Wimans
santosoimanwahyu@yahoo.com
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salawat dan salam untuk Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan Salam untuk semua sedulur dan sesepuh di KWA ini.
Saya mencoba menjawab yg ditanyakan Sedulur bodokeremezken. dengan minimnya ilmu saya dan keterbatasan saya: Bismillah : Apa yang dimaksud dengan ;meskipun badanku didunia tpi ruhku ada pada genggamanya dan bagaimana cara memposisikanya?
Mengkaji ruh memang sedikit mendalam jika di kaji untuk mencari keberadaannya waktu hidup maupun setelah wafat maka kita memasuki hukum haram untuk sebagian ulama secara syariat : berdasarkan Al Quran : “Mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan kalian hanya diberi sedikit pengetahuan’.” – QS Al-Isra’ (17): 85.
tapi jika kita mengkaji bukan mencari keberadaan Ruh dikarenakan sebagai pendalaman menuju Makrifatullah maka akan menjadi boleh (Insya Allah…Wallahu alam)
“ Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. “ [QS Surat 39.ayat 42]
::Habib Syaikh bin Ahmad Al-Musawa, dalam karyanya berjudul Apa itu Ruh?, menyatakan, definisi ruh adalah, “ciptaan/makhluk yang termasuk salah satu dari urusan Allah Yang, Mahatinggi. Tiada hubungan antara ia dengan Allah kecuali ia hanyalah salah satu dari milik-Nya dan berada dalam ketaatan-Nya dan dalam genggaman (kekuasaan)-Nya.
Berkaitan yg sedulur tanyakan tadi maka secara otomatis disadari atau tidak memang hal itulah yg sebenar-benarnya terjadi bagi smua mahluk.. Bagi orang yg beriman demikianlah ketentuannya yg harus dijalani : Badan di dunia tapi ruh ku ada di gengamanNya… berlakulah sifat dari ” Laa Haw La walaa Quwata ilaa bilallah” sesungguhnya kita hidup ini adalah tidak punya daya..melihat karena Allah menghendaki kita melihat..bergerak karena Allah menghendaki kita bergerak…kita hanya Wayang…contoh umumnya kita ada janji tiba-tiba kita sakit…itu menandakan kita tidak mempunyai kuasa untuk badan kita..oleh karena itu pada Sholat kita yg pertama waktu bergerak adalah takbir..Allahhu Akbar..ini menunjukan bahkan pada sholat pun kita tetap kecil..sehingga Allah sangat melaknat orang yg sombongnya karena berarti ingin menjadi tandingannya..
Al-Ghazali, dalam Ihya’-nya, menyebutkan, kata-kata ruh, jiwa, akal, dan hati, sejatinya merujuk pada sesuatu yang sama, namun berbeda dalam ungkapan. Sesuatu ini, jika ditinjau dari segi kehidupan jasad, disebut ruh. Jika ditinjau dari segi syahwat, ia disebut jiwa. Jika ditinjau dari segi alat berpikir, ia disebut akal. Dan jika ditinjau dari segi ma’rifat (pengetahuan), ia disebut hati (qalb)/qalbu. Sehingga Syeh Siti Jenar berkata : bahwa kita ini sebenarnya Mati karena hidup yg sebenarnya adalah akhirat nanti..jika kita hubungkan dengan Al Quran sesuai dengan ayat diatas tadi..
Jadi kesimpulannya sudah seharusnya Manusia menyadari bahwa Badan di dunia tapi ruh ku ada di gengamanNya…mutlak sebagai hal yg dipahami..sehingga jika kita memeluk Agama Islam itu bukan suatu pilihan yg begitu saja terjadi tapi Hidayah Allah yg membuat kita menjadi Muslim. Demikian jawaban saya yg daif dan terbatas pengetahuannya.. Yang benar semata-mata datang dari Allah kalau salah pasti datang karna saya.
Wallahu alam.
Wassalamualaikum Wr. WB.
KOMENTAR