Kita hidup tidak sendirian. Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan jin (makhluk halus yang beragam jenis dan namanya), malaikat, ruh para leluhur dan sebagainya. Salah satu ruh para leluhur yang menguasai satu wilayah tertentu disebut dengan DANYANG. Danyang ini juga berpengaruh pada kehidupan sosial manusia. Itu sebabnya, orang Jawa menyelenggarakan slametan dan biasanya nuwun sewu, mohon ijin pada danyang. Slametan digelar saat akan menyelenggarakan hajat mantenan maupun hajat-hajat yang lain. Orang jawa biasanya memberi sesembahan di kuburan, di pohon besar, atau di tempat-tempat dimana danyang ini tinggal. Sebagian kalangan menganggap perilaku ini syirik atau mempersekutukan Tuhan. Padahal, orang-orang Jawa yang kita anggap syirik itu adalah orang yang hidup harmoni dengan alam. Mereka bersahabat dengan alam sekitarnya, memberi makan pada tetangga, termasuk memberi makan pada makhluk halus. Hingga saat ini, saya belum melihat segi negatif dari perilaku menyelenggarakan slametan termasuk mohon ijin pada danyang seperti ini. Yang tidak diperkenankan dan termasuk syirik adalah ketika kita menganggap teman (manusia) maupun danyang (leluhur) ini DISEMBAH. Nah, ini yang disebut perilaku menyimpang dan sesat karena keluar dari jalur TAUHID ILA-LLAH.Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan mantra agar hajatan (manten, sunatan, dll) yang kita selenggarakan bisa sukses, agar hidup keseharian kita selalu dijangkungi oleh para leluhur. Mantranya sebagai berikut dibaca satu kali saat akan menyelenggarakan slametan:
BOK ARIJAT, BOK ADJISAH, SURAT MESAH, MANIK BAYA, DURGA BUMI, RATU PENGAYUTAN, DANYANGE ING DESA …… (NAMA DESA TEMPAT TINGGAL KITA), REWANG-REWANGANA AKU, ANAK PUTUMU KABEH, SINUNGANA SEGER KAWARASAN KUWAT LANGKAS SLAMET, LA ILAHA ILALLAHU MUHAMMADAR RASULULLAH.
@wongalus,2010
KOMENTAR