Monthly Archives: April 2014

ASMAK UNTUK KECERDASAN, KETINGGIAN DERAJAT, DAN KERINGANAN MASALAH HIDUP


wongalus

Assalamualaikum wr wb. Bismilahirrohmanirrohim. Dengan menyebut asma Allah yang Maha Kuasa, pagi ini saya ijasahkan doa asmak untuk hajat agung meninggikan derajat, kelapangan dan keringanan hidup, kecerdasan intelektual, mental, spiritual, sosial kita semua.
Kirim Al fatihah/tawassul kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para nabi dan aulia, muslimin/muslimat, pengijasah amalan. Lanjutkan dengan doa wirid: WA RAFA’NA LAKA DZIKRAK 1100 X 7 selama 10 hari.
Usai wirid perhari, hembuskan nafas ke tangan dan usapkan ke seluruh tubuh 3 x. Hembuskan nafas ke air putih dan minumlah. Boleh juga tiupkan ke beberapa gelas air putih dan diminum untuk anak-anak kita agar dia cerdas di sekolah, insya allah.
Demikian semoga banyak manfaatnya buat anda semua. Wassalamualaikum wr wb.

@wongalus,2014

Categories: ASMAK KECERDASAN DAN KETINGGIAN DERAJAT | 127 Komentar

SEPOTONG FRAGMEN DARI SEBUAH MILAD (2)


OLEH KI JURU SULING

Dan Mereka Pun Berbagi

Cepuri, ba’da isya. Lapangan pendopo barat mendadak ramai. Proses hitung poin selesai. Para peserta terklasifikasi untuk konsultasi atau pengijazahan. Lokasi untuk kegiatan itu sudah ditentukan oleh panitia. Kegiatan ini digelar secara bergilir karena tenaga dan tempat untuk pengijazahan sangat terbatas. Kegiatan pengijazahan ini juga diselingi oleh pembagian door prize sebagaimana yang dijadwalkan.

Adapun ilmu atau doa yang diijazahkan cukup “seram” juga. Untuk poin paling rendah (200) doa yang diijazahkan salah satunya adalah ASR Madura Utara. Semakin tinggi poin yang didapat semakin tinggi pula energy doa yang diijazahkan.

Dilihat dari jumlah peserta pengijazahan beberapa jenis doa menjadi favorit peserta, tengok saja seperti Ngrogo Sukmo atau Harimau Kelud. Penerima ijazah berbaris berbanjar-banjar, berteriak sesuai dengan permintaan pengijazah. Peserta berperan aktif dan seperti tidak punya lelah setelah kegiatan siang panjang.

Sementara peserta yang belum gilirannya duduk tenang dipendopo.

Waktu merangkak menuju tengah malam. Pengijazahan selesai dan peserta berbaris menuju tepi pantai, wisata alam ghaib dan ini adalah Parang Kusumo, pantai kental mistis yang dipercaya gerbang istana Laut kidul.

Peserta duduk berbanjar tiga memanjang menghadap pantai. Pasir basah oleh hujan tadi sore. Barisan berjarak + 50 meter dari garis ombak  yang semakin naik. Pukul 00.30 acara dimulai, panitia melingkar mengelilingi peserta sementara Ki Erik Widodo Pati dan Ki Arya Sidoarjo memulai sebuah ritual doa.

“LA TUDRIKUHUL ABSORU WA HUWA YUDRIKUL ABSORO WA HUWAL LATIFUL KHOBIRU”

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui….

kami tunduk, takluk, bersimpuh, menyerah dan pasrah pada-Mu wahai Dzat pemilik segala Maha, pemilik segala Nama. Dzikir : Ya Khobir, Ya Khobir, Ya Khobir, Ya Khobir, Ya Khobir.

Buka mata. Tutup mata. Tetap berpegang pada dzikir. Menggenggam Asma-Nya. Menjejak Cahaya-Nya.

Buka mata. Tutup mata. Merasakan kesadaran yang membumbung tinggi kemudian menukik dan meghujam ceruk kelam dalam negeri antah berantah. Menjadi tamu “mereka” atau tamasya dengan mata batin yang runcing.

Buka mata. Tutup mata. Dzikir. Rasakan. Lihat.

Air laut merayap mendekati peserta. Sudah satu jam setengah kami bertamasya. Saatnya pulang dari alam sunya ruri ke kesadaran kamadatu. Buka mata, saudara-saudara dan ucapkan tasbih lengkap. Acara selesai.

Saat para peserta berjalan pelan menuju pendopo Cepuri, sesuatu terjadi. Seorang peserta perempuan terkapar kemudian meronta berkeras menuju tengah laut “kesana, kesana” sambil tangan menuding tengah samudera Hindia. Agak kerepotan juga mencegah tenaganya yang mendadak perkasa itu. Namun peristiwa ini tidak berlanjut lama, Pak Sujono turun tangan dan semua kembali normal.

Uap embun pagi mulai terhirup.

SENDRATARI CAH BAGUS

Balung pakel duh mbok gunung

 teja bengkok nginum warih

 sn puwung rabiya kadang

 dadi lok-ing wong sabumi

 rejasa kang mimba warna

 sun temah dadiya krami

Gatot Kaca bersyair nyaring. Dia jatuh cinta. Merayu Pergiwa di suatu taman anta berantah. Ia tidak peduli dengan suasana yang tengah terjadi. Beksan dan tetangkasannya boleh juga walaupun Gatot Kaca yang satu ini hanya pakai kaos oblong, celana pendek, bersandal jepit dan selembar kain selempang bahu.

Pergiwa juga tak kalah tengil. Dengan berpakaian seadanya duduk bersimpuh tidak bergeming mendengar tembang itu.  Terkadang ia tersenyum kecil mencibir. Gatot Kaca yang sedang kasmaran berat tidak peduli dengan sikap pergiwa-nya. Ia tetap saja menari dan menembang. Menembang dan menari. Kain selempangnya seperti sampur mobat-mabit.

Terus terang saya menikmati tontonan dadakan itu. Teriakan Ki Arya tidak saya dengar. Ditengah gumpalan energi yang terkumpar dari doa dan pusaka dan mantera itu “sendratari” dari dua orang yang “dianugerahi” ini lumayan menghibur. Kiranya bukan saya saja yang tersihir. Wajah-wajah yang hadir di pendopo  timur itu mufakat tanpa musyawarah mentelengi kiprah mereka berdua. Masing-masing punya persepsi dalam menyikapi pertunjukan ini.

Lagu yang bercerita tentang rayuan Gatot Koco pada Pergiwa ini memang tidak muncul dari peserta. Benar, Para pembaca, penari yang saya maksud ini adalah Cah bagus dengan sejawat perempuannya. Cah Bagus sedang meng-nggandrung-nya. Mondar-mandir dengan langkah tertata. Menjauh mendekat. Perputar bergelung dengan tatapan sinis sebagian penonton. Kemudian Gatot Kaca meminjamkan sandal jepitnya pada Pergiwa dan menarik tangannya.

Penonton terkesiap tegang. Wah, Gatot Kaca mau berbuat yang bukan-bukan pada Pergiwa.

Ketika birahi Gatot kaca sudah diubun-ubun para penonton pada meneriaki mereka. Pergiwa pergi kearah timur membawa rasa malu. Gatot Kaca yang merasa kehilangan Pergiwa-nya ribut dengan seorang ibu penonton. Si ibu mengancamnya akan menjepretnya dengan karet gelang jika pagelaran dadakan ini dilanjutkan. Gatot kaca merasa Ngeri juga. Daripada kena jepret karet gelang dia beranjak mencari Pergiwa. Pagelaran bubar tanpa tancep kayon.

Pangapunten, mohon maaf, tidak ada maksud saya untuk mengistimewakan mereka berdua dalam hal ini. Peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan konteks kegiatan milad dan kesibukan panitia yang menghitung poin di pendopo barat tetapi ini adalah peristiwa yang sempat mampir dalam ingatan saya. Jika ada sebagian pembaca tidak berkenan silahkan hapus tulisan ini.

Cinta atau nafsu yang mengkabut pada Cah Bagus? Sementara dalam kasus ini demarkasinya adalah tingkat kewarasan pikiran seseorang yang kadang Cuma selisih serambut dengan kegilaan. Ah, bukan keahlian saya menjawab itu, hanya ada bisikan lirih dalam nurani saya: Tuhan yang Maha Adil memberi juga rasa itu pada semua mahluk, termasuk pada Cah Bagus tokoh yang sudah diceritakan diatas.

CINTA DALAM SEKARUNG BERAS

(KISAH MESRA KANG SIGIT DAN YUK NGADIYEM)

Simbol kemesraan bisa apa saja, bunga, puisi ataupun beras. Namun cara menyampaikan kemesraan harus dipelajari karena itu juga bentuk keintiman sendiri. Masih dalam wilayah kegiatan milad, ijinkan saya mengangkat cerita kemesraan dua anak manusia lantaran beras.

Kang Sigit dan Yuk Ngadiyem adalah dua sosok yang berbeda asal yang di disatukan tuhan dalam sebuah kejadian. Ibarat pepatah Kang Sigit dari Sidoarjo dan Yuk Ngadiyem dari Jogja bertemu di karung beras. Karena sekarung beras itu juga status mereka berbeda, yang satu menjadi penderita dan lainnya menjadi obyek penderita kawan-kawannya.

Peristiwa ini terjadi setelah kami dari Panti Asuhan Miftahul Jannah.

Seandainya saya ada kesempatan interview dengan Yuk Ngadiyem, bisa jadi inilah penuturannya:

“ Kalau melihat condong matahari saya tahu ini sekitar jam 10 pagi. Saat-saat seperti ini kegiatan saya adalah nginang (mengunyah sirih) sambil duduk bale bambu di depan rumah. Di dekat pertigaan beberapa orang bergerombol di dekat sebuah mobil. Saya tidak tahu pasti siapa mereka dan apa yang dikerjakan.

Dua orang memasuki pekarangan saya. Salah satunya menggendong sekarung beras sementara lainnya tidak membawa apa-apa. Saya waspada, wong tidak satupun dari mereka yang saya kenal, kog beraninya mereka menginjak pekarangan saya. Sesampai didepan saya, orang yang membawa beras mengatakan bahwa beras sekarung ini milik saya, buat saya. Saya kaget dapat beras itu. Nah, Belum sembuh kaget saya dan “huugghh”beras ini ditaruh dipangkuan saya. Ampun gusti….ini orang apa tidak lihat saya ini usianya berapa kog naruh beras tidak kira-kira. Apa sangkanya saya ini seusia dia yang masih kuat mengangkat beras berapapun beratnya. Nafas saya sampai tersengal-sengal.

Ini anak-anak kampung mana punya kelakuan seperti itu. Umpama waktu itu saya lepas sendi atau kursi saya patah, apa saya tidak jatuh ditimpa beras. Apa mereka mau tanggung jawab, terutama itu yang meletakkan beras itu!

Seandainya didekat saya ada bambu pikulan ingin saya ambil pikulan itu. Bukan, bukan untuk angkat beras tapi buat ketok kepala mereka semua.”

Saudara-saudaraku, itulah peristiwa beras yang diperankan Kang Sigit dan Yuk Ngadiyem. Kejadian ini tidak bisa dilupakan oleh pemberi atau penerima beras, juga oleh kami, para saksi peristiwa itu.

Sepanjang jalan kami membicarakan masalah itu. Konferensi dadakan dengan tema TRAGEDI PAK SIGIT DAN NENEK NGADIYEM digelar tanpa moderator tanpa undangan.  Kesimpulan paten: Pak Sigit adalah tersangka, titik! Namanya juga konfrensi insidentil, walaupun kesimpulan sudah jelas masih ramai juga oleh analisa, Geremengan, gugatan, hujatan hingga saran agar si tersangka membaca istighfar dalam perjalanan pulang dari Jogja sampai Sidoarjo.

Dan gugatan tetap meluncur seperti tanggul jebol. Ki Anya mengusulkan pada foto tersangka di blok hitam pada mata. Wak Kasan berpendapat agar sedulur Jogja aktif monitoring kondisi kesehatan Nenek Ngadiyem. Mas Takiyan Jogja usul agar pulang melewati jalan tikus saja demi keselamatan Pak Sigit.

Pak Sigit bergumam “habis dah,”.

Tancep kayon

Jangan coba-coba cari sakti disini, kata Ki Wong Alus pada saya pada suatu ketika. Karena kita tidak punya itu. Kesaktian hanya milik Tuhan dan diserahkan pada manusia yang dikehendaki-Nya. Manusia yang bisa mempertanggungjawabkan kekuatan itu pada sesama mahluk dan kepada-Nya. Kesaktian lebih gampang menelikung kita pada kesombongan dan riya’. Karenanya keangkuhan hanya membuat jiwa kita sungsang.  Itu gerbang dari kehancuran. Karena kekuatan yang berjalan tanpa kontrol akan cenderung binasa dan membinasakan.

Kita tidak punya satu apapun, bahkan sehelai rambut. Sujud adalah pengakuan itu, ketika sejajarnya kepala dengan tapak kaki. Organ yang kita anggap mulia dan kita anggap hina sama rendahnya. Kita yang mahluk compang camping ini hanya punya hak bernafas dan ibadah, itupun atas kehendak-Nya. Segalanya akan dimintai tanggung jawab, termasuk penggunaan nafas kita.

Ki Wong Alus melanjutkan, Tuhan menyediakan ribuan jalan untuk umat yang ingin mendekati-Nya. Dan yang kita lakukan tidak lebih meniti salah satu jalan itu untuk kembali pada upaya menata ulang ibadah kita. Belajar menjadi manusia yang berbakti pada-Nya dan berguna bagi mahluk-mahluk-Nya. Karena kita adalah mahluk yang sudah dibai’at untuk belajar sampai terpisahnya sukma dengan raga. Setiap detik kita menjejak El-Maut.

Sekali lagi, tahapan kita baru belajar. Ilmu Tuhan sangat luas untuk dipelajari, terbumbung pada debu, terkobar pada api, terjejak pada tanah, terhembus pada angin, termenung pada gunung, tersinar pada cahaya, terkelam pada gelap, pada lancip ombak samudera, daun yang melayang, patahan ranting.

Sang Guru Yang Maha Bijaksana telah menggariskan cara belajar tanpa pernah sekalipun ayat-ayat-Nya menyalahkan manusia. Kesalahan adalah sesuatu yang telah melekat pada manusia seumur hidup. Dan Sang Guru telah membuat pula koridor untuk memperbaiki kesalahan itu. Marilah kita berderap dalam khusuk belajar dan meminta ampun.

Belajar untuk menjadi benar tanpa berupaya mencari cacat pihak lain. Karena tak elok jika kita menyalahkan orang lain. Benar atau salah biarlah ditentukan oleh Hakim Yang Maha Adil.

Percakapan berakhir. Ki Wong Alus menuju Cepuri. Cakrawala dan samudera dan garis ombak menantang untuk menggerus aus takaburnya manusia. Menjolok mata agar ingat akan bagian tubuh yang bernama tapak kaki.

Dan Parang Kusumo masih menyatu dalam debur ombak abadi.

Tanah Jenggala, 29 April 2014

Ki Juru Suling

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 12 Komentar

PENGUMUMAN: RIYADHOH BERSAMA KE PENGIJASAH ASR


FORUM WIRID RUTIN DI MARKAS KWA AKAN MENGADAKAN RIYADHOH KE MAKAM/ PESAREAN BATU AMPAR, PAMEKASAN MADURA, PADA HARI KAMIS MALAM 1 MEI 2014 MULAI PUKUL 22.00 WIB s/d selesai. BAGI SEDULUR YANG BERKENAN IKUT, TIDAK DIPUNGUT BIAYA DAN SILAHKAN LANGSUNG HADIR DI PESAREAN BATU AMPAR. SEBAGAI TANDA AGAR MUDAH DIKENALI, KAMI AKAN MENGGUNAKAN IKAT KEPALA KHUSUS. TERIMA KASIH.

batu ampar kwa

Asmak Songe Rajeh (ASR) identik dengan Syekh Buju Tompeng, sang pengijazah awal ASR yang kini sudah menghadap Ilahi dan dimakamkan di batu Ampar Madura.

Alkisah dahulu di masa hidup Buju’Tompeng (Batsaniyah) ada seorang yang penuh karamah dan di hormati di daerah Pamekasan. Buju’Sarabe namanya, karena dorongan jiwa yang di provokasi syaitan, beliau merasa risih dan kepanasan mendengar seseorang menyaingi kekeramatannya di telatah Madura, maka timbullah maksud hati untuk menjajal ilmunya agar di ketahui khalayak siapa yang pantas di pertuan guru di tanah pamekasan.

Sebelum Buju’Sarabe berangkat, beliau persiapkan segala kemampuan dhahir bathiinnya untuk menghadapi uji kesakatian ini. Setelah tirakat mempertajam ilmu dan yakin akan kemampuannya, maka berangkatlah sang Buju’ke daerah batu am ar untuk mengunjungi sang Buju’Tompeng lengkap dengan membawa keris Aji dan para pengawal dari para murid jawaranya.

Ketika itu, putra Buju’ Tompeng,yang bernama Su’adi yang dikenal dengan Abu Syamsuddin masih kanak-kanak. Beliau sedang bermain layang-layang di pematang sawah dengan asyiknya.Tiba-tiba Su’adi kecil di kejutkan oleh suara orang menyapa padanya. Ternyata Buju’Sarabe dan anak buahnya sedang kebingungan mencari rumah Bujuk Tompeng. Bujuk Sarabe tidak sadar, anak kecil yang dia sapa itu adalah putra Buju’ yang dia akan jajal kedigdayaannya. Karena sudah berkeliling mencari kediaman Buju’ Tompeng, akhirnya Bujuk Sarabe bertanya kepada anak kecil yang bermain layangan tadi.

Beliau bertanya dengan congkaknya, ”Nak, di mana rumahnya Buju’Tompeng ? aku ingin menjajal kesaktiannya.” anak tersebut hanya menunjuk arah dalem Buju’ Tompeng yang memang di dekatnya.
Bergembiralah Buju’ Sarabe karena telah dekat dengan orang yang di carinya itu. Setelah sampai disana Buju’ Sarabe menemukan penghuninya sebagai orang tua yang sederhana dan tak nampak keangkerannya. Lalu dengan nada tinggi dia bertanya kepada orang yang memang Buju’Tompeng itu sendiri.

”Ki sanak, mana yang namannya Buju’ Tompeng ?aku ingin bertemu.” .Buju’
Tompeng balik tanya dengan halus. ”untuk apa aki mencarinya?”.
”aku ingin mengadu kesaktian dengannya. Agar orang-orang tahu siapa yang pantas untuk di hormati dan di tuakan oleh mereka”, jawab Buju’Sarabe.

”kisanak, ilmu itu bukan untuk di pertontonkan, apalagi untuk menyakiti orang lain, tapi ilmu itu untuk kebajikan dan menolong orang yang sedang kesusahan”, Buju’ Tompeng menimpali.
Buju’ Sarabe dengan ketus menyela ”pak tua, jangan banyak omong. mana Buju’ Tompeng. aku sudah bersusah payah kesini ingin mengalahkannya dalam adu kesaktian”. sang Buju’menjawab dengan santai.
”Maaf kisanak,dalam dua tahun ini berapa kali kisanak buang angin (ngentut)? begitu berani kisanak mau menantang Buju’ tumpeng”
Bujuk Sarabe menjawab dengansombongnya, ”hahaha… aku buang angin dua kali dalam setahun. mana dia beranimenghadapiku”.

Bujuk Tompeng menjawab dengan tenang. ”sebaiknya ki sanak kembali ke tempat ki sanak, kalau kisanak sudah selama dua tahun tidak pernah buang angin (ngentut). kisanak kesini lagi”.
Dengan marah Buju’ Sarabe langsung menyuruh anak buahnya mencabut senjata mereka dan menghabisi orang tua itu.

Bluaaarrrrr…..bagai suara bledek di siang bolong, semua senjata anak buah Buju’ Sarabe sudah tinggal warangkanya saja, senjatanya hilang entah kemana. Yang lebih ajaib, Bujuk Sarabe merogoh gagang keris pusakanya dengan gemeter, karena dia tidak menemukan kerisnya ada di tempatnya.
Merasa telah kalah digdaya, sebagai pendekar ksatria beliau bersimpuh meminta maaf dan berjanji akan bertaubat dan mengamalkan ilmunya untuk kebaikan.
Sarabe berujar, ”Tuan torhormat, boleh tahu siapa Anda ?”.
“Ya..aku yang bernama batsaniyah. orang memanggilku Buju’ Tompeng” jawab beliau.

Bertambahlah kecintaan dan kata’dhiman Buju Sarabe kepada beliau, karena selain digdaya beliau mempunyai akhlak santun dan mulia. Sebelaum pamit
Buju’ Sarabe memohon agar senjata pusaka mereka di kembalikan seperti
semula. Lalu Buju’menunjuk agar mereka bertanya kepada anak yang bermain layangan di sawah yang pernah mereka temui sebelumnya.
Ternyata anak itu bernama Su’adi putra Buju’Tompeng. Atas petunjuk Buju’ Tompeng, rombongan Buju’Sarabe menuju ke tempat Su’adi yang sedang bermain layang-layang.

Sebelumnya mereka meminta ma’af dan memohon agar Su’adi berkenan mengembalikan pusaka mereka. Anak itu tanpa menjawab menunjukkan bahwa senjata mereka ada di atas tumpukan kotoran sapi (bahasa Maduranya latthong).

Dari kisah inilah tersebar gelar untuk anak itu sebagai Buju’Latthong, karena walau masih anak-anak sudah dapat mengalahkan orang digdaya dengan melumpuhkan mereka tanpa sadar dan momentnya berhubungan dengan kotoran sapi (Latthong).

Sebab itulah karena khawatir dikenali sebagai sosok wali beliau menutupi dadanya dengan cara mengoleskan Latthong di sekitar dada beliau. Banyak sekali kisah kekeramatan beliau semasa hidup. Setelah cukup menjalani darma baktinya sebagai ulama, beliau wafat dengan meninggalkan tiga orang putra dan dikebumikan di Batu Ampar, Madura.

Kompleks pemakaman/Pesarean Batu Ampar terletak di Desa Batu Ampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan. Kompleks itu merupakan pemakaman keluarga para ulama Batu Ampar sejak ratusan tahun silam.

Selain dikenal dengan ketinggian ilmu agamanya, para Buju’ Batu Ampar dikenal juga sebagai para petapa. Sejarah menyebutkan buju’ pertama yang datang ke daerah itu, yakni Syekh Abd. Mannan atau dikenal dengan Buju’ Kosambi. Dia datang dari Bangkalan. Pada waktu itu, di wilayah Batu Ampar masih berupa perbukitan. Tanda-tanda aktivitas manusia juga masih belum tampak.

Di tempat baru itu sang syekh menjalankan tirakat atau tapa. Di bawah
pohon kosambi, sang ulama melakukan tirakat selama 21 tahun. Begitu juga keturunan syekh setelahnya, juga dikenal sebagai petapa. Selama melaksanakan pertapaan, banyak kejadian dan karomah luar biasa terjadi pada diri seseorang yang bertapa disana.
***

SUMBER: KISAH PARA BUJU’

Categories: ZIARAH KE MAKAM BUJU' TOMPENG | 33 Komentar

ALBUM MILAD KELIMA KWA APRIL 2014 DI ANTAI PARANGKUSUMO (BAGIAN 3)


kepekaan diri kwawisata gaib kwawisatagaibkwa2ijasahan khodamijasahana khodam harimau kwadok: ARYAKUSUMAYUDHA.

DSC00739DSC00738DSC00740

SAMSUNG CAMERA PICTURESmilad kwa 3

DOK KI AGENG BAYU PENANGGUNGAN
0877 7557 3775
.

dan ARYA KUSUMA YUDHA

BERSAMBUNG…………

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 22 Komentar

ALBUM MILAD KELIMA KWA APRIL 2014 DI PANTAI PARANGKUSUMO (BAGIAN 2)


DSC00749DSC00753DSC00758DSC00761DSC00762DSC00768DSC00769DSC00774DSC00771DSC00776 DOK:
KI AGENG BAYU PENANGGUNGAN
0877 7557 3775
.

(BERSAMBUNG….)

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 23 Komentar

SEPOTONG FRAGMEN DARI SEBUAH MILAD (1)


oleh:
KI GEDE PANEMBAHAN ISWANTO PENANGGUNGAN – SIDOARJO – 085334991908

milad kwa

Ancang ancang

Pada awalnya tulisan ini hanya sebuah catatan kumal saya yang bersifat pribadi. Goresan compang camping yang tidak memenuhi standard baku tulisan seorang intelek. Saya berpikir berulang kali untuk mempublikasikannya sampai pada suatu pagi Ki Wong Alus memberi pesan singkat “tulisan tentang milad sudah ditunggu”.

Baiklah, dengan mengucap Basmalah dan Istighfar berkali-kali saya dedikasikan tulisan ini bagi kebesaran Tuhan, perjuangan panitia, ketahanan peserta dan sedulur di KWA, ijinkan tulisan ini sekedar mampir berteduh di blog ini.

Inilah tulisan reportase dari pandangan mata saya yang beranjak rabun.

Menuju barat daya

Jutaan bintik hitam menggumpal dan menyelimuti kami ketika Wak Kasan untuk sekian ratus kalinya menginjak pedal rem mobil. Kendaraan kami terpaku kaku sejenak di sepotong tanah kosong sebelah timur sebuah pendopo. Parang Kusumo, dini hari itu kami yang pertama menghirup udaranya. Jarum berdetak jam 03.30. Azan Subuh beberapa saat lagi akan diterbangkan, alam akan dibangunkan, tetapi jutaan bintik hitam itu belum juga berhenti menghujami kami.

Kami rombongan dari Sidoarjo, tanah Jenggala di Brang Wetan, sebanyak delapan orang ditambah dengan Daeng, saudara yang datang dari Makasar menghuni mobil itu untuk 9 jam lamanya. Komposisi, bangku depan Ki wong Alus kemudian Wak Kasan di kemudi, bangku tengah Pak Jono, Daeng dan Kang Sigit sementara dibangku belakang bergerombolah Ki Arya, Mbah Duro dan Keponakannya serta saya sendiri. Mobil berguncang menembus debu dan kelam, memasuki lingkaran misteri hutan Saradan dan alas Ngawi, menyusup dalam dengkur setiap kota yang dilewati.

Ini bukan rombongan pelancong saudara-saudara, ini rombongan para peziarah, jangan bicara tentang kemewahan atau kenyamanan, tetapi berceritalah tentang kepala dan tapak kaki kita yang sama rendah saat bersujud dihadapan-Nya.

Jam 01.00 kami baru melindas jalanan Jogja setelah makan di Jombang jam 20.00 dan jam 23.30 Sholat di Masjid Agung Ngawi serta mendengar kabar gempa yang kembali mengaduk bumi Mataram. Kejadian lindu ini juga membuat kami mencari dulur dari Pati yang tercecer dari travelnya.

Dan azan subuh belum juga terdengar ketika kami bersiap menggelar spanduk dan tikar. Seorang pria berpostur pendek gempal berkaos lusuh menghampiri kami setelah mengusir beberapa orang yang tidur disitu,

“ayo ngaleh-ngaleh ono dayoh iki lho, ngaleehh” (ayo pergi-pergi ada tamu ini lho, pergiii) pekiknya menutupi suara serangga malam.

“aku cah bagus mas, aku yo biso ngrewangi pasang iki lho mas”(saya anak ganteng mas, saya juga bisa bantu masang ini lho mas) lanjutnya mengenalkan diri. Terus terang saya agak geragapan menyikapi sambutan semesra ini.

Dari jawaban Si Bocah Bagus ini saya tahu bahwa (meminjam istilah Emha Ainun Najib) ini adalah salah satu jenis hamba yang dianugerahi tuhan, karena tidak akan ditimbang amal dan dosanya dihadapan Hakim Yang Maha Segalanya di oro-oro Masyhar nanti.

“Ayo rokok,” kata saya mencoba untuk “mengamankan” situasi dari bocah bagus ini. Diluar perkiraan tangan saya ditampiknya “ora mas, nggarai watuk wae kae” (tidak usah mas, itu hanya bikin batuk saja) jawabnya sambil menggaet spanduk ditangan saya. Ketika ditawari uang dia menjawab kalau dia sudah makan. Tidak ada upaya lagi selain membiarkan dia membantu kami. Kesimpulannya: dia butuh pekerjaan. Kesimpulan lainnya, mungkin dia anggap kalau saya adalah teman sejawatnya……

Dan jutaan bintik hitam belum juga pergi dari kami. Gunung pasir meremang putih di satu jarak. Lampu-lampu rumah penduduk takluk dalam kelam. Azan subuh mulai terdengar dan kemana perginya bocah bagus tadi?

Parang Kusumo, sebuah pantai dibarat Parangtritis ini menjadi arena peziarahan bagi pelaku spiritual. Parang Kusumo, tempat pertemuan Panembahan Senopati dengan Ratu Laut Kidul. Parang Kusumo, gua keheningan jiwa yang mulai dipaksa mengikuti logika pasar dan trend. Parang Kusumo, tempat ini menjadi titik bidik saudara-saudara kita yang sekarang menjadi jaksa bagi keyakinan setiap individu yang tidak sesuai dengan mereka.

EEHH DAYOHE TEKO, EEHH GELARNO KLOSO

Jam 07.00 sedulur dari 7 penjuru berkumpul di pendopo barat, tanpa tempat duduk, menghadap ke utara. Dua tikar tergelar di bawah spanduk. 4-5 orang berbincang-bincang dengan suara rendah, sebagian memejamkan mata mencoba menebus rasa kantuk semalam. Ki Wong Alus bercelana Jeans, berkaos oblong berbasa basi dengan beberapa peserta sepuh. Beliau belum tidur semalaman dan belum tentu sudah sarapan. Batu Karang Cepuri yang diselimuti bunga taburan terkurung dalam pagar separuh badan dengan gerbang menghadap laut.

Suara gedebuk buah siwalan jatuh menjadi selingan. Buah kegemaran dewa itu jatuh dari ketinggian, menetak sejawatnya yang jatuh duluan. Langit dan laut sama birunya ditentang bukit hijau berterasiring. Deretan rumah penduduk disebelah barat pendopo tampak ayem dalam kepasrahan hidup, berlainan dengan pantai sebelahnya yang bergelora dalam pasar plesiran.

Bukit pasir berkolom putih memantulkan cahaya. Menabur debu pasir pada tangga beton dalam panas sengangar. Tapi Parang Kusumo adalah keteduhan.

Rombongan Sunda Kelapa datang dari brang kulon, dentang jam 08.00. koordinasi panitia langsung digelar cepat di pendopo timur. Semua perlengkapan dibagi dengan petugasnya sekali. Ki Bayu, ketua Panitia itu berjalan cepat dan tampak belum istirahat dari perjalanan. Tapi tugas tidak bisa menunggu. Maka berbarislah para panitia ke pendopo barat untuk berkenalan dengan peserta yang sudah lama menunggu. Acara dilanjutkan untuk pembukaan dan sambutan. Sementara panitia berjalan ke posnya masing-masing.

Bersama dengan Pak Sujono dan Ki Agung Kediri, saya berada di pos pendaftaran. Alat yang diperlukan tergelar tanpa meja tanpa kursi, bersila menunggu datangnya peserta yang mendaftar. Benar saja setengah jam kemudian peserta berduyun-duyun kearah kami. Baiklah, cek titik kota keberangkatannya, nomor urutnya dan kasih poin, tugas selesai. Tidak perlulah saya ceritakan tentang pendaftaran itu.

11.30 jumlah peserta sudah mencapai 96 orang. Parang kusumo mendadak sepi karena para peserta menuju pos donor darah. Seorang sedulur mengantar peserta yang terlambat datang, seorang gadis dari Jakarta. Setelah mendaftar kami antar peserta tersebut ke pos donor darah. Saya, pak Sujono dan si gadis melewati jalan paving sepanjang pantai yang menyengat. Mengandalkan tanda penunjuk jalan yang telah dipasang. Beberapa kendaraan melewati kami diselingi cericit riang bocah pantai dan teriakan ibu warung yang mejajakan minuman. Pohon tumbuh jarang-jarang dalam jarak tertentu. Anak-anak muda dengan baju warna warni nongkrong diatas motornya. Beberapa mobil terparkir di pantai, sebagian piknik keluarga, sebagian konsolidasi asmara dan sebagian membakar dupa.

Matahari bermurah hati. Laut bermurah hati. Angin bermurah hati.

Sampai di lokasi donor darah tersiar kabar sebagian besar peserta drop tidak bisa disetujui untuk donor darah karena banyak sebab. Kekecewaan mengambang di wajah peserta gagal. Adzan Dhuhur terdengar.

Karena tidak ada lagi yang saya bisa bantu disana, berjalanlah saya bersama Mbah Duro dan keponakannya setelah saya temukan mereka dalam sebuah warung bakso. Kami menuju Cepuri setelah meninggalkan Pak Jono sebagai pembeli pengganti Mbah Duro.

Cepuri Pendopo barat masih sepi. Hanya tas para peserta yang bergeletakan disana-sini. Sementara di pendopo timur Ki Wong Alus dan beberapa sesepuh bercengkerama gayeng. Sumbangan berdatangan dari air minum mineral sampai kue tart.

Dua peziarah selain kami, bapak tua berpakaian hitam-hitam dan temannya tampak tidak terganggu dengan acara ini. Berbincang diselingi kopi dan rokok tembakau klembak menyan-nya. Dari kokok petok ayam yang berseliweran dan gesekan daun pohon siwalan dapat diketahui bahwa ini bukan acara yang formal dan kaku. Lihatlah, bagaimana tenangnya ibu penjual kacang atau peminta sedekah di gerbang Parang Kusumo. Lihat juga ketika pemilik puluhan ayam itu memanggil ternaknya dengan menepuk rantang lurik bekas.

Musholah dipenuhi peserta yang setelah sholat beristirahat di terasnya. Bapak penunggu toilet menghitung income dari peti Aladdin miliknya, sebuah kotak putih dari kayu. Satu persatu panitia memasuki Cepuri dari arah pantai. Jam menunjuk 14.00.

Saat sore hari semua berkumpul di pantai. Lingkaran para peserta yang mengikuti proses penggemblengan di dekat garis laut. Ki Bayu di tengah lingkaran memberi aba-aba, kain belakang udeng iketnya berkibaran ditiup angin. Baju beberapa peserta dikotori pasir basah dengan latar belakang ombak laut yang menggaris putih dan tidak simetris mencoba merayap ke darat. Nun di pojok sana Mbah Duro bersila dan Ki Jono berdiri menatap samudera Sang Ratu. Rinai mulai turun. Hujan bertambah deras. Matahari bersiap meninggalkan cepuri.

BERSAMBUNG….

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 9 Komentar

ALBUM MILAD KELIMA KWA APRIL 2014 DI PANTAI PARANGKUSUMO (BAGIAN 1)


panitiamilad2milad8panitia3panitia4 milad7milad3miklad5milad9@Bersambung…

NOTE: Bila sedulur-sedulur memiliki dokumentasi acara milad KWA yang sangat semarak dan beragam, monggo kirimkan ke email kami kiwongalus2013@gmail.com. Terima kasih.

Categories: APRIL 2014 | 62 Komentar

SIAP-SIAP DULUR…. YUK HADIR DI MILAD KWA KELIMA MINGGU INI…..


MILAD KAMPUS WONG ALUS (KWA) KE-5
(Acara Silaturahmi Nasional, Bakti Sosial, Wisata Alam Gaib, Doorprize, Ijasahan Ilmu-ilmu Gaib)

wisatalalamgaib2

Assalamu alaikum Warohmatullahu Wabarokatuh.

Dengan Hormat,

Kampus Wong Alus (KWA) sebagai blog supranatural terbesar di Indonesia dan telah dikunjungi oleh 44,952,514  (data per tgl 12 April 2014 pukul 12.00 WIB) dengan jumlah kunjungan 40.000 – 50.000 orang perhari. Dengan jumlah kunjungan itu sudah bisa dipastikan KWA memiliki banyak pembaca setia blog. Untuk menjalin tali silaturahmi dan saling mengenal diantara para pembaca blog KWA ini maka akan diadakan Milad KWA ke-5. Dalam Milad ini akan diadakan kegiatan Bakti Sosial dari seluruh civitas akademika KWA. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan dapat diikuti oleh masyarakat umum dan sekitarnya. Adapun kegiatan Bakti Sosial ini akan diadakan pada :

Hari / Tanggal : Sabtu – Minggu, 19 – 20 April 2014

Waktu : Pukul 07:00 – 17:00 WIB (Bakti Sosial)
Pukul 21:00 – 03:00 WIB (Pengijasahan 49 Keilmuan)

Tempat : Cepuri Pantai Parang Kusumo
Yogyakarta, Jawa Tengah

peta-parangkusumo1

Bakti Sosial ini meliputi kegiatan :
1. Silaturahmi Nasional KWA seluruh Indonesia
2. Pendaftaran anggota KWA
3. Donor Darah
4. Konsultasi Supranatural semua masalah (rejeki, pengasihan, keselamatan, kekebalan, dll) oleh para alumni private paranormal KWA, para sesepuh KWA dan para Relawan
5. Pelatihan singkat Kepekaan Diri
6. Pengisian energi ke benda-benda pusaka (keris/tombak, dll)
7. Pengijasahan Keilmuan secara langsung oleh para alumni private paranormal KWA, para sesepuh KWA dan para Relawan (ada 49 macam keilmuan yg meliputi : terapi, pengobatan, pengaktifan, kerejekian, proteksi, kesaktian)
8. Wisata Alam Gaib
9. Pengundian Door Prize
10. Pembubaran acara silaturahmi Nasional KWA
11. Kunjungan dan sumbangan ke Yayasan Yatim & Piatu

kwa 4

Doorprize :
a) 5 pusaka (keris) tua
b) 17 pasang Buluh Perindu
c) 2 batu alami dr hasil riadhoh di alam : Kecubung Teh dan Kecubung Wulung
d) 1 Golok Ciomas, Banten
e) 1 Keris tua
f) 7 Akik pilihan
g) 7 Tasbih Wali Kukun
h) 5 VCD Modul Getaran dan Isobionik
i) 2 Kujang tua

————————————————————-

GRATIS DAN TIDAK DIPUNGUT BIAYA

YUK HADIR DULUR… KITA BERTEMU UNTUK SALING BERTEGUR SAPA, MENAMBAH SAUDARA, MENAMBAH ILMU, MENAMBAH IMAN KITA DI GELOMBANG RASA BATIN YANG SAMA. RAHAYU.. RAHAYU.. RAYAHU… WASSALAMUALAIKUM WR. WB.

Categories: >>PERPUSTAKAAN UTAMA | 73 Komentar

RUQYAH


wongalus

Berikut ini adalah salah satu dari sekian banyak cara meruqyah/ membersihkan tubuh/badan seseorang yang kemasukan mahluk halus. Gejala-gejala kemasukan makhluk halus cukup banyak, misalnya terjadi perubahan drastis terhadap kesehatan dan dokter sudah “menyerah” karena dokter tidak sanggup melakukan diagnose. Keanehan-keanehan lainnya yang cukup banyak.

Nah, sebagai seorang ahli mistik, biasanya digunakan ilmu terawangan untuk mendeteksinya. Ilmu terawangan itu seperti keker/teleskop yang digunakan seorang tentara untuk melihat musuh sebelum terjun ke medan perang.

Setelah kita mendeteksi tubuh seseorang itu ada jin yang mengganggu maka ruqyah kita mulai dengan membacakan ayat-ayat “PENYIKSA”/ AZAB/ ANCAMAN. Baca salah satu atau beberapa ayat

AL-ANFAL ( SURAH 8 : AYAT 9-14 )

إِذْتَسْتَغِيثُونَرَبَّكُمْفَاسْتَجَابَلَكُمْأَنِّيمُمِدُّكُمبِأَلْفٍمِّنَالْمَلآئِكَةِمُرْدِفِينَ (9) وَمَاجَعَلَهُاللّهُإِلاَّبُشْرَىوَلِتَطْمَئِنَّبِهِقُلُوبُكُمْوَمَاالنَّصْرُإِلاَّمِنْعِندِاللّهِإِنَّاللّهَعَزِيزٌحَكِيمٌ (10)

إِذْيُغَشِّيكُمُالنُّعَاسَأَمَنَةًمِّنْهُوَيُنَزِّلُعَلَيْكُممِّنالسَّمَاءمَاءلِّيُطَهِّرَكُمبِهِوَيُذْهِبَعَنكُمْرِجْزَالشَّيْطَانِوَلِيَرْبِطَعَلَىقُلُوبِكُمْوَيُثَبِّتَبِهِالأَقْدَامَ (11) إِذْيُوحِيرَبُّكَإِلَىالْمَلآئِكَةِأَنِّيمَعَكُمْفَثَبِّتُواْالَّذِينَآمَنُواْسَأُلْقِيفِيقُلُوبِالَّذِينَكَفَرُواْالرَّعْبَفَاضْرِبُواْفَوْقَالأَعْنَاقِوَاضْرِبُواْمِنْهُمْكُلَّبَنَانٍ (12)ذَلِكَبِأَنَّهُمْشَآقُّواْاللّهَوَرَسُولَهُوَمَنيُشَاقِقِاللّهَوَرَسُولَهُفَإِنَّاللّهَشَدِيدُالْعِقَابِ (13) ذَلِكُمْفَذُوقُوهُوَأَنَّلِلْكَافِرِينَعَذَابَالنَّارِ (14)

[9] (Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhan kamu, lalu Dia perkenankan permohonan kamu (dengan firmanNya): Sesungguhnya Aku akan membantu kamu dengan seribu (bala tentera) dari malaikat yang datang berturut-turut. [10] Dan Allah tidak menjadikan (bantuan malaikat) itu melainkan sebagai berita gembira dan supaya hati kamu tenang tenteram dengannya dan kemenangan itu pula hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.[11] (Ingatlah) ketika kamu diliputi perasaan mengantuk sebagai satu (pemberian) aman dari Allah (untuk menghapuskan kecemasan kamu) dan (ingatlah ketika) Dia menurunkan kepada kamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengannya dan menghapuskan dari kamu gangguan Syaitan dan juga untuk menguatkan hati kamu dan menetapkan dengannya tapak pendirian (kamu di medan perjuangan). [12] (Ingatlah) ketika Tuhanmu wahyukan kepada malaikat: Sesungguhnya Aku menyertai kamu (memberi pertolongan), maka tetapkanlah (hati) orang-orang yang beriman. Aku akan mengisi hati orang-orang yang kafir dengan perasaan gerun; oleh itu, pancunglah leher mereka (musuh) dan potonglah tiap-tiap anggota mereka. [13] (Perintah) yang demikian ialah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan RasulNya dan siapa yang menentang Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya Allah Maha berat azab siksaNya. [14] Itulah (azab dunia) maka rasalah dia (hai orang-orang kafir). Sesungguhnya orang-orang yang kafir disediakan baginya azab Neraka (di akhirat).

AL-HIJR ( SURAH 15 : AYAT 16-18 )

وَلَقَدْجَعَلْنَافِيالسَّمَاءبُرُوجًاوَزَيَّنَّاهَالِلنَّاظِرِينَ (16) وَحَفِظْنَاهَامِنكُلِّشَيْطَانٍرَّجِيمٍ (17) إِلاَّمَنِاسْتَرَقَالسَّمْعَفَأَتْبَعَهُشِهَابٌمُّبِينٌ (18)

[16] Dan demi sesungguhnya! Kami telah menjadikan di langit: Bintang-bintang (yang berbagai bentuk dan keadaan) serta Kami hiasi langit itu bagi orang-orang yang melihatnya. [17] Dan Kami pelihara (urusan) langit itu dari (masuk campur) tiap-tiap Syaitan yang kena rejam.[18] Kecuali Syaitan yang curi mendengar percakapan (malaikat di langit), maka ia diburu dan diikuti (dengan rejaman) api yang menyala, yang nyata kelihatan.

AL-ISRA’ ( SURAH 17 : AYAT 110-111 )

قُلِادْعُواْاللّهَأَوِادْعُواْالرَّحْمَـنَأَيًّامَّاتَدْعُواْفَلَهُالأَسْمَاءالْحُسْنَىوَلاَتَجْهَرْبِصَلاَتِكَوَلاَتُخَافِتْبِهَاوَابْتَغِبَيْنَذَلِكَسَبِيلاً (110) وَقُلِالْحَمْدُلِلّهِالَّذِيلَمْيَتَّخِذْوَلَدًاوَلَميَكُنلَّهُشَرِيكٌفِيالْمُلْكِوَلَمْيَكُنلَّهُوَلِيٌّمِّنَالذُّلَّوَكَبِّرْهُتَكْبِيرًا (111)

[110] Katakanlah (wahai Muhammad): Serulah nama “Allah” atau nama “Ar-Rahman”, yang mana saja kamu serukan (dari kedua-dua nama itu adalah baik belaka); karena Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau sembahyangmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah saja satu cara yang sederhana antara itu. [111] Dan katakanlah: Segala puji tertentu bagi Allah yang tiada mempunyai anak, dan tiada bagiNya sekutu dalam urusan kerajaanNya dan tiada bagiNya penolong disebabkan sesuatu kelemahanNya dan hendaklah engkau membesarkan serta memuliakanNya dengan bersungguh-sungguh!

AL-ANBIYA’ ( SURAH 21 : AYAT 70 )
وَأَرَادُوابِهِكَيْدًافَجَعَلْنَاهُمُالْأَخْسَرِينَ
[70] Dan mereka (dengan perbuatan membakarnya itu) hendak melakukan angkara yang menyakitinya, lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang amat rugi, (kalah dengan hinanya).

AS-SAFFAT ( SURAH 37 : AYAT 1-10 )

وَالصَّافَّاتِصَفًّا (1) فَالزَّاجِرَاتِزَجْرًا (2) فَالتَّالِيَاتِذِكْرًا (3) إِنَّإِلَهَكُمْلَوَاحِدٌ (4) رَبُّالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِوَمَابَيْنَهُمَاوَرَبُّالْمَشَارِقِ (5) إِنَّازَيَّنَّاالسَّمَاءالدُّنْيَابِزِينَةٍالْكَوَاكِبِ (6) وَحِفْظًامِّنكُلِّشَيْطَانٍمَّارِدٍ (7) لَايَسَّمَّعُونَإِلَىالْمَلَإِالْأَعْلَىوَيُقْذَفُونَمِنكُلِّجَانِبٍ (8) دُحُورًاوَلَهُمْعَذَابٌوَاصِبٌ (9) إِلَّامَنْخَطِفَالْخَطْفَةَفَأَتْبَعَهُشِهَابٌثَاقِبٌ (10)

Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani [1] Demi (hamba-hambaKu) yang berbaris dengan berderet-deret.[2] (Hamba-hambaKu) yang melarang (dari kejahatan) dengan sesungguh-sungguhnya.[3] (Hamba-hambaKu) yang membaca kandungan Kitab Suci.[4] (Sumpah demi sumpah) sesungguhnya Tuhan kamu hanyalah Satu.[5] Tuhan (yang mencipta serta mentadbirkan) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dan Tuhan (yang mengatur) tempat-tempat terbit matahari.[6] Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat (pada penglihatan penduduk bumi) dengan hiasan bintang-bintang.[7] Dan (Kami pelihara urusan langit itu) dengan serapi-rapi kawalan dari (masuk campur) tiap-tiap Syaitan yang derhaka.[8] (Dengan itu) mereka tidak dapat memasang telinga mendengar (percakapan malaikat) penduduk langit dan mereka pula dirajam (dengan api) dari segala arah dan penjuru.[9] Untuk mengusir mereka dan mereka pula beroleh azab siksa yang tidak putus-putus.[10] Kecuali siapa di antara syaitan-syaitan itu yang curi mendengar percakapan (malaikat), maka dia diburu dan diikuti dengan panah api yang menjulang lagi menembus

AD-DUKHAN ( SURAH 44 : AYAT 43-50 )

إِنَّشَجَرَةَالزَّقُّومِ (43) طَعَامُالْأَثِيمِ (44) كَالْمُهْلِيَغْلِيفِيالْبُطُونِ (45) كَغَلْيِالْحَمِيمِ (46) خُذُوهُفَاعْتِلُوهُإِلَىسَوَاءالْجَحِيمِ (47) ثُمَّصُبُّوافَوْقَرَأْسِهِمِنْعَذَابِالْحَمِيمِ (48) ذُقْإِنَّكَأَنتَالْعَزِيزُالْكَرِيمُ(49)إِنَّهَذَامَاكُنتُمبِهِتَمْتَرُونَ (50)

[43] (Ingatlah), sesungguhnya pokok Zaqqum; [44] (Buahnya) menjadi makanan bagi orang yang berdosa (dalam Neraka). [45] (Makanan ini pula panas) seperti tembaga cair, mendidih dalam perut;[46] Seperti mendidihnya air yang meluap-luap panasnya.[47] (Lalu diperintahkan kepada malaikat penjaga Neraka): Renggutlah orang yang berdosa itu dan seretlah dia ke tengah-tengah Neraka. [48] Kemudian curahkanlah di atas kepalanya (azab siksa) dari air panas yang menggelegak.[49] (Serta dikatakan kepadanya secara mengejek): Rasalah azab siksa, sebenarnya engkau adalah orang yang berpengaruh dan terhormat (dalam kalangan masyarakatmu) [50] (Kemudian dikatakan kepada ahli Neraka umumnya): Sesungguhnya inilah dia (azab siksa) yang kamu dahulu ragu-ragu terhadapnya!
AL-JATHIYA ( SURAH 45 : AYAT 7-11 )

وَيْلٌلِّكُلِّأَفَّاكٍأَثِيمٍ (7) يَسْمَعُآيَاتِاللَّهِتُتْلَىعَلَيْهِثُمَّيُصِرُّمُسْتَكْبِرًاكَأَنلَّمْيَسْمَعْهَافَبَشِّرْهُبِعَذَابٍأَلِيمٍ (8) وَإِذَاعَلِمَمِنْآيَاتِنَاشَيْئًااتَّخَذَهَاهُزُوًاأُوْلَئِكَلَهُمْعَذَابٌمُّهِينٌ (9) مِنوَرَائِهِمْجَهَنَّمُوَلَايُغْنِيعَنْهُممَّاكَسَبُواشَيْئًاوَلَامَااتَّخَذُوامِندُونِاللَّهِأَوْلِيَاءوَلَهُمْعَذَابٌعَظِيمٌ (10) هَذَاهُدًىوَالَّذِينَكَفَرُوابِآيَاتِرَبِّهِمْلَهُمْعَذَابٌمَّنرِّجْزٍأَلِيمٌ (11)

[7] Kecelakaanlah bagi tiap-tiap pendusta yang berdosa; [8] Yang mendengar ayat-ayat penerangan Allah sentiasa dibacakan kepadanya, kemudian dia terus berlagak sombong (enggan menerimanya), seolah-olah dia tidak mendengarnya; oleh itu gembirakanlah dia dengan azab siksa yang tidak terperi sakitnya. [9] Dan apabila sampai ke pengetahuannya sesuatu dari ayat-ayat penerangan Kami, dia menjadikannya ejek-ejekan; mereka yang demikian keadaannya, akan beroleh azab yang menghina. [10] Di hadapan mereka (di akhirat kelak) ada Neraka Jahanam (yang disediakan untuk mereka) dan apa jua yang mereka usahakan, tidak dapat menyelamatkan mereka sedikit pun; demikian juga yang mereka sembah atau puja selain Allah, tidak dapat memberikan sebarang perlindungan dan (kesudahannya) mereka akan beroleh azab siksa yang besar. [11] Al-Quran ini ialah hidayat petunjuk yang cukup lengkap dan orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat penerangan Tuhannya, mereka akan beroleh azab dari jenis azab siksa yang tidak terperi sakitnya.

AL-AHQAF ( SURAH 46 : AYAT 29-34 )

وَإِذْصَرَفْنَاإِلَيْكَنَفَرًامِّنَالْجِنِّيَسْتَمِعُونَالْقُرْآنَفَلَمَّاحَضَرُوهُقَالُواأَنصِتُوافَلَمَّاقُضِيَوَلَّوْاإِلَىقَوْمِهِممُّنذِرِينَ (29) قَالُوايَاقَوْمَنَاإِنَّاسَمِعْنَاكِتَابًاأُنزِلَمِنبَعْدِمُوسَىمُصَدِّقًالِّمَابَيْنَيَدَيْهِيَهْدِيإِلَىالْحَقِّوَإِلَىطَرِيقٍمُّسْتَقِيمٍ(30)يَاقَوْمَنَاأَجِيبُوادَاعِيَاللَّهِوَآمِنُوابِهِيَغْفِرْلَكُممِّنذُنُوبِكُمْوَيُجِرْكُممِّنْعَذَابٍأَلِيمٍ (31) وَمَنلَّايُجِبْدَاعِيَاللَّهِفَلَيْسَبِمُعْجِزٍفِيالْأَرْضِوَلَيْسَلَهُمِندُونِهِأَولِيَاءأُوْلَئِكَفِيضَلَالٍمُّبِينٍ (32) أَوَلَمْيَرَوْاأَنَّاللَّهَالَّذِيخَلَقَالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضَوَلَمْيَعْيَبِخَلْقِهِنَّبِقَادِرٍعَلَىأَنْيُحْيِيَالْمَوْتَىبَلَىإِنَّهُعَلَىكُلِّشَيْءٍقَدِيرٌ (33) وَيَوْمَيُعْرَضُالَّذِينَكَفَرُواعَلَىالنَّارِأَلَيْسَهَذَابِالْحَقِّقَالُوابَلَىوَرَبِّنَاقَالَفَذُوقُواالْعَذَابَبِمَاكُنتُمْتَكْفُرُونَ (34

[29] Dan (ingatkanlah peristiwa) semasa Kami menghalakan satu rombongan jin datang kepadamu (wahai Muhammad) untuk mendengar Al-Quran; setelah mereka menghadiri bacaannya, berkatalah (setengahnya kepada yang lain): Diamlah kamu dengan sebulat-bulat ingatan untuk mendengarnya!Kemudian setelah selesai bacaan itu, kembalilah mereka kepada kaumnya (menyiarkan ajaran Al-Quran itu dengan) memberi peringatan dan amaran. [30] Mereka berkata: Wahai kaum kami! Sesungguhnya kami telah mendengar Kitab (Al-Quran) yang diturunkan (oleh Allah) sesudah Nabi Musa, yang menegaskan kebenaran Kitab-kitab Suci yang terdahulu daripadanya, lagi memandu kepada kebenaran (tauhid) dan ke jalan yang lurus (agama Islam) [31] Wahai kaum kami!Sahutlah (seruan) Rasul (Nabi Muhammad) yang mengajak ke jalan Allah, serta berimanlah kamu kepadanya, supaya Allah mengampunkan sebahagian dari dosa-dosa kamu dan menyelamatkan kamu dari azab siksa yang tidak terperi sakitnya. [32] Dan siapa tidak menyahut (seruan) Rasul yang mengajaknya ke jalan Allah, maka dia tidak akan dapat melepaskan diri (dari balasan azab walau ke mana saja dia melarikan diri) di bumi dan dia tidak akan beroleh siapapun yang lain dari Allah sebagai pelindung-pelindung yang membelanya; mereka (yang demikian sifatnya) adalah dalam kesesatan yang nyata. [33] Masihkah mereka ingkar dan tidak mahu memikir serta mengetahui bahawa sesungguhnya Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan tidak mengalami kesukaran dalam menciptakannya berkuasa menghidupkan makhluk-makhluk yang telah mati? Sudah tentu berkuasa!Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. [34] Dan (ingatlah) hari orang-orang yang kafir didedahkan kepada Neraka, (lalu dikatakan kepada mereka): Bukankah (azab) Neraka ini benar? Mereka menjawab: Ya, benar, demi Tuhan kami! (Setelah itu) dikatakan lagi (kepada mereka): Maka sekarang rasalah azab siksa dengan sebab kamu kufur ingkar di dunia dahulu.

AR-RAHMAN ( SURAH 55 : AYAT 32-44 )

فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ (32) يَامَعْشَرَالْجِنِّوَالْإِنسِإِنِاسْتَطَعْتُمْأَنتَنفُذُوامِنْأَقْطَارِالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِفَانفُذُوالَاتَنفُذُونَإِلَّابِسُلْطَانٍ (33) فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ (34)يُرْسَلُعَلَيْكُمَاشُوَاظٌمِّننَّارٍوَنُحَاسٌفَلَاتَنتَصِرَانِ (35) فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ (36) فَإِذَاانشَقَّتِالسَّمَاءفَكَانَتْوَرْدَةًكَالدِّهَانِ (37) فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ (38) فَيَوْمَئِذٍلَّايُسْأَلُعَنذَنبِهِإِنسٌوَلَاجَانٌّ (39) فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ (40) يُعْرَفُالْمُجْرِمُونَبِسِيمَاهُمْفَيُؤْخَذُبِالنَّوَاصِيوَالْأَقْدَامِ(41)فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ (42) هَذِهِجَهَنَّمُالَّتِييُكَذِّبُبِهَاالْمُجْرِمُونَ (43) يَطُوفُونَبَيْنَهَاوَبَيْنَحَمِيمٍآنٍ (44)

[32] Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan? [33] Wahai sekalian jin dan manusia!Kalau kamu dapat menembus keluar dari kawasan-kawasan langit dan bumi (untuk melarikan diri dari kekuasaan dan balasan Kami), maka cubalah kamu menembus keluar. Kamu tidak akan menembus keluar melainkan dengan satu kekuasaan (yang mengatasi kekuasaan Kami; masakan dapat)! [34] Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan? [35] Kamu (wahai golongan yang kufur ingkar dari kalangan jin dan manusia) akan ditimpakan dengan api yang menjulang-julang dan leburan tembaga cair (yang membakar); dengan yang demikian, kamu tidak akan dapat mempertahankan diri (dari azab siksa itu). [36] Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan? [37] Selain itu (sungguh ngeri) ketika langit pecah-belah lalu menjadilah ia merah mawar, berkilat seperti minyak. [39] Pada masa itu tiada siapapun, samada manusia atau jin yang akan ditanya tentang dosanya (karena masing-masing dapat dikenal menurut keadaannya). [40] Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan? [41] Orang-orang yang berdosa dapat dikenal dari tanda-tandanya, lalu dipegang dari atas kepala dan kakinya (serta diseret ke Neraka). [42] Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan? [43] (Lalu dikatakan kepada mereka): Inilah Neraka Jahanam yang selalu orang-orang yang berdosa mendustakannya. [44] Mereka (terus disiksa) berulang-ulang di antara api Neraka dengan air yang menggelegak yang cukup masak panasnya!

AL-HAQQAH ( SURAH 69 : AYAT 25-37 )

وَأَمَّامَنْأُوتِيَكِتَابَهُبِشِمَالِهِفَيَقُولُيَالَيْتَنِيلَمْأُوتَكِتَابِيهْ (25) وَلَمْأَدْرِمَاحِسَابِيهْ (26) يَالَيْتَهَاكَانَتِالْقَاضِيَةَ (27) مَاأَغْنَىعَنِّيمَالِيهْ (28) هَلَكَعَنِّيسُلْطَانِيهْ (29)خُذُوهُفَغُلُّوهُ (30) ثُمَّالْجَحِيمَصَلُّوهُ (31) ثُمَّفِيسِلْسِلَةٍذَرْعُهَاسَبْعُونَذِرَاعًافَاسْلُكُوهُ (32) إِنَّهُكَانَلَايُؤْمِنُبِاللَّهِالْعَظِيمِ (33) وَلَايَحُضُّعَلَىطَعَامِالْمِسْكِينِ (34) فَلَيْسَلَهُالْيَوْمَهَاهُنَاحَمِيمٌ (35) وَلَاطَعَامٌإِلَّامِنْغِسْلِينٍ (36) لَايَأْكُلُهُإِلَّاالْخَاطِؤُونَ (37)

[25] Adapun orang yang diberikan menerima Kitab amalnya dengan tangan kirinya, maka dia akan berkata (dengan sesalnya): Alangkah baiknya kalau aku tidak diberikan Kitab amalku. [26] Dan aku tidak dapat mengetahui hitungan amalku. [27] Alangkah baiknya kalau kematianku di dunia dahulu, menjadi kematian pemutus (yang menamatkan kesudahanku, tidak dibangkitkan lagi).[28] Harta kekayaanku tidak dapat menolongku sedikitpun. [29] Kuat kuasaku (dan hujah-hujahku membela diri), telah binasa dan hilang lenyap dariku. [30] (Lalu diperintahkan malaikat penjaga Neraka): Tangkaplah orang yang berdosa itu serta belenggulah dia. [31] Kemudian bakarlah dia di dalam Neraka Jahiim. [32] Selain dari itu, masukkanlah dia dalam (lingkaran) rantai besi yang ukuran panjangnya tujuh puluh hasta, (dengan membelitkannya ke badannya)! [33] Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. [34] Dan dia juga tidak menggalakkan (dirinya dan orang lain) memberi makanan (yang berhak diterima oleh) orang miskin. [35] Maka pada hari ini, tidak ada baginya di sini (seorangpun dari) kaum kerabat serta sahabat handai (yang dapat menolongnya). [36] Dan tidak ada makanan (baginya) melainkan dari air danur. [37] Yang tidak memakannya melainkan orang-orang yang melakukan perkara yang salah.

AL-BURUJ ( SURAH 85 : AYAT 1-22 )
وَالسَّمَاءذَاتِالْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِالْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍوَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَأَصْحَابُالْأُخْدُودِ (4) النَّارِذَاتِالْوَقُودِ (5) إِذْهُمْعَلَيْهَاقُعُودٌ (6) وَهُمْعَلَىمَايَفْعَلُونَبِالْمُؤْمِنِينَشُهُودٌ (7) وَمَانَقَمُوامِنْهُمْإِلَّاأَنيُؤْمِنُوابِاللَّهِالْعَزِيزِالْحَمِيدِ (8) الَّذِيلَهُمُلْكُالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِوَاللَّهُعَلَىكُلِّشَيْءٍشَهِيدٌ (9)إِنَّالَّذِينَفَتَنُواالْمُؤْمِنِينَوَالْمُؤْمِنَاتِثُمَّلَمْيَتُوبُوافَلَهُمْعَذَابُجَهَنَّمَوَلَهُمْعَذَابُالْحَرِيقِ (10) إِنَّالَّذِينَآمَنُواوَعَمِلُواالصَّالِحَاتِلَهُمْجَنَّاتٌتَجْرِيمِنتَحْتِهَاالْأَنْهَارُذَلِكَالْفَوْزُالْكَبِيرُ (11) إِنَّبَطْشَرَبِّكَلَشَدِيدٌ (12) إِنَّهُهُوَيُبْدِئُوَيُعِيدُ (13) وَهُوَالْغَفُورُالْوَدُودُ (14) ذُوالْعَرْشِالْمَجِيدُ (15) فَعَّالٌلِّمَايُرِيدُ (16) هَلْأَتَاكَحَدِيثُالْجُنُودِ (17) فِرْعَوْنَوَثَمُودَ (18) بَلِالَّذِينَكَفَرُوافِيتَكْذِيبٍ (19) وَاللَّهُمِنوَرَائِهِممُّحِيطٌ (20) بَلْهُوَقُرْآنٌمَّجِيدٌ (21) فِيلَوْحٍمَّحْفُوظٍ (22)
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
[1] Demi langit yang mempunyai tempat-tempat peredaran bintang-bintang; [2] Dan hari (pembalasan) yang dijanjikan; [3] Dan makhluk-makhluk yang hadir menyaksikan hari itu, serta segala keadaan yang disaksikan; [4] Celakalah kaum yang menggali parit, [5] (Parit) api yang penuh dengan bahan bakaran, [6] (Mereka dilaknat) ketika mereka duduk di kelilingnya, [7] Sambil mereka melihat apa yang mereka lakukan kepada orang-orang yang beriman. [8] Dan mereka tidak marah dan menyeksakan orang-orang yang beriman itu melainkan karena orang-orang itu beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Terpuji! [9] Tuhan yang menguasai segala alam langit dan bumi dan (ingatlah), Allah sentiasa menyaksikan tiap-tiap sesuatu. [10] Sesungguhnya orang-orang yang menimpakan bencana untuk memesongkan orang-orang lelaki yang beriman dan orang-orang perempuan yang beriman, kemudian mereka tidak bertaubat, maka mereka akan beroleh azab Neraka Jahanam (karena perbuatan buruk itu) dan mereka akan beroleh lagi azab api yang kuat membakar (karena mereka tidak bertaubat). [11] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka akan beroleh Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; yang demikian itu ialah kemenangan yang besar. [12] Sesungguhnya azab Tuhanmu (terhadap orang-orang yang kufur ingkar) amatlah berat.[13]Sesungguhnya Dialah yang menciptakan (sekalian makhluk) pada mulanya dan yang mengembalikannya (hidup semula sesudah mati). [14] Dan Dialah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Pengasih. [15] Tuhan yang mempunyai Arasy yang tinggi kemuliaannya, [16] Yang berkuasa melakukan segala yang dikehendakinya. [17] Sudahkah sampai kepadamu (wahai Muhammad) perihal (kebinasaan yang telah menimpa) kaum-kaum yang menentang (Rasul-rasul yang diutuskan kepada mereka)? [18] (Mereka itu ialah kaum) Firaun dan Thamud (kaum Nabi Soleh). [19] (Kaummu wahai Muhammad, bukan saja menolak ajaranmu), bahkan orang-orang yang kafir itu terus tenggelam dalam keadaan mendustakan kebenaran; [20] Sedang Allah, dari belakang mereka, melingkungi mereka (dengan kekuasaanNya)! [21] (Sebenarnya apa yang engkau sampaikan kepada mereka bukanlah syair atau sihir), bahkan ialah Al-Quran yang tertinggi kemuliaannya; [22] (Lagi yang terpelihara dengan sebaik-baiknya) pada Luh Mahfuz.

AL-A’LA ( SURAH 87 : AYAT 1-19 )
سَبِّحِاسْمَرَبِّكَالْأَعْلَى (1) الَّذِيخَلَقَفَسَوَّى (2) وَالَّذِيقَدَّرَفَهَدَى (3) وَالَّذِيأَخْرَجَالْمَرْعَى (4)فَجَعَلَهُغُثَاءأَحْوَى (5) سَنُقْرِؤُكَفَلَاتَنسَى (6) إِلَّامَاشَاءاللَّهُإِنَّهُيَعْلَمُالْجَهْرَوَمَايَخْفَى (7) وَنُيَسِّرُكَلِلْيُسْرَى (8) فَذَكِّرْإِننَّفَعَتِالذِّكْرَى (9) سَيَذَّكَّرُمَنيَخْشَى (10) وَيَتَجَنَّبُهَاالْأَشْقَى (11) الَّذِييَصْلَىالنَّارَالْكُبْرَى (12) ثُمَّلَايَمُوتُفِيهَاوَلَايَحْيَى (13) قَدْأَفْلَحَمَنتَزَكَّى (14) وَذَكَرَاسْمَرَبِّهِفَصَلَّى (15) بَلْتُؤْثِرُونَالْحَيَاةَالدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُخَيْرٌوَأَبْقَى (17) إِنَّهَذَالَفِيالصُّحُفِالْأُولَى (18) صُحُفِإِبْرَاهِيمَوَمُوسَى (19

AL-BAQARAH ( SURAH 2 : AYAT 206 )
وَإِذَاقِيلَلَهُاتَّقِاللّهَأَخَذَتْهُالْعِزَّةُبِالإِثْمِفَحَسْبُهُجَهَنَّمُوَلَبِئْسَالْمِهَادُ
[206] Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah engkau kepada Allah”, timbullah kesombongannya dengan (meneruskan) dosa (yang dilakukannya itu). Oleh itu padanlah dia (menerima balasan azab) Neraka Jahanam dan demi sesungguhnya, (Neraka Jahanam itu) adalah seburuk-buruk tempat tinggal.

AN-NISA’ ( SURAH 4 : AYAT 166-169 )

لَّـكِنِاللّهُيَشْهَدُبِمَاأَنزَلَإِلَيْكَأَنزَلَهُبِعِلْمِهِوَالْمَلآئِكَةُيَشْهَدُونَوَكَفَىبِاللّهِشَهِيدًا (166) إِنَّالَّذِينَكَفَرُواْوَصَدُّواْعَنسَبِيلِاللّهِقَدْضَلُّواْضَلاَلاًبَعِيدًا (167) إِنَّالَّذِينَكَفَرُواْوَظَلَمُواْلَمْيَكُنِاللّهُلِيَغْفِرَلَهُمْوَلاَلِيَهْدِيَهُمْطَرِيقاً (168) إِلاَّطَرِيقَجَهَنَّمَخَالِدِينَفِيهَاأَبَدًاوَكَانَذَلِكَعَلَىاللّهِيَسِيرًا (169)

[166] (Orang-orang kafir itu tidak mahu mengakui apa yang telah diturunkan Allah kepadamu wahai Muhammad), tetapi Allah sentiasa menjadi saksi akan kebenaran Al-Quran yang telah diturunkanNya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmuNya dan malaikat juga turut menjadi saksi dan cukuplah Allah menjadi saksi (akan kebenaran Al-Quran ini). [167] Sesungguhnya orang-orang yang kafir serta menghalang orang-orang lain dari jalan Allah (agama Islam), sebenarnya mereka telah sesat dengan kesesatan yang amat jauh. [168] Sesungguhnya orang-orang yang kafir serta berlaku zalim, Allah tidak sekali-kali akan mengampunkan mereka dan tidak akan menunjukkan jalan kepada mereka. [169] Selain dari jalan Neraka Jahanam, yang mereka akan kekal di dalamnya selama-lamanya; dan balasan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

AL-MAIDAH ( SURAH 5 : AYAT 33-37 )

إِنَّمَاجَزَاءالَّذِينَيُحَارِبُونَاللّهَوَرَسُولَهُوَيَسْعَوْنَفِيالأَرْضِفَسَادًاأَنيُقَتَّلُواْأَوْيُصَلَّبُواْأَوْتُقَطَّعَأَيْدِيهِمْوَأَرْجُلُهُممِّنْخِلافٍأَوْيُنفَوْاْمِنَالأَرْضِذَلِكَلَهُمْخِزْيٌفِيالدُّنْيَاوَلَهُمْفِيالآخِرَةِعَذَابٌعَظِيمٌ (33)إِلاَّالَّذِينَتَابُواْمِنقَبْلِأَنتَقْدِرُواْعَلَيْهِمْفَاعْلَمُواْأَنَّاللّهَغَفُورٌرَّحِيمٌ (34)

يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواْاتَّقُواْاللّهَوَابْتَغُواْإِلَيهِالْوَسِيلَةَوَجَاهِدُواْفِيسَبِيلِهِلَعَلَّكُمْتُفْلِحُونَ (35) إِنَّالَّذِينَكَفَرُواْلَوْأَنَّلَهُممَّافِيالأَرْضِجَمِيعًاوَمِثْلَهُمَعَهُلِيَفْتَدُواْبِهِمِنْعَذَابِيَوْمِالْقِيَامَةِمَاتُقُبِّلَمِنْهُمْوَلَهُمْعَذَابٌأَلِيمٌ (36) يُرِيدُونَأَنيَخْرُجُواْمِنَالنَّارِوَمَاهُمبِخَارِجِينَمِنْهَاوَلَهُمْعَذَابٌمُّقِيمٌ (37)

[33]Hanyasanya balasan orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya serta melakukan bencana kerosakan di muka bumi ialah dengan dibalas bunuh (kalau mereka membunuh saja dengan tidak merampas) atau dipalang (kalau mereka membunuh dan merampas), atau dipotong tangan dan kaki mereka berselang (kalau mereka merampas saja), atau dibuang negeri (kalau mereka hanya mengganggu ketenteraman umum).Hukuman yang demikian itu adalah suatu kehinaan di dunia bagi mereka dan di akhirat kelak mereka beroleh azab siksa yang amat besar. [34] Kecuali orang-orang yang bertaubat sebelum kamu dapat menangkapnya, (mereka terlepas dari hukuman itu).Maka ketahuilah, bahawasanya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. [35] Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang boleh menyampaikan kepadaNya (dengan mematuhi perintahNya dan meninggalkan laranganNya); dan berjuanglah pada jalan Allah (untuk menegakkan Islam) supaya kamu beroleh kejayaan. [36] Sesungguhnya orang-orang yang kafir, kalau (tiap-tiap seorang dari) mereka mempunyai segala yang ada di muka bumi atau sebanyak itu lagi bersamanya, untuk mereka menjadikannya penebus diri mereka dari azab siksa hari kiamat, nescaya tebusan itu tidak akan diterima dari mereka dan mereka akan beroleh azab siksa yang tidak terperi sakitnya. [37] Mereka sentiasa berharap hendak keluar dari api neraka itu, padahal mereka tidak sekali-kali akan dapat keluar daripadanya dan bagi mereka azab siksa yang tetap kekal.

SETELAH MEMBACA SATU ATAU BEBERAPA AYAT-AYAT YANG MERUPAKAN AZAB/SIKSAAN / ANCAMAN DI ATAS MAKA LAKUKAN PENGUSIRAN KEPADA JIN YANG MASUK KE TUBUH. BACALAH SATU AYAT ATAU BEBERAPA AYAT AYAT-AYAT PENGUSIR PAKSA/PEMUKUL. SESEORANG YANG MEMILIKI AMALAN WIRID-WIRID (ASMAK, HIZIB, DOA-DOA) TERTENTU JUGA SANGAT BAGUS DIGUNAKAN SEBAGAI MEDIA MERUQYAH. DENGAN MELAKUKAN WIRID RUTIN, AKAN MUNCUL CAHAYA (NUR) WIRID YANG KUAT DI DALAM DIRI KITA. JIN TAHU SESEORANG ITU KUAT IBADAHNYA, KUAT WIRIDNYA, KUAT RIYADHOHNYA DARI CAHAYA WIRID YANG ADA PADA DIRI SESEORANG.

PADA SAAT MEMBACA AYAT-AYAT PENGUSIR PAKSA/PEMUKUL INI BIASANYA TANGAN PERUQYAH MEMUKULKAN AYAT-ALAT YANG TIDAK BERBAHAYA/TIDAK MENYAKITI TUBUH FISIK PASIEN SEPERTI SAJADAH, SORBAN, SELENDANG, TASBIH, ROTAN, BANTAL, ATAU YANG LAIN-LAIN. SEBELUM MEMUKULKANNYA PUTARLAH ALAT-ALAT (SAJADAH, SORBAN, SELENDANG, TASBIH, ROTAN, BANTAL) SEPERTI PUTARAN BALING-BALING. SEBELUM MEMULAI PUKULAN DENGAN AYAT-AYAT PENGUSIR PAKSA/PEMUKUL, BACA SURAH AL-MUKMINUN:115-118 (AFAHASIBTUM) BERIKUT INI…

 أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ (115) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ (116) وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ (117) وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ (118)

115. Maka apakah kamumengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? 116. Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia. 117. Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannyahanya pada Tuhannya. Sungguh, orang-orang kafir itu tidak akan beruntung. 118. Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampun dan berilah rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik”

LANJUTKAN DENGAN MEMBACA SATU ATAU BEBERAPA AYAT PENGUSIR PAKSA/PEMUKUL:

AL-ANFAL: 17

فَلَمْتَقْتُلُوهُمْوَلَـكِنَّاللّهَقَتَلَهُمْوَمَارَمَيْتَإِذْرَمَيْتَوَلَـكِنَّاللّهَرَمَىوَلِيُبْلِيَالْمُؤْمِنِينَمِنْهُبَلاءحَسَناًإِنَّاللّهَسَمِيعٌعَلِيمٌ

Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu’min dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

AL-`ADIYAAT:2

فَالْمُورِيَاتِقَدْحًا

dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya)
AL-INSYIQAQ:4

وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ

dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,
AL-FIIL:4

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ

yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,

AS-SYUAARA: 130

وَإِذَابَطَشْتُمبَطَشْتُمْجَبَّارِينَ

Dan apabila kamu memukul atau menyiksa lakukanlah dengan kejam bengis

AL-FURQAN: 23

وَقَدِمْنَاإِلَىمَاعَمِلُوامِنْعَمَلٍفَجَعَلْنَاهُهَبَاءمَّنثُورًا

dan Kami tujukan perbicaraan kepada apa ang mereka telah kerjakan dari jenis amal (yang mereka pandang baik), lalu Kami jadikan dia terbuang sebagai debu yang berterbangan.

AL-ANFAL:12

إِذْيُوحِيرَبُّكَإِلَىالْمَلآئِكَةِأَنِّيمَعَكُمْفَثَبِّتُواْالَّذِينَآمَنُواْسَأُلْقِيفِيقُلُوبِالَّذِينَكَفَرُواْالرَّعْبَفَاضْرِبُواْفَوْقَالأَعْنَاقِوَاضْرِبُواْمِنْهُمْكُلَّبَنَانٍ

(ingatlah) ketika Tuhanmu wahyukan kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku menyertai kamu (memberi pertolongan), maka Tetapkanlah (hati) orang-orang yang beriman. Aku akan mengisi hati orang-orang kafir dengan perasaan gelisah dan pancunglah leher mereka (musuh) dan potonglah tiap-tiap anggota mereka

 QUNUT NAZILAH

اللَّهُمَّ اِنَّا نَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِ أَعْدَاءِنَا، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ, اَللَّهُمَّ بَدِّدْ شَمْلَهُمْ، وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، وَشَتِّتْ كَلِمَتَهمْ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ، وَسَلِّطْ عَلَيْهِمْ كَلْبًا مِنْ كِلَابِكَ يَا قَهَّار , يَا جَبَّار , يَا مُنْتَقِم ,يَا اَلله , يَا اَلله, يَا اَلله , اَللَّهُمَ يَامُنْزِلَ الْكِتَابَ، وَيَامُجْرِىَ السَّحَابِ، وَيَاهَازِمَ الْأحْزَابِ , اِهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ, بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ رَّاحِيْمِيْنَ

Ya Allah, kami serahkan Engkau dibatang leher musuh kami dan kami berlindung denganMu dari kejatanan mereka, kaca-balaukanlah persatuan mereka, cerai-beraikanlah mereka, goncangkan pendirian mereka, hantarkan anjing-anjing ke atas mereka, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Wahai Tuhan Yang Bersifat Murka, Ya Allah (3x), Wahai Allah, tuhan yang menurunkan kitab (al-Quran), tuhan yang menggerakan langit, tuhan yang mengalahkan tentera ahzab, kalahkan sekutu-sekutu mereka, dan tolonglah kami atas mereka.

 TAAWUZ

أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشّيْطَانِ الرَّجِيمِ

أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ ونَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

QULHU GHONI

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ كُنْ فَيَكُونُ مَاشَاءَ اللهُ قَدِيرٌ اَبَدًا اَبَدًا

Dalam nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Katakanlah: Allah itu Esa, Jadi, Maka Jadilah! Apa yang Allah kehendaki hal-hal yang tidak pernah, tidak pernah
Semoga bermanfaat dan salam paseduluran.

@2014,wongalus

Categories: RUQYAH | 46 Komentar

Hizib Nawawi


Hizib ini diijasahkan oleh syekh Abdallah Al-Kadi

بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ . بِسْـمِ اللهِ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ ، أقُوْلُ عَلَى نَفْسِيْ وَعَلَى دِيْنِيْ وَعَلَى اَهْـلِيْ وَعَلَى اَوْلاَدِيْ وَعَلَى مَالِيْ وَعَلَى أَصْحَـابِيْ وَعَـلَى اَدْيَانِهِمْ وَعَلَى اَمْوَالِهِمْ اَلْفَ ِبِسْـمِ الله
اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ ، اَقُوْلُ عَلَى نَفْسِيْ وَعَلَى دِيْنِيْ وَعَلَى اَهْـلِيْ وعَلَى اَوْلاَدِيْ وَعَلَى مَالِيْ وَعَلَى أَصْحَـابِيْ وَعَـلَى اَدْيَانِهِمْ وَعَلَى اَمْوَالِهِمْ . اَلْفَ اَلْفِ ِ بِسْـمِ الله .
اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَقُوْلُ عَلَى نَفْسِيْ وَعَلَى دِيْنِيْ وَعَلَى اَهْـلِيْ وَعَلَى اَوْلاَدِيْ وَعَلَى مَالِيْ وَعَلَى أَصْحَـابِيْ وَعَـلَى اَدْيَانِهِمْ وَعَلَى اَمْوَالِهِمْ . اَلْفَ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِـاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ بِسْـمِ اللهِ وَبِاللهِ، وَمِنَ اللهِ، وَاِلَى اللهِ، وَعَلَى اللهِ، وفِى اللهِ ، وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِـاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ .
بِسْـمِ اللهِ عَلَى دِيْنِيْ وَعَلَى نَفْسِيْ وَعَلَى اَوْلاَدِيْ ، بِسْـمِ اللهِ عَلَى مَالِيْ وَعَلَى أَهْـلِيْ ، بِسْـمِ اللهِ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ اَعْطَانِيْهِ رَبِّيْ، بِسْـمِ اللهِ رَبِّ السَّمَوَتِ السَّبْعِ، وَرَبِّ اْلاَرَضِيْنَ السَّبْعِ، وَرَبِّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِبِسْـمِ اللهِ الَّذِيْ لاَيَضُـرُّ مَعَ اسْمِـهِ شيْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلا َفِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ ًبِسْـمِ اللهِ الَّذِيْ لاَيَضُـرُّ مَعَ اسْمِـهِ شيْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلا َفِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُبِسْـمِ اللهِ الَّذِيْ لاَيَضُـرُّ مَعَ اسْمِـهِ شيْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلا َفِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
بِسْـمِ اللهِ خَيْرُ اْلاَسْمَآءِ، فِى اْلاَرْضِ وَفِى السَّمَآءِ
بِسْـمِ اللهِ اَفْتَتِحُ، وَبِهِ اَخْتَتِمُ، اَللهُ، الله،ُ اللهُ،اللهُ رَبِّيْ لاَ اُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، اَللهُ، اللهُ، اللهُاللهُ رَبِّيْ لآاِلَـهَ اِلاَّ اَللهُاللهُ، أَعَزُّ وَاَجَلُّ وَاَكْبَرُ مِمَّا اَخَافُ وَاَحْذَرُ بِكَ للَّهُمَّ اَعُوْذُ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَمِنْ شَـِّر غَيْرِيْ وَمِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ رَبِّيْ وَذَرَأَوَبَرَأَ ،وَبِكَ اللَّهُمَّ اَحْـتَرِزُ مِنْهُمْ ، وَبِكَ اللَّهُمَّ اَعُوْذُ مِنْ شُرُوْرِهِم، ، وَبِكَ اللَّهُمَّ ادْرَأُ فِى نُحُوْرِهِمْ،ْوَاُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيَّ وَاَيْدِيْهِمْ. بسم الله الرحمن الرحيم قل هو الله أحد ، الله الصمد ، لم يلد ولم يولد ، ولم يكن له كفواً أحد.  بسم الله الرحمن الرحيم قل هو الله أحد ، الله الصمد ، لم يلد ولم يولد ، ولم يكن له كفواً أحد.  بسم الله الرحمن الرحيم قل هو الله أحد ، الله الصمد ، لم يلد ولم يولد ، ولم يكن له كفواً أحد. وَمِثْـلُ ذَلِكَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَأَيْمَانِهِمْ، وَمِثْلُ ذَلِكَ عَنْ شِمَالِيْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ، وَمِثْلُ ذَلِكَ اَمَامِيْ وَاَمَامَهُمْ ، وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ خِلْفِيْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ ، وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ فَوْقِيْ وَمِنْ فَوْقِهِمْ ، وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ تَحْتِيْ وَمِنْ تَحْتِهِمْ وَمِثْلُ ذَلِكَ مَحِيْطٌ بِيْ وَبِهِمْ
اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ لِيْ وَلَهُمْ مِنْ خَيْرِكَ بِخَيْرِكَ اَلَّذِيْ لاَ يَمْلِكُهُ غَيْرُكَ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ وَاِيَّاهُمْ فِى عِبَاَدِكَ، وَعِيَاذِكَ، وَجِوَارِكَ، وَاَمَنِكَ، وَحِزْبِكَ، وَحِرْزِكَ، وَكَنَفِكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْطَانٍ ، مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْطَانٍ وَسُلْطَانٍ وَإنْسٍ وَجَـآنٍّ، َوبَاغٍ وَحَاسِدٍ، وَسَبُعٍ وَحَيَةٍ وَعَقْرَبٍ. وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَآبَّةٍ اَنْتَ اَخِذُ بِنَاصِيَتَهِا اِنَّ رَبِّيْ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
حَسْبِيَ الرَّبُّ مِنَ الْمَرْبُوْبِيْنَ، حَسْبِيَ الخَالِقُ مِنَ اْلمَخْلُوْقِيْنَ، حَسْبِيَ الرَّازِقُ مِنَ اْلمَرْزُوْقِيْنَ، حَسْبِيَ السَّاتِرُ مِنَ اْلمَسْتُوْرِيْنَ، حَسْبِيَ النَّاصِـرُ مِنَ اْلمَنْصُوْرِيْنَ، حَسْبِيَ اْلقَاهِرُمِنَ اْلمَقْهُوْرِيْنَ، حَسْبِيَ الَّذِيْ هُوَ حَسْبِيْ، حَسْبِيْ مَنْ لَمْ يَزَلْ حَسْبِيْ، حَسْبِيَ الله ُوَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ، حَسْبِيَ الله ُمِنْ جَمِيْعِ خَلْقِهِ. (اِنَّ وَلِيِّيَ اللهُ الَّذِيْ نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّا لِحِيْنَ) (وَاِذَ اقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لاَيُؤْمِنُوْنَ بِاْلأَخِرَةِ حَجِابًا مًسْتُوْرًا، وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوْبِهِمْ أَكِنَّةً اَنْ يَفْقَهُوْهُ وَفِى اَذَانِهِمْ وَقْرًا، وَاِذَا ذَكَرْتَ رَبْكَ فِى الْقُرْآنِ وَحْدَهُ وَلَّوْا عَلَى اَدْبَارِهِمْ نُفُوْرًا)فَاِنْ تَوَلَوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِفَاِنْ تَوَلَوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِفَاِنْ تَوَلَوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِفَاِنْ تَوَلَوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِفَاِنْ تَوَلَوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِفَاِنْ تَوَلَوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِفَاِنْ تَوَلَوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِوَلاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِوَلاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ  وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَّمَدْ اِلنَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Kemudian ditiup ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakang masing – masing 3x

خَبَأْتُ نَفْسِيْ فِى خَزَاِئنِ بِسْـمِ اللهِ ِ، اَقْفَالُهَا ثِقَتِى بِـاللهِ، مَفَاتِيْحُهَا لاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَةَ إِلاَّ بِـاللهِ ، اُدَافِعُ بِكَ اللَّهُمَّ عَنْ نَفْسِيْ مَـا اُطِيْقُ وَمَا لاَ اُطِيْقُ ، لاَ طَاقَةَ لِمَخْلُوْقٍ مَعَ قُدْرَةِ الْخَالِقِ،  حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِوصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِوصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلمحَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُـوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِوصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dengan nama Allah aku ucapkan ke atas diriku, ke atas agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, sahabat-sahabatku, agama mereka dan ke atas harta benda mereka seribu “la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim”

Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, aku ucapkan ke atas diriku, agamaku, ahli keluargaku, anak-anakku, harta-bendaku, sahabat-sahabatku, agama mereka dan ke atas harta benda mereka sejuta “la haula wala quwwata illa billahil’aliyyil ‘azhim”

Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, aku ucapkan ke atas diriku, ke atas agamaku, ahli keluargaku, anak-anakku, harta bendaku, sahabat-sahabatku, agama mereka dan ke atas harta benda mereka satu bilyun  “la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim”

Dengan nama Allah, aku berlindung dan memohon keberkatan, hanya dengan nama Allah, aku memohon pertolongan dan kemenangan, dan hanya dari Allah, aku memohon kurniaan, dan hanya kepada Allah, aku bernaung dan menyandar, dan hanya ke atas Allah, aku tenggelamkan diriku, jihadku, dan kesungguhanku, dan tiada daya (daripada mengelak maksiat) dan tiada upaya (daripada mengerjakan taat) melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Bismillah, (aku ucapkan) ke atas agamaku, jiwa ragaku, anak-anakku, harta bendaku, ahli keluargaku, sahabat-sahabatku, dan atas segala sesuatu yang dikurniakan Tuhanku kepadaku.

Dengan nama Allah, Tuhan pengatur tujuh petala langit, Tuhan Pengatur tujuh petala bumi, dan Tuhan pengatur ‘Arasy yang Agung. Dengan nama Allah yang tidak memberi mudarat beserta namaNya barang sesuatu pun yang ada di bumi ini dan di langit, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Bismillah adalah sebaik-baik nama di bumi dan di langit, dengan nama Allah, aku mulakan dan aku akhiri segala-galanya. Allah, Allah, Allah, Allah Raja Pengaturku, aku tidak sekutukan denganNya barang sesuatu pun. Allah, Allah, Allah, Allah Raja Pengaturku, tiada Tuhan sebenar melainkan Allah. Allah lebih perkasa, lebih Agung dan lebih Besar daripada apa yang aku khuatiri.

Dengan Engkau ya Allah, aku berlindung dari kejahatan segala sesuatu yang diadakan oleh Raja Pentadbirku, yang dijadikan dan yang diciptakannya. Dengan Engkau ya Allah, aku bentengkan diriku dari mereka, dengan Engkau ya Allah, aku tolak dan tundukkan mereka. (aku jadikan ayat-ayat berikut sebagai pemohon syafaat) dan aku dahulukan ia dihadapanku dan dihadapan mereka, yaitu : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, katakanlah (wahai Muhammad s.a.w.) bahawasanya Allah itu Maha Esa. Allah itu Tempat Bergantung. Ia tidak beranak dan Ia pula tidak diperanakkan. Dan tiada siapa pun yang setara denganNya. (surah al-Ikhlas:1-4)

Dan seperti itu juga (aku jadikan Basmalah dan surah al-Ikhlas) disebelah kananku dan disebelah kanan mereka, dan seperti itu juga (aku jadikan Basmalah dan surah al-Ikhlas disebelah kiriku dan disebelah kiri mereka, dan seperti itu juga (aku jadikan Basmalah dan surah al-Ikhlas) dihadapanku dan dihadapan mereka, dan seperti itu juga (aku jadikan Basmalah dan surah al-Ikhlas) dibelakangku dan dibelakang mereka, dan seperti itu juga (aku jadikan Basmalah dan surah al-Ikhlas) diatasku dan diatas mereka, dan seperti itu juga (aku jadikan Basmalah dan surah al-Ikhlas) dibawahku dan dibawah mereka, dan seperti itu juga (aku jadikan Basmalah dan surah al-Ikhlas) meliputi diriku dan diri mereka.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau bagi manfaat diriku dan bagi diri mereka dari kebaikanMu dengan (hak) kebaikanMu yang tidak dimiliki oleh sesiapa pun selain Engkau.

Ya Allah, jadikanlah aku dan mereka di dalam golongan hambaMu yang sebenar dan di dalam perlindunganMu, orang-orang yang Engkau pergatikan dan orang-orang yang berdamping dengan Engkau, di dalam keamaanMu dan bentengMu, dan di dalam golonganMu dan naunganMu, daripada setiap syaitan dan raja, manusia dan jin, orang jahat dan orang yang hasud, binatang buas, ular dan kala jengking, dan daripada setiap binatang yang hanya Engkaulah Pemegang ubun-ubunnya (Pengaturnya). Sesungguhnya Tuhanku itu di atas jalan yang lurus.

Cukuplah bagiku Tuhanku daripada orang-orang yang diaturnya, cukuplah bagiku Penciptaku daripada semua ciptaanNya, cukuplah bagiku Tuhanku Yang Maha Pemberi Rezeki daripada orang-orang yang dikurniakan rezeki, cukuplah bagiku Tuhanku yang Maha Penutup (Pelindung) daripada orang-orang yang dilindungi, cukuplah bagiku Tuhanku yang Maha Penolong daripada orang-orang yang ditolong, cukuplah bagiku Tuhanku yang Maha Gagah daripada orang-orang yang digagahi, cukuplah bagiku Tuhanku yang hanya Dialah yang menjadi kecukupanku, cukuplah bagiku Tuhanku yang sentiasa menjadi kecukupanku, cukuplah bagiku Allah, dan Dialah sebaik-baik wakil, dan cukuplah bagiku Allah daripada sekalian makhlukNya, sesungguhnya penolongku ialah Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an, dan Dia pasti akan menolong orang-orang yang soleh.

{Dan apabila engkau membaca Al-Qur’an (wahai Muhammad s.a.w.), Kami jadikan dinding yang tidak dapat dilihat diantara kamu dan diantara orang-orang yang tidak beriman dengan hari akhirat. Dan Kami jadikan di atas hati mereka tutupan yang berlapis-lapis, juga sebagai penyumbat pada telinga mereka, yang menghalang telinga mereka dari memahami dan mendengar al-Qur’an, dan sebab itulah apabila engkau menyebut nama TuhanMu saja di dalam Al-Qur’an, mereka berpaling undur melarikan diri.} (Surah Al-Isra’: 45-46)

{Kemudian jiwa mereka berpaling ingkar, maka katakanlah (wahai Muhammad s.a.w.) : “Cukuplah bagiku Allah (sebagai Pemeliharaku), tiada Tuhan yang sebenar melainkan Dia. Hanya kepada Allah aku berserah diri, dan Dialah Raja Pengatur ‘Arasy yang Agung.} (Surah At-Taubah: 129)

Dan tiada daya (daripada mengelak maksiat) dan tiada upaya (mengerjakan taat) melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga curahan solawat dan salam sentiasa ke atas penghulu kami, Muhammad s.a.w., ahli keluarganya dan para sahabatnya. @@@

 

Categories: HIZIB NAWAWI | 22 Komentar

IJASAH ILMU TERAWANGAN


wongalus

sujud nabiAssalamualaikum wr wb.. apa kabar dulur??? semoga selalu baik dan selalu meningkat ketaqwaan kita semua atas ijin NYA. Menyemarakkan milad KWA, 19 April 2014 di parangkusumo Yogyakarta maka bersama ini saya ijasahkan ilmu terawangan bagi siapa yang ingin mengamalkan.

Tata cara:

tawassul, kirim alfatihah kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh nabi, seluruh malaikat, seluruh waliyullah, seluruh muslimin dan muslimat, serta seluruh pengijasah ilmu-ilmu

Bismillahirrohmanirrohim….

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

== WA’INDAHU MAFAATIHUL GHAYBI, LAA YA’LAMUHAA ILLAA HUWA WAYA’LAMU MAA FIIL BARRI WAL BAHRI, WAMAA TASQUTHU MIN WARAQATIN ILLAA YA’LAMUHAA WALAA HABBATIN FII ZHULUMAATIL ARDHI WALAA RATHBIN WALAA YAABISIN ILLAA FII KITAABIN MUBIININ ====

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” 

59

Baca Al Qur’an surat Al-An´âm ayat 59

Wiridkan ayat ini 1100/hari x selama 40 hari. Saat wirid usahakan dalam kondisi wudhu. PERSIAPKAN DIRI UNTUK MELIHAT HAL-HAL GAIB DAN JANGAN KAGET BILA TIBA-TIBA MATA FISIK dan MATA BATIN ANDA MENJADI SANGAT WASPADA. Silahkan diamalkan semoga adan manfaatnya dan barokah buat anda sedulur.. Wassalamualaikum wr wb.
@wongalus,2014
Categories: IJASAH ILMU TERAWANGAN | 248 Komentar