Daily Archives: 16 Oktober 2010

KWA JAKARTA


UNTUK SADULUR KWA KHUSUSNYA JAKARTA DAN SEKITARNYA UNTUK DIHARAPKAN UNTUK MENGISI DATA NAMA.ALAMAT.DAN NOMORTELEPON UNTUKMEMBENTUK KOODINASI WILAYAH ( KORWIL) JAKARTA DAN SEKITARNYA.UNTUK MENGKOORDINASI DAN MENJALIN TALI SULAURAHMI ANTAR SADULUR JAKARTA DAN SEKITARNYA,OLEH KARENA ITU SAYA MINTA PARTISIPASI SUPAYA TERBENTUK KORWIL JAKARTA DAN SEKITARYA. ANGGOTA YANG SUDAH MENDAFTAR

1. WONGITEM RAWA MANGUN 085674991459
2. WONGABANGAN JAKARTA SELATAN
3. THANMUS THEPOS
4. DEADMAN
5. KANCIL/MULYONO
6. NAMICHU
7. ANGKER LUDIARTO
8. SURYA BUANA
9. HERRYWAE
10.HASIBUAN
11.KI GENTAR ALAM
12.SENDANG 9
13.AMPEL
14.WAHYU BUDI EKO
15.RIKI SUHENDRO
16.NICOSYAH ALAM
17.HENDRA BEKASI
18……………………

SAYA HARAPKAN DAN PARTISIPASINYA SUPAYA KORWIL KHUSUSNYA JAKARTA DAN SEKITARNYA SUPAYA TERBENTUK UNUK MEMUDAHKAN SULATURAHMI ANTAR SADULUR JAKARTA.

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 247 Komentar

KWA JAWA TIMUR


BAGI DULUR DULUR KWA YG WILAYAH JAWA TIMUR, RENCANA AKAN DI BENTUK KORWIL WILAYAH JAWA TIMUR, MELENGKAPI KORWIL JAWA TENGAH DAN JAWA BARAT YANG AKAN TERBENTUK, SILAKAN ISI DAFTAR DI BAWAH :
1. MBAH SYAREB – SIDOARJO – 08883426447
2. ZEUS – MALANG – 08125214512
3. ADIM – PASURUAN – 03436226692
4. RONI WIJAYA. —– SUROBOYO. —– 081331903455 / 081216647577
5. EKO PURWANTORO — GRESIK —– 085781636708 / 03191283258
6. BUKAN GHAIB —– SIDOARJO —– 083857781009
7. M. ARIFIANTO —– GRESIK —– 08385982691
8. OYOT MIMANG —– MOJOKERTO JATIM —– 08813550005
9. GUSBONEX / MUKTARIAWAN —– SURABAYA —– 085649289282
10. ERBEDE232 – SIDOARJO – 081357964142
11. JOKO UMBARAN – PASURUAN – 085732231158
12. AGUS128 – SURABAYA – 03171325667
13. YOYOK SUPRIYADI – SIDOARJO – 085231830068
14. WONGSABAR SENTOSA-NGANJUK-
085235666510=SUPRAPTO24@YAHOO.COM
15. SURYO NGALAM-MOJOKERTO-085852757550
16. ANDI IRAWAN – RUJAKSENTE SUKOREJO POHJENTREK PASURUAN –
ANDI34567@OVI.COM – 081938415426
17. NURCAHYO – PONOROGO – 085233932931
18. BAYU PRAKASA – SUROBOYO – 085243290700
19. DIDIK S.(MR.DI2C) 085733359299LAMONGAN NO.URUT ANGGOTA (0129)
20. WONG MBOHOL.085732451559 LAMONGAN
21. SATRYO CILIK————-WAGE-SIDOARJO–08573200955
22. DIAH WIDURI————–WAGE-SIDOARJO–08573348404
23. HARRY LELONO—————-SURABAYA——085730134920
24. ARYO SAMBER AJI——–SURABAYA——-03175155527
25. DEMITS – SURABAYA – 085732361860
26. CAKJI – SURABAYA – 085732234068 – :CAKJI_COOLEDTOP@OVI.COM
27. AGUS SETIO NO1226 – BLITAR – 085246798278
28. JAKA LAMPUNG 08983421928 MAGETAN AL-HIKMAH001@HOTMAIL.COM

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 151 Komentar

POHON MAKRIFAT


Ki Sukma Rahayu
sukmarahayu70@yahoo.com

Amalan laksana pohon yang ditanam, siraman air dan perawatan laksana perangai (akhlak mulia), dan buah adalah ganjarannya

Insan di muka bumi sadar atau tidak sadar tengah menanam pohon yang kelak pasti akan memetik hasilnya. Pohon yang kelak akan dipetik hasilnya akan baik sekiranya disiram dengan air yang baik dan akan menghasilkan buah yang bermutu jika disiram dengan air yang sesuai. Jadi hasil buah pohon atau tanaman tergantung dari siraman air dan pemeliharaannya. Siraman air dan perawatan baik yang akan menentukan hasil buah yang diharapkan, tanpa siraman yang baik pohon hanya menghasilkan sampah dan duri yang sama sekali tidak dapat memberikan keuntungan, bahkan sebaliknya hanya merepotkan bagi pemiliknya.

Pohon laksana amalan yang ditanam, siraman air dan perawatan laksana perangai (akhlak mulia), dan buah adalah ganjaran dari amalan dimaksud.

Imam Abul Abbas Ahmad al-Baghdadi seorang ulama sufi kenamaan pada zamannya pernah mengingatkan bahwa hasil dari pohon adalah akibat dari air siramannya,”Pohon makrifat (ilmu pengetahuan) disiram dengan air ide-ide pemikiran cemerlang. Pohon kelalaian disiram dengan air kebodohan dan pohon taubat disiram dengan air penyesalan. Pohon kasih sayang disiram dengan air sedekah. Seorang ilmuwan jika tak diiringi dengan akhlak mulia maka orang tersebut sebenarnya masih bodoh”.

Menurut Abul Abbas dalam kaitan ini bahwa cendikiwan, llmuwan dan kyai setinggi apapun ilmunya jika tidak disertai dengan akhlak mulia dan mengamalkan ilmunya tidak bisa disebut sebagai ilmuan atau kyai, karenanya manusia dituntut untuk senantiasa melakukan sesuatu dengan ilmi yang amali dan amal yang ilmi.

Untuk mengharapkan kesuksesan, pohon-pohon (amalan) ini semuanya harus disiram dengan air keihlasan, ketakwaan, kegigihan, keuletan, ketekunan, giat belajar, mawas diri, selalu introspeksi diiringi dengan akhlak mulia dan senantiasa berjalan dengan tuntunan yang telah digariskan oleh ajaran agama.

Kalimat dan perilaku indah merupakan pohon kesuksesan yang terus berkibar yang diumpamakan oleh Tuhan sebagai pohon yang langgeng,”Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buah pada semua musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar senantiasa ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tegak(tetap) sedikitpun”. [QS. Ibrahim:14]

Dari Bibit yang diletakan akan timbul Pohon Cinta dan Makrifat
Pohon ini kalimat yang baik dan sempurna
Diumpamakan oleh Alloh SWT adalah Pohon Kehidupan

“Alloh Membuat Perumpamaan bahwa perkataan yang baik
akarnya Teguh dan Cabangnya Tinggi (QS.Ibrahim 14:42)”

Untuk mengenal pohon makrifat
mulailah dari akar syariat
waspadalah dengan belitan rotan
dipandang cantik durinya tajam.

Jika akar syariat sudah kuat
barulah berpaut di dahan tarekat
dalam berpaut hendaklah berhati-hati
boleh tergelincir kiranya lumut disangka rumput.

Jika dahan tarekat sudah ampuh
barulah meniti ranting hakikat
dalam meniti hendaklah teliti
kerana sampai di sini segala-galanya rumit sekali
ranting tak boleh patah
jika patah dan goyah
tumbanglah pohon makrifat.

Untuk mencari pohon makrifat
pasti bukan di panggung dunia
banyak Rawana berwatak Rama
bukan juga di masjid dan musala
jika beramal mengharap pahala
jika bersolat meminta syurga
jika berbakti ikhlas dijaja
jika bersedekah mengundang bangga.
Andai pohon makrifat tumbuhnya di neraka
masihkah berkira mencarinya
andai perintah sudah disanggah
masihkah mengaku sebagai hamba.

Untuk mencari pohon makrifat
tidaklah jauh sebenarnya dekat
kuak tabir alam, sejengkal is
sekali nafas sudah jelas
tak berbentuk tak berupa
tak boleh disentuh boleh dirasa.

Pohon makrifat
hanya kukuh tumbuh di taman hati
yang nafsunya tidak berbekas
lagi yang egonya sudah lebur
yang angkuh ya sudah tersungkur
di situ bermukim jiwa dan raga
akhir perjalanan kehidupan fana.
@@@

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 60 Komentar

Etika Islam Menuju Illahi


“Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu’ Beribadah”
Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Salam pamuji rahayu katur dulur-dulur semuanya. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, yang maha mengetahui seluruh rahasia tersembunyi dan dimana hati mukminin bergetar tatkala mendengar asma-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah pada penghulu sekalian Rasul, penyempurna risalah Ilahi beserta keluarganya.
Saya ucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dulur-dulur aktivis Kampus Wong Alus di seluruh nusantara dalam kontribusinya pada syiar Islam di bidangnya masing-masing. Dan saya menghaturkan terima kepada para pini sesepuh atas wejangannya yang bermanfaat dalam menuju kehadirat Ilahy.

Masalah kemerosotan moral dewasa ini menjadi santapan keseharian masyarakat kita. Meski demikian tidak jelas faktor apa yang menjadi penyebabnya. Masalah moral adalah masalah yang pertama muncul pada diri manusia, “baik ideal maupun realita”.

Secara ideal bahwa pada ketika pertama manusia di beri “ruh” untuk pertama kalinya dalam hidupnya, yang padanya disertakan “rasio” penimbang baik dan buruk (QS. Assyams 7-8).

Secara realita bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, dimana individu merupakan bagian dari masyarakat manusia, maka yang awal mula muncul dalam kesadarannya ialah pertanyaan “What must be ?”(Apa yang seharusnya), yang lalu disusul dengan “What must I do ?”(Apa yang dilakukan) pelaksanaan “What must I do?”, menanti lebih dulu jawaban “What must be?”.

Pertanyaan “What must be?”, ditujukan kepada kemampuan rohani pada diri manusia yang berbentuk kategori-kategori tertentu yang tidak timbul dari pengalaman maupun pemikiran, kemampuan ini bersifat intuitif dan apriori. Oleh sebab itu masalah moral adalah masalah “normatif”.

Di dalam hidupnya manusia dinilai! Atau akan melakukan sesuatu karena nilai! Nilai mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat pengertian akan nilai tersebut.
Pengertian yang dimaksud adalah bahwa manusia memahami apa yang baik dan buruk serta ia dapat mambedakan keduanya dan selanjutnya mengamalkannya. Pengertian tentang baik buruk tidak dilalui oleh pengalaman akan tetapi telah ada sejak pertama kali “ruh” ditiupkan. Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (QS. 91: 7-8).

Pengertian (pemahaman) baik dan buruk merupakan asasi manusia yang harus diungkap lebih jelas, “atas dasar apa kita melakukan sesuatu amalan”. Imam Alghazali menamakan pengertian apriori sebagai pengertian “awwali”. Dari mana pengertian-pengertian tersebut diperoleh, sebagaimana ucapannya : Pikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dan dengan aman dan yakin dapat ia menerima kembali segala pengertian-pengertian awwali dari akal itu. Semua itu terjadi tidak dengan mengatur alasan atau menyusun keterangan, melainkan dengan Nur (cahaya) yang dipancarkan Allah SWT ke dalam batin dari ilmu ma’rifat).

Di sini, Alghazali mengembalikannya ke dasar pengertian awwali yaitu pengertian Ilahyah. Sedang Plato menyebutnya “idea”. Ia mengungkap-kan bahwa “idea” hakekatnya sudah ada, tinggal manusia mencarinya dengan cara menenangkan pikiran atau disebut mencari inspirasi bagi seniman. Jelasnya “idea” bukan timbul dari pengalaman atau ciptaan pikiran sehingga menghasilkan “ide”.

Kesadaran tentang keberlangsungan ide yang sejak awal ruh ditiupkan, menyebabkan Allah dalam firman-firmanNya menghendaki manusia masuk pada posisi asasinya yang disebut “idul fitri”, yaitu kembali kepada “kesejatian diri”. Sebab kesejatian inilah yang bisa dipertanggung-jawabkan kebenaran sikapnya karena perilaku yang keluar bersandar pada kejernihan fitrah.
Maka sesungguhnya fitrah itu sejalan dengan kehendak Allah (fitrah Allah), yang disebut dalam Al qur’an; Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya (QS. Arrum : 30).

Pada dasarnya fitrah manusia itu suci, akan tetapi proses penerimaan ide (ilham) tersebut, terkadang menjadi tidak murni disebabkan kekotoran jiwa yang diliputi nafsu syahwat.

Dalam hal ini Allah berfirman : Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu Dan merugilah orang yang mengotorinya. (QS Asysyams 7-8).

Betapa bahayanya ilham-ilham tersebut bila diterima oleh jiwa yang kotor, sebab pengetahuan-pengetahuan itu akan digunakan untuk bagaimana mencuri, korupsi, menipu dan merusak alam semesta. Tetapi alangkah indahnya jika ilham-ilham tersebut diterima oleh jiwa yang tenang dan bersih yang akan menimbulkan kemaslahatan bagi dirinya maupun alam semesta. Maka dari sini dapat dimengerti, walau seseorang sudah memiliki pengertian “baik buruk secara apriori”, bukan berarti ia telah tahu secara mutlak, namun pengertiannya masih bersifat relatif dan hal itu akan lebih jelas jika disinari oleh wahyu ketuhanan. Sebab ia tidak akan mampu menelusuri secara intelektual tanpa adanya “daya spiritual” dalam menerima ide yang sesuai dengan Fitrah Allah. Sebaliknya kalau dibiarkan jiwa kita diam, terbelenggu oleh keinginan syahwat, maka apa yang diperoleh oleh jiwa berupa ide ilmu pengetahuan akan digunakan sesuai dengan kepentingan syahwatnya.

Kembali kepada masalah “nilai”. Seseorang pasti akan dinilai atau pasti akan melakukan sesuatu karena nilai, dan jika “nilai” masih bersifat relatif, maka nilai tersebut akan tergantung kepada dasar yang ia pakai. Bisa jadi, mencuri itu mendapat nilai kebajikan apabila perilaku tersebut didasari oleh hukum-hukum tentang permalingan, juga sekularisme, hedonisme, komunisme dan ateisme, dasar-dasar inilah yang akan menilai perilaku itu baik atau buruk. Begitupun tata nilai ketuhanan (Islam), setiap “perilaku” Islam sangat menekankan orientasi niat yang kuat, menyandarkan peribadatannya didasari konsep “Lillahi ta’ala”.

Pendasaran kepada setiap “laku” manusia, mengandung tuntutan kesadaran, bukan paksaan!! Perilaku seseorang tersebut baru bisa dikatakan mempunyai nilai. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi : Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat. Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya (Hadist riwayat Bukhari Muslim).

Dalam hadist tersebut jelas, setiap perilaku mempunyai dasar (niat), sehingga perbuatannya dikategorikan baik atau buruk dimana ia menggantungkan niatnya. Suatu riwayat, ketika Rasulullah Hijrah ke Madinah, diungkapkan masalah “niat”. “Maka barang siapa hijrahnya didasari (niat) karena Allah dan Rasulullah maka hijrahnya akan sampai diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan barang siapa hijrahnya didasari (niat) karena kekayaan dunia yang akan didapat atau karena perempuan yang akan dikawin, maka hijrahnya terhenti (tertolak) pada apa yang ia hijrah kepadanya”. (Al Hadits)

Di sini sangat penting kesadaran akan “niat” untuk memperjelas perbedaan mana yang baik menurut nafsu, dan baik menurut Allah. Perilaku yang lalai atau tidak karena Allah seperti dalam shalat, maka nilai kelurusan shalat yang terhalang oleh pikiran yang tidak khusyu’ akan berakibat pada rusaknya nilai ibadah shalat. Seperti yang termaktub alam Al qur’an: “Maka celakalah bagi yang melakukan shalat karena”niat”-nya (lalai) terhambat oleh ingin dilihat orang lain1). Perbuatan macam ini tidak bisa dikatakan sebagai “Dien”. Sebab agama mempunyai satu dasar penilaian yang sangat sempurna yakni; Islam, Iman, dan Ihsan.

Etika pada umumnya menentukan “sadar bebas” sebagai obyeknya, dan ternyata hal ini hanya melihat dari segi lahiriah perbuatan. Setia dan bertingkah baik an-sich tanpa memperhitungkan syarat lain, memang dapat digolongkan ke dalam “kebajikan”. Namun belum tentu dikategorikan dalam kebajikan jika ditinjau lebih jauh pada kondisi-kondisi lain, yakni pada apa perbuatan itu bersangkut paut atau apa yang melatari perbuatan tersebut. Misalnya: Si Amina memberikan sedekah kepada fakir miskin. Ketika terjadi tindakan tersebut terdapat :

1. Subjek yang berbuat, yaitu “Amina”.
2. Objek yang diperbuat, yaitu Amina melakukan “sedekah”.
3. Objek yang terkena perbuatan, yaitu sedekah diberikan kepada fakir miskin.
4. Objek yang dipergunakan, yaitu niat karena apa (bisa karena ingin dilihat orang, karena Allah dll).

Pada faktor-faktor inilah disamping “niat” batin, Islam meletakkan nilai syarat yang ikut mengambil bagian dalam menilai suatu perbuatan sebagai tindakan etis. Tegas sekali Islam mewajibkan “niat karena Allah” sebagai tanggung jawab penghambaan kepada Kholiqnya.

Tanggung jawab Islam dalam syariat (etika ketuhanan) selalu mengandung kedalaman dimensi yang tidak saja tindakan fisik sebagai objek nilai, juga di dalamnya nilai psikologis merupakan tindakan etis yang secara naluriah, mengembalikan kepada Fitrah Allah. Dalam tahapan ini manusia sampai kepada tahapan tertinggi yang dalam tindakannya sesuai dengan kehendak Allah (Fitrah Allah), diharapkan setiap perilaku (ibadah) sampai kepada syarat; islam, iman dan ihsan. Karena akan dikatakan (dinilai) sebagai agama apabila meliputi ketiga kriteria tersebut.

Dalam Hadist riwayat Bukhori dan Muslim disebutkan bahwa sesungguhnya Jibril pernah datang kepada Nabi dalam bentuk seorang Arab Badui, lalu ia bertanya kepadanya tentang islam, maka Nabi menjawab, “Islam itu, ialah hendaknya engkau bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, engkau keluarkan zakat, engkau puasa bulan Ramadhan dan engkau pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu pergi ke sana. Lalu Jibril bertanya apakah Iman itu? Nabi menjawab, “Yaitu hendaknya engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para Utusan-Nya, bangkit dari kubur sesudah mati, dan hendaknya engkau beriman kepada takdir tentang takdir baik dan buruknya. Jibril bertanya lagi, apakah ihsan itu? Nabi menjawab, yaitu hendaknya engkau menyembah Allah yang seolah-olah engkau melihat Allah, sekalipun engkau tidak bisa melihat-Nya tetapi Ia bisa melihat engkau. Kemudian dalam akhir Hadist itu dikatakan Rasulullah saw bersabda (kepada para sahabatnya) : Dia itu Jibril, Ia datang kepadamu untuk mengajarkan tentang agamamu.

Hal ini seluruhnya termasuk agama, dan agama (dien) itu sendiri berarti khudhu’ (tunduk) dan dzull (merendah) seperti perkataan : “Ku tundukkan dia, maka ia tunduk”
yakni : beribadah kepada Allah dan taat kepada-Nya serta merendahkan diri kepada-Nya.

Agama meliputi :
• Islam : berupa syariat Islam (syahadat, shalat, zakat, puasa, haji).
• Iman : kepercayaan, keyakinan, transendental.
• Ihsan : kekuatan psikologis dimana ia mengaitkan nilai perilakunya karena Allah.

Maka setiap peribadatan, apakah itu shalat, zakat, puasa akan terasa sia-sia apabila dilakukan tanpa dibarengi dengan tunduk dan patuh serta merasakan adanya sikap “ihsan” (seakan-akan melihat Allah, jika tidak mampu melihat-Nya sesungguhnya Ia melihat kalian). Hal inilah yang selalu menjadi permasalahan pokok dan mensosialisasi sebagai kebiasaan buruk yang tidak lagi menjadi masalah, padahal kita bertahun-tahun melakukan peribadatan tidak mendapatkan apa-apa kecuali capek dan sia-sia. Ihsan adalah kontak batin dan dialogis, responsif. Ihsan adalah roh setiap peribadatan, dan menentukan diterima tidaknya peribadatan. Sikap ini pula yang menjadikan ihsan itu rukun agama, yang apabila ditinggalkan salah satu rukun agama, maka batallah sebagai agama. Permasalahan rukun agama ini telah dihukumkan dan disyaratkan kepada orang yang sampai baligh.

Sebagaimana Hadist Rasulullah : “Hukum tidak berlaku bagi tiga golongan; orang yang tidur sampai bangun, anak kecil sampai mimpi basah, dan orang gila sampai sembuh” (Abu Dawud, Ibnu Majah dan Annasay, hadist sohih).

Selanjutnya Islam mengajarkan bahwa seorang muslim yang beramal kebajikan, tetapi tujuannya bukan Lillahi ta’ala tidak mungkin diterima amalnya, sebagaimana firman Allah : “Kami menurunkan kitab ini kepada engkau dengan sebenarnya, sebab itu sembahlah Allah seraya mengihklaskan agama bagi-Nya saja” (Q.s. Az-zumar: 2).

Nash tersebut di atas merupakan kesimpulan dari tujuan etika Islam, yaitu mengembalikan kepada posisi fitrah manusia, yang dengan kesadaran itu, maka ia akan menjadi manusia paripurna dan ia akan berakhlaq sebagaimana akhlaq Allah, dengan kecenderungan berbuat baik tanpa beban dan paksaan.

Untuk itu kecenderungan berbuat baik akan terjadi apabila kita mampu berusaha membersihkan jiwa. Dan kebersihan jiwa akan didapat apabila kita melaksanakan peribadatan sesuai dengan kriteria-kriteria pada penjelasan di atas.

1). Al Qur’an surat Al Maa’uun ayat 4-5 yang artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”

“Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu’ Beribadah”
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya (kepada kita semua).
Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan kepada poro dulur-dulur di kampus tercinta ini, Apabila ada yang benar itu datangnya dari Allah SWT. Kalau ada yang salah atau kurang itu karena ke bodohan saya pribadi ,untuk itu Saya Mohon Maaf yang sebesar-besarnya, Karena Manusia Tidak Luput Dari Kesalahan Atau Kekhilafan. Billahi taufik wal hidayah. Wassalamu alaikum wr. Wb.
Ki Ageng JJ

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 21 Komentar

DICINTAI IBLIS


risang mukti
risang.mukti@gmail.com

Assalamualaikum. Kepada wongalus dan seluruh pembaca yg saya hormati.Saya mau membuka sedikit tabir mistis tentang dicintai iblis.Namun mohon dimaafkan kalau uraian saya tidak jelas dan tidak lengkap. Semua itu karena keterbatasan saya sebagai manusia. Untuk memudahkan pembahasan saya kasih judul dicintai iblis. Fenomena ini jarang terjadi tapi ada. Dicintai iblis yg saya maksud disini adalah adanya makluk gaib yg merugikan kita dengan jalan dia jatuh cinta kepada manusia.Dia mencintai manusia dg asmaranya.Efek yang ditimbulkan orang yg dicintai iblis ini ada 2 kemungkinan.Yang pertama dia sulit menikah.Yang kedua bila sudah menikah dalam rumah tangganya kurang harmonis alias sering berantem karena hal2 sepele. Kenapa begitu?Karena si iblis ini punya rasa cemburu juga.Tapi jangan lantas kalau rumah tangganya tdk harmonis mengambil kesimpulan wah saya dicintai iblis.Cermati segala permasalahan dulu.Kalau ada unsur mistis selesaikan dg mistis.

Kalau tdk ada unsur mistis selesaikan dengan logika dan rasa.Dalam kehidupan sehari2 kita sering kurang cermat dalam hal ini. Misalkan ada sebuah rumah tangga yg selalu cekcok. Berbagai saran dari orang2 terdekat sudah dilaksanakan.Yg saya maksud saran perbaikan rumah tangga dari segi logika saja tapi kedamaian tak kunjung didapatkan.Tak tahunya dalam jiwa salah satu suami atau istri tsb dikuasai iblis.Sebelum iblis ini lepas dari jiwanya 1000 nasehat yg bersifat logika sulit unt mengubahnya. Sering juga saya diajak sharing begini mas saya sudah bekerja keras sudah rutin membaca alwaqiah puasa senin kamis ikut pelatihan2 kesuksesan tapi kenapa rejeki saya tetap seret. Setelah dicermati ternyata ada kekuatan tak kasat mata menghalangi rejekinya. Bahkan sering disaat sy disuruh membantu orang yg kena paranoid didepan saya familinya mengatakan orang sakit beban pikiran didoai 5 tahun pun g bakal sembuh.Sebelum si sakit sembuh saya tidak akan komentar apa2. Setelah si sakit sembuh baru saya jelaskan akar masalahnya biar org lain memahami ternyata ada kekuatan2 gaib yg tdk pernah kita sadari sebelumnya ikut campur dlm kehidupan kita.

Begitu juga dalam kasus dicintai iblis ini.Bila salah satu pihak curhat ke teman atau saudara kebanyakan yg diajak curhat mengambing hitamkan salah satu pihak. Dia mengatakan kurang ini dan itu. Mari kita bersama2 mencermati kasus dicintai iblis ini agar kita bisa mengambil langkah yg tepat. Dicintai iblis ada gejala2 yg dialami oleh orang yang dicintai. Diantaranya sering mimpi bertemu lawan jenis entah itu tetangga teman saudara dsb. Kapasitas mimpi ini sering banget. Di dalam mimpi tersebut ada yg merasa mesra2an. Ada juga yg merasa ketemu saja.Tanda selanjutnya dibagian pundak belakang entah kanan atau kiri slalu terasa pegal walau tidak capek.Tp tidak stiap pegal dipundak dicintai iblis lho.Bila mengalami hal 2hal itu bg yang sudah rumah tangga keluarganya kurang harmonis.Misal sisuami yg dicintai iblis.Walaupun si suami ini sdh berusaha berbuat baik dimata istrinya tp dia tetap disalahkan si istri.Sisuami ngajak ngobrol enak santai dg istripun ujung2nya salah paham dan cekcok.

Darimana datangnya iblis ini kok mencintai manusia?Penulis tdk dapat memastikan.Untuk mengetahui datangnya bisa dijadikan sedikit acuan di tulisan MENDETEKSI ENERGI NEGATIF. Silahkan anda deteksi diri anda secara mandiri dan simpulkan.Untuk solusinya juga tergantung.Kita cermati dulu dari mana datangnya.Tapi untuk solusi secara umum insya alloh akan saya tulis berikutnya.Saya tuliskan kasus2 contoh untuk memudahkan memahami kasus ini.Ada seorang teman penulis menghamili cewek.Sampai si cewek melahirkan.Si cowok bertanggung jawab atas semua itu.Tp sicewek menjawab akan tetap merawat anaknya tp kalau dinikahi cowok itu dia g mau.Lalu cowok menangis merasa bersalah dan tdk hbs pikir kenapa bisa begitu.Penulis
katakan padanya bahwa dia dicintai iblis tp sicowok tdk percaya.Beberapa tahun kemudian cowok ini pacaran dg cewek lain.Tp ketika sicewek mau dinikahi dia pilih kabur.Bgt terus terulang berkali2.Akhirnya cowok tsb baru pcy bhw ada unsur tak kasat mata mengganggu dirinya.

Contoh dua ada cewek berumur 25 thn telah menjanda 3x. Pdhal hal semacam itu dijawa tengah jarang terjadi.Saat saya Tanya apakah kamu sering ketemu lawan jenis dlm mimpi?Dia menjawab bukan hanya sering tp tiap hari sejak smp dan bukan hanya ketemu tiap hari dlm mimpi itu selalu berhubungan seksual.Walaupun dia habis melakukan hubungan seksual dg suaminya.Diwaktu tidur dia mimpi lagi melakukan dg org lain. Dan dia mengatakan kl melakukan dlm mimpi rasanya enak tp kl melakukan dg ke3 suami yg dl rasanya hambar. Setelah sy kasih bc an wirid dan dzikir.Seminggu kemudian dia datang lagi ketempat penulis dan bercerita selama mengamalkan wirid selama seminggu malah yang datang tiap malam selama seminggu nonstop adalah penulis.

Menurut dia penulis slalu mengajak hubungan seksual scr paksa dg dia.Penulis sangat malu dan dlm benak saya mengatakan inilah fitnah iblis yg menyerupai.Lalu cewek td sy suruh ritual yg sangat berat dg versi jawa yg bisa mewujudkan iblis dg kasat mata.Dia setuju.Dihari yg telah ditentukan dg bermodal senjata sapu lidi tua makluk itu benar2 menampakan wujud dg bentuk manusia berkepala kerbau lalu dia dipukul dg sapu lidi yg telah disiapkan makluk itu menjerit dan lenyap dan alhamdulillah dia tidak pernah mimpi lg. Memang menurut para ahli kebatinan jawa makluk ini takut dg sapu lidi tua atau sapu gerang.Namun alhamdulillah sekarang sdh menemukan bacaan2 yg tidak memberatkan bg yg terkena kasus semacam ini.Untuk bacaanya insya alloh akan saya tulis dilain waktu. @@@

RUGI DONG TIDAK MENGGUNAKAN KEKUATAN GAIB

risang mukti
risang.mukti@gmail.com

Assalamu alaikum. Kepada wongalus dan seluruh pembaca yang saya hormati.Mungkin ungkapan judul dan tulisanku ini agak kontraversi. apalagi bagi yang berpegang pada prinsip ROSULULLOH SAW TIDAK PERNAH MENGAJARKAN. saya sudah pasti dicap penyebar bid’ah.Ya silahkan sajalah saya dicap apapun.Memang tulisan ini hanya ekspresi dari diri saya sendiri.Sebenarnya manusia itu suatu perangkat yang lengkap melebihi lengkapnya perangkat super canggih jaman sekarang. Seluruh kelengkapan itu diberikan kepada manusia agar manusia mampu mempergunakan semaksimal mungkin.Selain kelengkapan lahiriah manusia juga dilengkapi unsur batiniah.Mungkin saja banyak unsur2 pada diri manusia yg belum terungkap.Untuk sementara ini yg terungkap berkisar pikiran,qolbu,nafsu/jiwa dan roh. Tapi mungkin masih banyak hal yg
selama ini belum terungkap yang ada dalam diri manusia.Apakah semua kompenen lahir dan batin ini hanya kita gunakan sebagai title WAH dihadapan para makluk lain?Inilah aku manusia suatu bentuk ciptaan yg paling sempurna diantara kalian para makluk lain begitu misalnya ungkapan diri kita dihadapan para jin atau hewan.

Alloh menciptakan manusia dg kompenan yg lengkap tentunya bukan hanya agar manusia merasa WAH dihadapan makluk lain tanpa menggunakan secara maksimal kompenen2 itu.Termasuk kekuatan supranatural sebenarnya semua manusia sudah dilengkapi dg kekuatan supra ini.Tinggal manusianya mau tidak untuk menggali dan menggunakanya.Mungkin ada yg menyanggah bukankan diciptakan jin dan manusia itu hanya untuk beribadah?Bukan untuk belajar kekuatan2 supranatural. Mungkin ada yg bertanya begitu.

Kalau saya menjawab betul hal itu. Tapi ketika saya diundang menghadiri acara pesta manten si pengundang mengatakan yang penting mas bisa hadir dan hanya memberi doa restu. Setelah saya mendatangi pesta tersebut ternyata saya tdk hanya disuruh merestui saja tp disana saya juga diajak makan prasmanan. JADI RUGI DONG KALAU TIDAK IKUT MAKAN.walaupun disaat itu seandainya saya tidak ikut prasmanan si punya hajat juga tidak marah. Jadi rugi dong kalau kita sudah dibekali alloh perangkat batiniah yang merupakan potensi gaib ini tidak saya gunakan.Tidak usah menggunakan potensi dari makluk lain.Potensi kita sudah lengkap.Potensi2 tersebut ternyata pada orang awam seperti saya tersimpan di jiwa lawwamah,mulhamah dan muthmainah.

Mungkin bagi para orang khusus tidak lagi tersimpan di dalam jiwa tersebut tp tersimpan di kompenan yg lebih tinggi.Dalam postingan terdahulu saya menulis suatu amalan disitu sy sertakan penyucian nafsu sampai tingkat tiga. Jadi amalan itu selain unt sarana penyembuhan jg unt menggali potensi2 ini tp memang sengaja saya tulis scr samar. Segala kemampuan metafisik bagi orang awam yg menggali dr sumber kekuatan diri tanpa mengakses kekuatan khodam bersumber pd ke 3 nafsu diatas.Semoga bisa menambah wawasan kita. @@@

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 132 Komentar