dengan Paus Yohanes Paulus. Itu sudah menjadi hukum sejarah kemanusiaan, bahwa setiap manusia ditakdirkan untuk unik, eksistensial dan pasti tidak sama antara satu dengan yang lain.

Salah satu karya mistis yang sangat populer dalam budaya Jawa adalah SERAT DEWA RUCI. Di serat itu, kita bisa menemukan sebuah proses perjalanan ruhani setinggi-tingginya. Pertemuan EKSISTENSI dengan ESENSI, yang juga dikenal sebagai NGLURUH SARIRA atau RACUT, yaitu MENCAIR dan MELAUT.

Transformasi BIMA ke BIMA SUCI , atau pertemuan BIMA dengan jati dirinya (DEWA RUCI), dalam khasanah agama hal ini sama dengan pertemuan MUSA A.S dengan KHIDIR A.S. Hasilnya adalah KESADARAN KOSMIS, KESATUAN LAHIR-BATIN, AWAL-AKHIR.

Tokoh yang menurut saya berhasil membuat anyaman mistik luar biasa di dalam sejarah Jawa adalah Panembahan Senopati. Dia adalah personifikasi tahapan pemahaman tertinggi yaitu MANGGALIH artinya mengenai SOAL-SOAL ESENSIAL, setelah MANAH artinya membidik anak panah mengenai soal-soal problematis di Jantung Kehidupan, Pusat Lingkaran yang dikenal sebagai JANGKA.

Tingkat ini dipersonifikasikan oleh KI AGENG PEMANAHAN. Adapun tingkat sebelumnya mengenai JANGKAH yang masih di aras NALAR dipersonifikasikan dengan KI AGENG GIRING.

Panembahan Senopati adalah pakarnya SUWUNG, setelah mampu mengolah ILMU-ILMU KETUHANAN sedemikian hingga dia mampu MENCAIRKAN DIRINYA DALAM SUWUNG YANG SEJATI. Jimat andalan Panembahan Senopati adalah ILMU MELAUT KE LAUTAN ILMUNYA YANG TIADA BERHINGGA.

Saben mendra saking wisma,
Lelana laladan sepi,
Ngisep sepuhing sopana,
Mrih pana pranaweng kapti

Setiap kali keluar rumah
wisata ke wilayah sunyi sepi (SUWUNG)
menghirup nafas kerokhanian
agar arif kebulatan awal akhir

Bagaimana kita menjelenterehkan makna SUWUNG? Jelaslah yang dimaksud dengan KELUAR RUMAH di situ adalah OUT OF BODY: Keluar dari wilayah jasmani, masuk ke alam misal, menggapai sadar ruhani—SESUNGGUHNYA HANYA RUH- MANUSIALAH YANG MEMAHAMI RUH-NYA.

Nah, inilah sebabnya kenapa akal kita tidak mampu untuk menjangkau apalagi menceriterakan pesona SUWUNG yang memang sangat luar biasa. Begitu luar biasanya sehingga akal kita tidak akan mampu menuliskannya. Hal ini sepadan dengan apa yang dipikirkan oleh MUSA saat melihat pertanda TAJALLI ILAHI di Bukit Sinai? MUSA jatuh tersungkur tidak sadarkan diri. Itulah momentum EKSTASE seorang hamba Tuhan dalam mengarungi pengalaman spiritual.

SUWUNG adalah sebuah pengalaman mistis, spiritual yang berada pada puncak intuisi yang efektif dan transendental. Ini hanya bisa dialami apabila seseorang itu menggeser SEMESTA KESADARANNYA DARI YANG INDERAWI MENUJU KE ATASNYA. Dalam SUWUNG itulah, dunia inderawi ditinggalkan dan digantikan oleh SEMESTA yang lain, sehingga SAMPAI PADA SATU TITIK KESEIMBANGAN SEMUA DIMENSI DI JAGAD RAYA.

Fariuddin at Tar, sufi agung, menjelaskan tahapan agar sampai di SUWUNG tadi dalam tujuh lembah yaitu: LEMBAH PENCARIAN, LEMBAH CINTA, LEMBAH KEINSYAFAN, LEMBAH PEMEBEBASAN, LEMBAH EKSTASE, LEMBAH TAKJUB dan terakhir LEMBAH FANA FI ILAH.

LEMBAH PENCARIAN adalah saat seseoran mencari unsur-unsur ketuhanan dalam dirinnya, gelombang getar khusus akhirnya ditemukan dan dia pun mengaku sebagai HAMBA TUHAN/KAWULA GUSTI. LEMBAH CINTA yaitu Yang Dicari sudah ketemu dan bersenyawa diri dengan SANG KEKASIH sehingga dia masuk ke LEMBAH KEINSYAFAN. Berikutnya adalah LEMBAH PEMBEBASAN yaitu berada di “TANAH SUCI” dan sudah tanpa diri yang beralaskan kaki apapun. Berikutnya adalah EKSTASE atau JATUH TERSUNGKUR, SUJUD PENUH SYUKUR. Lembah berikutnya adalah LEMBAH KETAKJUBAN yaitu kemana pun wajah kita tertuju, di sana yang tampak dalah WAJAH-NYA. Akhirnya orang pun akan sampai ke LEMBAH TERAKHIR yaitu FANA FI IL-LAH.

Demikian tentang SUWUNG. Keterbatasan akal saya yang membuat penjelasan di sini begitu sederhana. Salam Suwung.

Wong Alus.

Categories: SUWUNG | Tag: , , | 48 Komentar

Navigasi pos

48 thoughts on “HAKIKAT SUWUNG

  1. KangBoed

    Pertamaaaaaax… hmm… soewoeng hanya bisa dirasakan.. tiada bisa diungkapkan dan diterjemahkan… daerah tanpa suara dan tanpa kata kata… apalagi jika kesadaranpun telah hilang… bagaikan Mati didalam Mati… tiada nafas tetapi masih hidup… pingsan… hmmm… yang menjalani saja tiada mengetahui apa yang didapatkannya… apalagi untuk bercerita… hanya beroleh kesadaran yang semakin meningkat… kesadaran Diri Sejati… subhanalllaaaah.. ruar biasaaaa.. seolah terjadi loncatan waktu yang tiada di mengerti…
    Salam Sayang
    Salam Taklim
    Salam Rindu untukmu… 😆

  2. ya, alam suwung adalah awang uwung, sunya ruri. laladan sepi. ada namun tiada.

    Ketakjuban pada Ilah diumpamakan Gigiring Punglu; Gigiring mimis; perumpamaan akan ke-elokan Zat Tuhan. Yang sesungguhnya perumpamaan hidup kita ini, tanpa titik kiblat dan tanpa tempat, hanya berada di dalam hidup kita pribadi. Yg berpusat di PANCER.

    Berkelana di dalam Suwung untuk mencari Tambining Pucang; ke-elokan Zat Tuhan, ke-ada-an Tuhan itu dibahasakan bukan laki-laki bukan perempuan atau kedua-duanya. Dan bukan apa-apa, seperti apa sifat sebenarnya, terproyeksikan dalam sifat sejatinya hidup kita pribadi.

    Maka, mari coba kita sama-sama mencari GALIHING KANGKUNG.

    salam asah asih asuh

  3. matur sembah nuwun para kadang kinasih ingkang sampun paring ular-ular lan pitedah ing alam suwung.Mugi Gusti ingkang murbeng gesang tansah paring berkah dumateng panjenengan sami.

    salam rahayu.

  4. Yth.Ki Wong Alus.
    Ki …. waduh tulisan mengenai hakikat suwung lagi saya cari, ma ..asih ki..terus gmana ya ki… biar kondisi setiap saya kita dapat suwung terus, karna pengalaman suwung tempo waktu aja. trima kasih ki
    salam rahayu
    abu amili

  5. Hmmm….bener-bener SUWUNG tenanan iki
    sampek rumahnya saja gak ono GAMBARE babar pisan.

    Njih….njih….Kadang Sinorowedi kang SUWUNG~GUNG LELIWUNGAN
    Sugeng tetepangan

    Rahayu

  6. Saya jadi teringat tentang makna yang tercantum di Candi Borobudur, yaitu tentang tingkatan (maqom) manusia.
    Tingkatan manusia tersebut, yaitu :
    1. Kamadhatu
    Tingkatan ini manusia diselubungi oleh nafsu (kama)
    2. Rupadhatu
    Tingkatan ini manusia masih dikekang oleh jebakan rupa, namun sudah dapat mengendalikan nafsu.
    3. Arupadhatu
    Tingkatan ini manusia sudah dapat “memisahkan” antara yang haq dan yang batil. Namun bukannya tidak hirau lagi pada urusan duniawi, karena malahan dunia yang mencari dirinya, bukan sebaliknya.
    4. Nirwana
    Tingkatan ini manusia sudah tidak sibuk lagi tentang urusan surga dan neraka, karena memandang semuanya adalah kehendak-Nya. Di tingkatan ini yang ada hanyalah mencari keridloan-Nya semata.

    Mungkin SUWUNG, mungkin hanya dicapai ketika kita sudah masuk tataran ARUPADHATU!

  7. Matur nuwun kagem para kadang sedaya yang sudah rela meluangkan waktu untuk berbagi pandangan tentang suwung ini. Mohon maaf bila belum semua komentar di sini sampat ditanggapi, khususnya kepada Kang Boed, Ki Sabda Langit, Yang Kung, mas Abu Amili, ki Santri Gundul, Mas Segar dll yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

    Perjalanan di Gianyar Bali membuat kami harus menunda berbagi untuk sementara waktu dan setelah selesai hari ini, kita bersama lagi. Semoga kita semua selalu dilimpahi kekuatan untuk selalu berbagi cahaya kebenaran yang dilandasi oleh tali asih yang kuat untuk nggayuh kawicaksanan.

    Salam Cinta

    Wong Alus

  8. KangBoed

    Waaah.. lagi jalan jalan yaaaaaa.. kok enda ngajak ngajak sih.. oleh olehnya manaaa yaaaa..
    Salam Sayang dan Rindu untukmu..

  9. Mas IPe

    Kaet….koen cilik senenganmu suwung…. nang kamar suwun….nang omah suwung…. sepi gak atek konco….peteng gak atek lampu…..

    tapi yo iku koen….. atimu suwung…..
    sampek mene ketemu Gusti kang maha suwung…..

    Salam gawe keluargamu…..

  10. Yth Kang Boed, benar…suwung adalah sadar yang sesadar sadarnya. Oleh-olehnya doa yang tulus buat panjenengan agar selalu diberi kesadaran suwung…

    Yth KI Sabda, sepakat ki, monggo kita cari Galihe Kangkung, Tapake kuntul Mabur.

    Yth Yang Kung, matur nuwun juga kagem panjenengan.

    Yth Mas Abu Amili, terima kasih juga sudah mampir gubuk reyot ini

    Yth Ki Santri Gundul, salam tetepangan juga kagem panjenengan sami.

    Yth Mas Segar,monggo kita daki arupadharu bersama-sama bergandengan erat dengan semangat tali asah asuh dan asih

    Yth Mas Ipe, iya benar..sejak kecil saya memang suka menyendiri namun jiwa saya selalu bersama jiwa-jiwa yang haus perjumpaan dengan Sang Kekasih Tuhan, Insya allah… Thanks 4 you.

  11. Selamat anda mendapat award dan tercantum dalam DPT.
    Untuk jelasnya klik ini : DPT

    Salam brrrrr!

  12. nugraha

    Selama ini saya kenal kata suwung dari desaku waktu masih kecil, ya definisi sementara yang saya dapat : tak ada penghuni yang dengan pengertian manusia = omah suwung, nah ada lagi Kebon suwung dalam artian ga di tanami bener2 jadi adanya tumbuh2an yang tumbuh dengan sendirinya dengan persetujuan dari Yang Maha Hidup tentunya . . . nah laen lagi di Denpasar ada suatu daerah namanya ” Suwung ” justru tempatnya ramai daerah itu . . .karena letaknya strategis di kota Denpasar . . .
    Itulah sedikit yg ada di benak saya mengenai SUWUNG . . .
    Wah ternyata Mas W Alus lagi expedisi ke Bali ya . . .mampir Mas Wong Alus ke Imambonjol . . .saya tinggal di Denpasar kebetulan . . .meski SUWUNG . . .

  13. Yth Mas Segar: Thanks joke-nya.

    Yth Sdr Nugraha: Salam kenal. Konotasi Suwung memang kosong melompong, nggak ada apa-apa, tapi sejatinya “ada apa-apa” bahkan itulah puncak intuisi manusia dalam berketuhanan. Sebagaimana yang sdr simbolkan di Kota Denpasar yang ramai.

    Terima kasih tawarannya. Kebetulan skrg sudah kembali dari ekspedisi. Semoga Pulau Dewata tetap terjaga adat istiadat dan tradisi spiritualitasnya. Om santi santi santi om

  14. Gagak seta

    Suwung itu apakah kekosongan hampa dari rasa dunia? apakah seperti walau ada didunia tp tidak seperti disitu? apakah suwung memberi kepekaan akan kelembutan dari keberadaan yg ESA? mohon bantuan penerangannya

    salam hormat

  15. suwung…? jagad tanpa rupa tanpa warna… tidak ada apa apa.. suwung … kata dari suwung saja sudah begitu mistis… apalagi mengalami suwung.. duuuhhhh… suwung….,heeeehhhhhhhh….,

    salam sihkatresnan
    rahayu

  16. sikapsamin

    Ngendikane simbah, ‘adam’ tegese suwung…
    Mbuh bahasa mana, ‘sunya’ artinya juga suwung…
    Apakah ini kata dasar dari kaSUNYAtan…?!…mbuh…

    Sehari-hari, kalau kita kehilangan idea, bunyi yang terucap dari mulut kita hanyalah ‘Ooo’..???
    Dalam simbolisasi angka/bilangan, suwung=nol=zero=0…
    Katanya dalam mathematic, 0 : 0 = 1(satu)… Sedangkan kalau 0 x 1 = 0(nol)…kemudian 1 : 0 = ~(tak berhingga)…
    Bener tah gak seh…?!… BHINGNGUUUNGNG tenan aku…

    Lha nek ngono…HAKIKAT’e SUWUNG iku BHIINGNGUUNGNG..

    Sepurane Sedulur…
    Salam BHIINGNGUUNGNG…
    Salam SSUUWWUUNGNG…

  17. Ndueeso

    Salam kenal poro sederek…

    Nyuwun pencerahanipun..

    Sejatose istilah suwung … galihe kangkung … cengkir gading … artosipun nopo sami kalian “ora ono / tiada “. Terus lekne dipun imbuhi kalih kata “telah” dadosipun “telah tiada / mati = kiamat”. Kadose kok meh sami kalian sejati = sejane mati, nopo mekaten to. Kulo mireng saking tiyang2 lekne mati niku sami kalian mate ati / pirso. Lekne digandengaken malih kalian kiamat cilik lan kiamat gede nopo wonten gandenge?

    Maturnuwun

    Salam.

  18. Salam kenal juga kagem mas Ndueso.

    Sepengetahuan saya (yang sangat sangat terbatas) ini, ada hubungan erat antara jagad cilik (mikrokosmos) diri manusia dengan makrokosmos (jagad gede) alam semesta ini. Namun hubungan lahir dan batin kedua kosmos ini adalah seperti hubungan antar dua makhluk ciptaan Tuhan. Jadi belum suwung. Kondisi suwung tercipta saat manusia /Kawulo berhubungan mesra dan erat dengan cinta kasih yang total kepada Sang Pencipta, Gusti Satria Pinandhita.

    Ada sebuah pitutur yang saya ugemi sampai sekarang: Tanda-tanda bila Kawulo sudah jumbuh dengan Gusti dalam kondisi suwung adalah sbb: Yen sampun mekaten anginipun inggih tata, wekasan lerem. Dene lerem wau saking aben-abenan, sekathahing irantos sampun sarujuk, ing ngriku temahan saged jumeneng Sarira Batara. Kabasaken Woring Kawulo Gusti.

    Adapun landasan dari proses pencapaian suwung yang penuh ketenangan adalah netepi prataning jagad –menyesuaikan dengan hukum alam– yang terdiri dari sadar sebagai kawulo. Netepi wajibing urip serta kulino meneng.

    Ngapunten mbok bilih wonten salahing pangucap.

    Salam alus

  19. panjenengan tuhu limpat Kangmas
    kula kathah ngangsu seserepan saking panjenengan, utaminipun kearifan lokal bangsa kita
    nuwun

  20. Ndueeso

    Maturnuwun sanget kang wong alus…

    Utk pencapaian tsb ternyata dalam sekali… It still too much for me….

    Pripun to sebenarnya, mohon pencerahannya lagi. Lha setiap hari & setiap saat niku nglampahi lan ngadepi pitakenan ingkang kedah dipun pilih… kados teng ngandap meniko..

    Ketika menghadapi kondisi yg nyaman tesih asring katut, kalau diteruskan takut tambah menjadi-jadi..mangke lekne kliwat anggonipun menggak ajrih dados tiyang sok suci.

    Ketika menghadapi kondisi yg kurang enak nggih asring katut, kalau nggak dipikir pemecahannya dan hanya dirasakan ajrih dadosipun nelongso …mangke lekne mikiripun kliwat ajrih dados ngonjo ngonjo kurang sabar lan kurang nrimo.

    Demikian juga halnya dengan “benar & salah”, “lali & eling”, “sae & awon” yg sangat tergantung kondisi

    Dan lain2nya… yg pada dasarnya adalah kekarepan dan ketika kita tidak memilihpun berarti itu pun sebuah pilihan, whatever it is, either bad or good.

    For me, I just do what I’ve got to do that I think is the suitable & the best at the time… akhirnya untuk berusaha & belajar jujur kepada diri sendiri kadang jadi agak susah in order to face the real facts

    Lha lekne sedanten wonten perjalanan hidup niku dasaripun karep, kedahe ngoten niku pripun supados pas….kadang2 dan tanpa disadari setelah jauh melangkah tiba2 kita sudah berada dititik yg tidak kita inginkan.

    Thank you so much in advance.

    Salam
    Ndueeso

  21. Mas Tomy, …. mboten mekaten kahananipun mas.

    Mas Ndueeso, sibukkan diri sendiri dengan aktivitas yang berkualitas. Perbanyaklah melihat diri dan merenungi diri. Siapa diri ini di tengah samudera ide, wacana yang dibentuk oleh kultur dan peradaban ini….

    Jangan patah arang untuk selalu meneguhkan niat awal menjadi diri yang banyak berbuat beramal untuk orang lain, untuk kucing, untuk debu, untuk Semesta.

    Selami samudera hati dalam keheningan dan matikan aktivitas otak hingga gelombang terendah. Pejamkan mata sebanyak-banyaknya baik siang malam, hidupkan mata hati.. temukan Yang Maha Perasa. Berpusarlah seperti gasing yang sangat sangat cepat hingga terlihat seperti diam. Yang porosnya hanya setitik kecil yaitu poros hati.

    salam

  22. jajsus

    mbah mbok kulo niki diajarin supoyo iso suwung,
    pripun nggih carane nipun?

    kulo mboten ngertos nopo2 mbok wonten ingkang pinarih ilmu suwung kulo tampi .

    matur nembah suwun

  23. Pretty cool post. I just stumbled upon your blog and wanted to say
    that I have really liked reading your blog posts. Anyway
    I’ll be subscribing to your blog and I hope you post again soon!

  24. lor Muria

    Sugeng ndalu KangMas, nderek ngangsu kawruh wonten Pondokipun panjenengan.

    Suwung, awang awung, DIAM, Ahadiah.
    mohon dikoreksi kalau saya salah kangmas. disebutkan:
    ——————————————————————————————-
    “Akhirnya orang pun akan sampai ke LEMBAH TERAKHIR yaitu FANA FI IL-LAH.”
    ——————————————————————————————
    apakah FANA FI IL-LAH adalah puncaknya Pendakian KI..?
    bukannya masih ada Baqa’ billah dan akhirnya Liqo’ bertemu DIA.
    mohon pencerahannya KI…
    Nyuwun Pangapunten
    Matur suwun

  25. Ndueeso

    Maturnuwun Kang Wong Alus…

    Alhamdulillah mboten patah arang Kang… tesih diparingi emut kaliyan kodratipun ugi kewajibanipun tiyang gesang termasuk nyinauni babakan nglebet. Meniko namung ungkapanipun manah amargi kulo ngraosaken tambah dangu kulo kok malah tambah dhedhel. Amargi niku kulo nderek sinau teng ngriki kersanipun tambah kawruh lan saged ndadosaken tambah jembaripun manah.

    “Selami samudera hati dalam keheningan dan matikan aktivitas otak hingga gelombang terendah. Pejamkan mata sebanyak-banyaknya baik siang malam, hidupkan mata hati.. temukan Yang Maha Perasa. Berpusarlah seperti gasing yang sangat sangat cepat hingga terlihat seperti diam. Yang porosnya hanya setitik kecil yaitu poros hati.”

    Kulo kok mboten nemahi nopo2, kadang2 namung sumerap gambar kulo piyambak. Nyuwun pencerahanipun.

    Nyuwun pangapunten ingkang kathah mbok bilih wonten lepate

    Salam

  26. LnddMiles

    The best information i have found exactly here. Keep going Thank you

  27. weh dadi isin diriku ngango jeneng suwung

  28. sang realitas

    pernyataan atau asumsi secara pandangan umum adalah sah..

    namun perlu diingat pemahaman bukan berasal dari kata atau kalimat

    segala sesuatu yg masih terindrakan segala sesuatu yg masih bisa di rasakan atau masih bisa untuk di bayangkan
    atau di nalarkan itu semua masih katagori fana bukan sejati

    kesejatian tidak pernah menuntut prasyarat atau persyaratan apapun

    seluruh pendapat ataupun argumen itu tetap sah tapi tidak bagi Tuhan
    karena Tuhan tidak akan pernah terdefinisikan karena Tuhan sendirilah sumber dari segala sesuatu

    Tuhan adalah Tuhan itu sendiri diluar dari segala definisi atau argumen
    namun karena manusia memerlukan penalaran dlm memahami maka dijadikanlah simbol simbol, atau pendekatan teoritis
    yg bisa berupa argumen untuk sebagai jaring yg di jadikan sebagai alat untuk bisa menangkap pemahaman

    pendeknya Tuhan tetap saja berbeda dari seluruh argumen atau pendapat yg sudah pernah ada ataupun yg akan ada demikianlah sejatinya Tuhan

  29. ada tiga konteks kunci untuk membuka seluruh tingkatan alam yaitu : illah, fillah, billah.. silahkan di argumenkan dan dibahas… salam

  30. yth sdr Sang Realitas: Silahkan dibeber tingkatan realitas sebagaimana yang Anda maksudkan. Itu wacana baru bagi saya yang bodoh ini. Terima kasih.

  31. mohon dimaklumi sebelumnya, konteks tersebut bukanlah sebuah penemuan namun sudah ada sebelum asal mula penciptaan(sebelum adanya yg dikatakan jagad suwung/apapun konteks bahasanya), mohon di maklumkan saya tidak bisa lancang untuk menjabarkan semua itu apalagi dikhalayak umum karena saya sudah terikat sumpah dan untuk menjaga dari kesalahan pemahaman serta agar tidak melanggar tatanan yg telah Tuhan kodratkan…

    saya akan berbicara yg lain saja intinya sebagai wacana menuju ketiga hal yg pernah saya kemukakan…

    sebelumnya saya ingin bertanya, pernah kita tahu sebelum kita ada?kita ada dimana?sebelum orang tua kita disatukan dalam perkawinan?

    setidaknya cukup sedikit saja yg bisa saya berikan sebagai wacana, tapi perlu di ingat kecerdasan akal tidak di perlukan disini tetapi yg patut diperhatikan adalah kesadaran sejati yg di gunakan, terang tidak musti harus terlalu terang sebab kita tidak akan mampu melihat karena akan menjadi gelap mata…
    terbuka tidak musti menjadikan kita telanjang yg menjadikan kita tidak berharga
    alam ini adalah kendaraan saja, Tuhan telah menciptakan manusia itu sempurna,
    untuk mencapai kepada kesempurnaan tersebut kita musti berilmu tentunya bukan ilmu penalaran, dalam hal mencapai ilmu tersebut kita dilarang keras untuk beranggapan
    benar apa yg pernah rumi katakan segala bentuk adalah pelanggaran…

    sekarang coba cerna kalimat ini “ro aithur robbi bir robbi”
    tolong coba terjemahkan untuk semuanya… salam.

  32. Kangdudung

    Ass…
    Sahabat semua, alam suwung, awang-awung, alam kelu, ahadiyat dan bahasa2 lainnya hanyalah sekadar penjabaran dan analisa terhadap realitas yang satu. Yang perlu disadari adalah pejabaran (analisa) apapun dari makhluq tidak dapat menjangkau realitas yang sebenarnya. Realitas sebenarnya (hakekat tanzih, transendental) pengetahuan makhluq tertutup, hanya Tuhan saja yang tahu. Kita hanya bisa mengetahui sejauh hakekat tasybih (imanensi) Tuhan.
    Hakekat tanzih dapat di’itibarkan dalam perkataan Nabi Muhammad “Robbi… Hamba tidak mampu memuji-Mu sebagaimana seharusnya Engkau dipuji” atau do’a I’tidal dalam sholat, makanya dalam Al-Qur’an juga untuk menjelaskan hakekat yang sebenarnya, biasanya menggunakan perumpamaan-perumpamaan. terutama tentang Cahaya (An-Nur 35)

  33. wah malah diwedar disini ……

  34. Kebuntuan Insan

    Suwung mutlak hanya milik-Nya,insan sebatas diketahuiakan saja selanjutnya tidak perlu tahu.
    Hanya wujud syukur saja bagi insan yang mendapatkan Hidayah-Nya

  35. Wiji Ono

    Manggone Suwung ono Sak Kulone Wit Pete Sak Kidule Wit Glugu…ngendikane Simbah….cobi dipun bantu medaraken dawuh ing nginggil….
    Ngantos ing wedal sak puniko dalem tasih bingung punopo sejatine dawuh kolo wau….

    Nuwun

  36. rahyang

    ?????

  37. rahyang

    Jika ingin mengetahui tempat suwung(sunyi

  38. Abdullah Urban

    assalamualaikum ki, mungkin ini sedikit pengalaman saya yang juga menghasilkan “suwung” namun makna nya sampai saat ini saya belum memahaminya, beberapa tahun lampau, saya pernah bermimpi, naik ke langit, demikian tingginya saya terbang (berdiri tegak thdp pusat bumi) sampai telapak kaki saya terasa ngilu dan pedis, saat melayang itu tak ada sesuatupun mendampingi saya, dan langit setiap lapis membuka pintunya (mirip bukaan rana kamera foto), sampai lapisan yang terakhir saya berdiri dibawah lengkungan kubah putih dan besar dengan lambang bintang merah cerah yang besar juga, disana saya termangu dan terpencil sendiri tidak ada sesuataupun, saya berdiri dan bertanya-tanya dala hati apakah yang akan terjadi sampai saya terjaga… mungkin Ki Wong Alus bisa memaknai mimpi saya itu ki, saya mohon pencerahan sampean… terima kasih ki…

  39. Eko

    Alangkah baiknya jika artikel ini bisa di share di facebook atau twitter

  40. nyimak pelajaran suweng…

  41. Best of the best POST..

  42. mbah bejo

    apa bedanya suwung dengan mati sak jerone nurep

  43. Angon

    suwung=isi, kosong=ada…… fana’ fillah…. lebur…. hilang… kembali..pulang…sadar

  44. kalau mau cari tentang suwung, bisa didapat di aliran buddha maitreya. suwung sama artinya dgn KONG di dalam agama buddha, suatu kondisi hati yg kosong, bersih, tenang,damai, tdk ada apa, sunyi,senyap, tiada suara, ini adalah sifat asal kita sebelum bumi tercipta. sebelum dunia dicipta, kita udah ada, itulah suwung atau kong, dan saat dunia dicipta, kita diturunkan ke dunia, lalu hati asli kita tertutup,ternoda oleh duniawi (miss benci,iri,amarah,dll) dan suwung atau kong pun tertutup oleh noda duniawi tsb, dan ini mempengaruhi sifat dan tabiat kita jadi mudah benci,dll. dan untuk mencari suwung, diperlukan meditasi tingkat tinggi utk bisa menembus lapisan2 duniawi yg menutupi hati suwung kita, yg berada disentral terdalam. orang yg bisa mencapai suwung atau kong, itu sudah mencapai kesucian tingkat tinggi, karna dalam hati nya udah tidak ada dualisme, baik dan jahat, seperti matahari, menyinari orang baik atau jahat ,tiada perbedaan. jika saat kita mau meninggal dunia, hati kita bisa kong atau suwung, mudah2an kita bisa kembali ke alam asal kita sebelum bumi ini tercipta, yaitu alam abadi bersama Tuhan yg maha esa.

  45. Zen Febri

    saya mengutip pendapat dr seorang teman, sy kira ini bisa menjadi pertimbangan buat kita2: Sebenarnya bukanlahkekosongan dalam arti tdak ada apa-apa, melainkan, melainkan lebih tepat jika dikatakan kesunyian atau keadaan ‘suwung’ supaya kita menjadi ‘dunung’ dalam arti paham dengan kemanusiaan kita yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa ketika berhadapan dengan Tuhan
    NGGOLEKI SUSUHING ANGIN; Angin dalamhal ini adalah symbol dari roh. Maka mencari sarang angin adalah mencari NGGOLEKI GALIHING KANGKUNG; Sebuah upaya untuk sampai pada sebuah suasana. tempat bersemayamnya angin adalah mencari tempat persemayaman Tuhan. Tempat persemayaman roh hanya bisa digapai ketika kita mau masuk dan ‘slulup’ (menyelam) ke dalam roh kita sendiri.
    NGGOLEKI TAPAKING KUNTUL NGLAYANG; Mencari jejak bangau yang sedang terbang, secara harafiah hal itu tidak mungkin bisa kita ketemukan. Telapak bangau itu ada pada bangau itu sendiri. Mencari jejak-jejak Tuhan, bukti-bukti akan Tuhan, hanya akan sampai pada kemustahilan untuk bisa memahami keseluruhan akan Tuhan, karena jejak itu ada pada Tuhan sendiri.>>>
    Diposkan oleh Ryan Muladhara di 11.00

  46. Wong Bego

    WAH SUWUNG ? SEPERTI APA YA ? O ….. MUNGKIN SAMA DENGAN TIDUR TAPI NGGAK BERMIMPI ? GITU APA YA ? LHA KALAU TIDUR NGGAK MIMPI KAN SUWUNG ? GAK ADA APA2 ,RASA,WARNA,SAKIT,TAKUT , SENANG SUSAH NGGAK ADA ? TAPI ENTAHLAH BELUM PERNAH NGLAKONI ? KECUALI WAKTU TIDUR NGGAK BERMIMPI ! NDEREK NGAJI GUS WILDAN !!!! MATUR SEMBAH NUWUN !……

  47. Mohon Pencerahan tentang pengalaman suwungku dihttps://totongalam.blogspot.co.id/2017/08/pengalaman-terdahsyat-dalam-hidupku.html terimakasih sebelumnya

Tinggalkan komentar